Adab Bertamu

by -2368 Views

ADAB BERTAMU

Silaturahim sangat dianjurkan dalam Islam, berkunjung atau bertamu adalah salah satu kegiatannya.

Islam telah mengatur etika atau adab bertamu bagi umatnya, sebagaimana telah diberi contoh oleh Rasulullah SAW.

1. Mengucapkan Salam
Rasulullah SAW minta izin kepada Sa’ad bin Ubaidah dengan mengucapkan “Assalamualaika warahmatullah”. (Riwayat Ahmad)

2. Meminta Izin
Setelah mengucapkan salam hendaknya tamu meminta izin, misalnya dengan ungkapan, “Bolehkah saya masuk?”
Dari Al Kaladah bin Handal RA, beliau mengatakan, “Saya mengunjungi Rasulullah SAW hingga saya memasuki rumahnya tanpa mengucapkan salam. Maka Rasulullah SAW mengatakan, ‘kembalilah dan katakana, assalamualaikum, bolehkah saya masuk?” (Riwayat At –Tirmidzi)

3. Batas Meminta Izin Sebanyak Tiga Kali
Rosululloh SAW bersabda, “Meminta izin sebanyak tiga kali. Jika diizinkan, maka itu hakmu, tapi jika tidak, maka pulanglah.” (Riwayat Bukhari).

Dari Hadits di atas bisa disimpulkan, apabila tamu sudah mengucapkan salam dan meminta izin selama tiga kali, dan tidak ada jawaban, hendaknya ia meninggalkan rumah yang hehdak dikunjungi.

4. Tidak Menengok ke Dalam Rumah yang Dikunjungi
Di samping meminta izin dan mengucap salam, tamu hendaknya tidak menengok ke dalam rumah yang hebdak dikunjungi. Sebab, disyariatkannya meminta izin, bertujuan agar privasi pemilik rumah terjaga.
Rosululloh bersabda, “Sesungguhnya adanya izin disebabkan karena pandangan.” (Riwayat Bukhari)

Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa seorang wanita Anshar mengadu kepada Rosululloh SAW mengenai anak dan orangtuanya yang sering keluar masuk rumahnya, padahal saat itu kondisi wanita ini tidak nyaman kalau dilihat. Karena sebab itulah turunlah ayat, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin … “ (An Nur [24]:27)

5. Dibolehkan Memberi Isyarat
Dibolehkan menggunakan isyarat lain seperti mengetuk pintu, berdehem, atau menggesekkan kedua sandal, sebagaimana yang telah dilakukan Ibnu Mas’ud RA, yang diriwayatkan oleh At Thabari. Beliau berdehem untuk memberi isyarat bahwa beliau telah berada di depan pintu rumah.
Walau boleh, hendaknya hal itu dilakukan sekedarnya, hingga tidak menimbulkan “keributan”, yang bias membuat penghuni rumah takut atau terganggu.

6. Jika Pintu Rumah Tak Berpenghalang. Tamu Berada di Sisi Pintu
Kalau pintu dalam keadaan terbuka, atau tidak ada penutup sama sekali, hendaknya tamu tidak berdiri di depan pintu sewaktu meminta izin, tapi berada di sisi kanan atau kirinya, guna menjaga privasi si pemilik rumah.

Dari Abdullah bin Bushri RA, “Rosululloh SAW ketika hendak bertamu tidak menghadap langsung ke arah pintu, tapi beliau berdiri di sisi kanan atau kiri, lalu mengucapkan assalamualaikum. Saat itu rumah-rumah belum memiliki penutup.” (Riwayat Abu Dawud)

7. Menyebutkan Identitas yang Jelas
Jika ditanya penghuni rumah mengenai identitas, hendaknya tamu memberikan jawaban yang jelas. Dengan demikian, tuan rumah mengenal dengan jelas, siapa yang sedang berkunjung sebelum ia membuka pintunya lebar-lebar.

Dari Jabir RA, beliau mengatakan, “Saya mengunjungi Rosululloh SAW dan mengetuk pntu. Rosululloh SAW lalu mengatakan, “Siapa ini?” Saya mengatakan,”Saya”. Lalu Rosululloh SAW mengatakan, “Saya! Saya!” Sepertinya beliau tidak suka.” (Riwayat Al-Bukhari).

Leave a Reply