DEKLARASI SALIMAH TAIWAN

by -1779 Views

Salimah-TaiwanSambutlah seruan kami
Para muslimah cinta negeri
Kami berjuang menempa diri
‘Tuk membangun peradaban Islami
Anggun dinamis dan bersahaja
Meretas dan memupuk persaudaraan
Membangun masa depan nan gemilang
Dalam terangnya cahaya Islam

Sebait lagu yang menyiratkan profil muslimah produktif ini terdengar merdu di suatu sudut kota Taipei hari Ahad, 14 April lalu. Terlihat suasana bahagia dari para undangan saat sekelompok mahasiswi Aceh (Hualien Voice) yang tengah menuntut studi di National Dong Hwa University (NDHU) membawakan lagu Mars SALIMAH di acara Deklarasi SALIMAH (Persaudaraan Muslimah) Taiwan.

Hari itu, para muslimah Indonesia di Taiwan menyelenggarakan acara Deklarasi SALIMAH cabang Taiwan. Pada acara ini, dilakukan pelantikan terhadap 15 pengurus SALIMAH Taiwan yang terdiri dari komponen mahasiswi dan pekerja muslimah di Taiwan.

Sejumlah rangkaian acara Talkshow “Keluargaku, Syurgaku” dan Pelatihan Enterpreneurship yang diisi langsung oleh Ketua Umum SALIMAH Pusat, Ibu Hj. Nurul Hidayati, SS, MBA dan Ibu Ir. Etty Pratiknyowati. Acara yang dilaksanakan di aula Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei ini dimulai pukul 09.30 Waktu Taiwan. Acara yang dihadiri oleh para ibu-ibu muslimah Indonesia yang menikah dengan Taiwanese, pekerja wanita serta para mahasiswi Indonesia di Taiwan. Sekitar 40 undangan terlihat memenuhi ruang aula KDEI meski pagi itu kota Taipei diguyur hujan.

Alhamdulillah, Organisasi masyarakat (Ormas) yang bergerak dalam bidang pemberdayaan muslimah, pengokohan institusi keluarga serta perlindungan memadai bagi anak ini disambut baik sekali oleh semua pihak. Berdasarkan data terkini sekitar 193.000 warga Indonesia di Taiwan dan 80% nya adalah pekerja wanita dengan segala permasalahannya, sehingga kehadiran organisasi khusus muslimah ini dirasa perlu untuk mengisi ruang amal bagi wanita Indonesia di Taiwan yang jauh dari keluarga untuk saling berbagi dan meningkatkan kapasitas diri lewat berbagai kegiatan di dalamnya, demikian ungkapan Bapak Ahmad Syafrie, ketua Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) yang turut hadir membuka acara ini.

Di acara Talkshow “Keluargaku, Syurgaku” yang membahas tentang bagaimana membangun hubungan positif dalam keluarga, Bu Nurul memberikan paparan tentang pentingnya menuntut ilmu dan terus belajar untuk mengembangkan kemampuan diri muslimah, karena ibu adalah sekolah pertama bagi anak.

Sebagai muslimah, kita juga dianjurkan untuk senantiasa melakukan amal-amal kebaikan dalam lingkup keluarga dan masyarakat serta bergabung dalam kegiatan kelompok untuk mengorganisir dan mengumpulkan kebaikan-kebaikan dalam masyarakat karena kebaikan yang tidak terorganisir akan terkalahkan oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik. Lalu mengapa harus terus melakukan amalan? Karena manusia tidak pernah luput dari dosa dan salah satu cara menghapus kelemahan manusia adalah dengan tetap melakukan kebaikan, sekecil apapun itu.

Dalam sesi ini, ada diskusi menarik dari para ibu yang memiliki anak-anak yang sudah bersekolah dan sangat fasih berbahasa Mandarin, sehingga kadang orangtua sulit mengontrol buku bacaan anak dan mereka juga kurang suka diberikan buku bacaan berbahasa Indonesia yang dianggap bagus oleh orangtua karena anak-anak lebih mahir berbahasa Mandarin.

