Cintai Al Qur’an, Fondasi Awal Mencetak Calon Mujahid Palestina .

by -2168 Views

185472_513149862045577_696889463_nSuatu Kehormatan bagi Salimah mendapat kunjungan silaturahim dari Ustadzah Haifa binti Ridwan, seorang ukhti Pimpinan Darul Quran wa Sunnah dari Gaza, Palestina. Beliau adalah Muslimah yang fokus mengkader anak-anak di Gaza menjadi penghafal Qur’an .

Dalam kunjungannya beliau memaparkan tentang startegi pemerintah Palestina di Gaza mengkader anak-anak Palestina menjadi Mujahid dan Mujahidah yang di awali dengan menumbuhkan kecintaan anak-anak pada kitab suci Al Qur’an. Masyarakat di Gaza mendirikan banyak lembaga-lembaga penghafal Al qur’an bagi anak-anak dan Muslimah. Saat ini ada puluhan ribu anak-anak mengikuti program tahfidz Qur’an dan mendapat support langsung dari Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyyah. Dalam segala keterbatasan sarana dan dana mereka tidak berhenti berjuang dan berkarya. Kunjungan Ustadzah Haifa binti Ridwan sangat menginpsirasi ibu-ibu pengurus Salimah untuk terus bersemangat membekali anak-anak kami untuk menghafal Al Qur’an sedari kecil.

Berikut ini adalah kesan Ibu Khoir  , pengurus Salimah yang berkesempatan silaturahim dengan beliau.

Alhamdulillah, tanggal 12 Januari 2012, saya mendapat kesempatan mendengarkan pemaparan langsung salah seorang tokoh wanita Palestina di bidang Daurah Qur’an. Haifa Binti Ridwan, demikian nama beliau, bersama suaminya secara sukarela mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mencetak generasi Qur’ani, penghapal Al Qur’an, di lembaga yang disebut Daurah Al Qur’ah Al Fallah.

Tinggal di Gaza yang sudah sekian lama diblokade oleh Israel, dan sisa-sisa penyerangan brutal 3 tahun yang lalu, bukan perkara mudah, untuk menghilangkan trauma bagi para Ibu dan anak-anak.  Namun, para Ibu di Gaza punya cara dan semangat yang luar biasa dalam mempersiapkan anak-anaknya menghadapi gempuran Israel yang tidak bisa diprediksi ini.

Lewat video kita akan termangu-mangu melihat bocah-bocah lucu yang telah dicetak mentalnya sebagai calon mujahid, yang berani melakukan perlawanan terhadap Israel. Modal cinta Allah, faham, dan hafal Al Qur’an adalah bekal yang diberikan oleh Ibu-ibu mereka…

Sebagai seorang Ibu, saya tidak kuat ketika mendengar penjelasan:
“Kami mendidik anak-anak yang ada di sana, untuk memberikan perlawanan, memberikan rasa mantap dalam melawan Israel….”

Walaupun mereka bisa seorang istri yang ditinggal syahid suami, seorang istri yang suaminya dipenjara, atau seorang Ibu yang ditinggal syahid anaknya…, mereka masih bisa berteriak lantang ketika mendapat serangan, atau ketika anak-anak mereka cacat…: “Ini adalah tebusan dari kami untuk Al Aqsha…!!!”

Dan apabila anak mereka gugur satu di medan pertempuran, mereka akan mengirim anak-anak mereka berikutnya untuk maju lagi memberi perlawanan lagi…

Subhanallah…

Rasanya yang kita perjuangan sebagai seorang Ibu di hadapan Allah belum ada sekuku hitamnya ibu-ibu di bumi Filistin ini..

Pantas, bumi ini disebut bumi para syuhada…
Karena para Ibunya memompa, memberi rasa mantap, rasa berani kepada anak-anak mereka…

(Iin Muchtadi)

Leave a Reply