Di sini Ibu Nurul memberi tips komunikasi efektif pada anak dan mengajarkan para ibu tentang kerendahan hati untuk saling belajar bahasa dan tidak sekedar memprotes anak. Kemampuan berbahasa ini dirasa cukup penting disini, dengan melihat karakter positif dari masyarakat Taiwan sendiri.

Sepanjang 2 hari Ibu Nurul tiba di Taiwan, beliau mengungkapkan betapa secara umum warga Taiwan memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan fitrah manusia, seperti senang pada kebersihan, ramah, fair (jujur), suka menolong dan tidak merendahkan orang lain. Menurut beliau, ini adalah karakter potensial yang memungkinkan mereka untuk bisa diarahkan ke arah yang lebih baik dan ini tentu saja dilakukan lewat komunikasi dengan bahasa yang mereka pahami.

Setelah sesi istirahat untuk makan siang dan sholat Zuhur, acara dilanjutkan dengan pelatihan entrepreneurship yang mengusung tema “Memulai Usaha Mandiri Dengan Jiwa Wirausaha”. Dalam sesi ini, Ketua Bidang Ekonomi, Sosial dan Kesehatan Lingkungan SALIMAH Pusat yang juga lulusan Teknik Pangan UGM, Ibu Ir. Etty Pratiknyowati menyatakan bahwa wirausaha adalah bentuk tradisi kebaikan lain yang perlu diupayakan untuk membawa keberkahan bagi kehidupan bermasyarakat melalui indikasi kemakmuran. Sosiolog David Mc Clelland menyatakan bahwa suatu negara dikatakan makmur bila jumlah pengusahanya mencapai 2% dari total penduduknya, sementara Indonesia masih sangat sedikit jumlah enterpreneurnya, yaitu 0,18% dari jumlah penduduk, bila dibandingkan dengan Singapura (7,12% adalah pengusaha) dan US (12,5% adalah pengusaha).

Berbicara tentang kemakmuran, Bu Etty bercerita bahwa setibanya mereka di Taiwan, ketika menumpang taksi mereka melihat betapa ramahnya sang supir taksi. Sepanjang perjalanan ia bertanya, berbicara dan tak lupa memuji bila ada sesuatu yang dianggapnya baik. Ini dapat menjadi suatu ukuran kemakmuran, bahwa ketika seseorang makmur, ia akan dengan bahagia menjalankan aktivitasnya dan tenang dalam mencari rezeki.

Di sesi diskusi pun para peserta terlihat antusias bertanya tentang kiat-kiat sukses bisnis muslimah pada Bu Etty yang saat ini tengah mengembangkan perusahaan pangan PT SALIMAH Prima Cita yang merintis usaha pengolahan pangan sehat seperti Bakso Ikan dan Frozen Food dengan konsep komunitas untuk meningkatkan ekonomi organisasi.

Beliau berpesan, sangat penting bagi para muslimah untuk membekali diri semaksimal mungkin dengan berbagai ilmu sebelum terjun ke dunia praktik wirausaha. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa barangsiapa yang menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat juga dengan ilmu dan barangsiapa ingin keduanya, maka harus dengan ilmu. Demikianlah sifat ilmu yang terus meninggikan derajat para pencarinya.

Oleh karenanya, semoga kehadiran ormas ini dapat menjadi wadah bagi perempuan Indonesia di Taiwan untuk terus belajar, mengembangkan diri sehingga dapat membangun keluarga dan peradaban yang baik meski berada jauh dari tanah air. Acara pun ditutup pada pukul 16.30 Waktu Taiwan.

SALIMAH kami pendukung citamu
SALIMAH kami bangga padamu
SALIMAH jalan panjang dan berliku
Tak menjadikan gentar dan ragu
Karna Allah menyertai slalu 2 x

Kontributor: dr. Novi Maulina

Leave a Reply