MENCEGAH KEJAHATAN SEKSUAL PADA ANAK

by -1468 Views

Mencegah kejahatan seksual pada anak merupakan judul Seminar rangkaian acara Rakornas Salimah 2014 yang berlangsung di PP PON Cibubur, Jakarta, 25 Mei 2014. Mencegah lebih baik daripada mengobati dan memulihkan. Mencegah kejahatan berarti orang tua perlu proaktif dalam mengantisipasi kasus kejahatan serupa menimpa generasi bangsa.

Diantara cara pencegahan yang disarankan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati dalam Seminar yang diselenggarakan Persaudaraan Muslimah atau Ormas Salimah, antara lain orang tua dalam hal ini ibu perlu memperkenalkan kepada anak bahwa “Tubuhmu sangat berharga”. Anak perlu diberikan pemahaman tentang sentuhan yang bisa jadi baik, membingungkan ataupun buruk.

Sentuhan baik ketika dilakukan antara bahu ke atas atau lutut ke bawah. Termasuk sentuhan yang membingungkan karena menimbulkan tanda tanya, ketika ada orang lain yang menyentuh bagian badan atau antara bahu sampai lutut anak. Sedangkan sentuhan yang mengenai tubuh yang ditutupi pakaian renang atau pakaian dalam, maka hal ini termasuk kategori berbahaya alias sentuhan buruk.

Untuk mengantisipasi kejahtan seksual yang seringkali menimpa anak-anak, maka orang tua penting membangun kedekatan pada anak, mengajak mereka berbicara dengan gaya santun,arif dan bijaksana sehingga terbangun rasa nyaman dan aman pada anak terhadap orang terdekat mereka, yakni orang tua sebagai penerima amanah dari Yang Maha Pemberi.

Kini, anak tidak hanya sebagai korban melainkan ada pula anak-anak yang kecanduan pornografi. Saat ini media yang menyiapkan tontonan berbahaya tersebut sangat mudah diperoleh, baik melalui media televisi, telpon genggam, internet dan media lainnya. Hal ini bisa diantisipasi melalui kedekatan ortu kepada anak disamping kedekatan ortu kepada Allah Swt, sebagai Penjaga anak kita sepanjang waktu dan dimana saja.

Menurut para ahli, kerusakan otak pada anak jauh lebih dahsyat saat ditimpa pornografi, yakni kerusakan pada Pre Fontral Cortex yang bertugas layaknya Direktur, tempat moral dan nilai pada diri manusia. Bahkan ada lima bagian otak yang rusak, sehingga sangat membahayakan masa depan anak.

Kepada orang tua yang mengetahui anaknya menjadi korban pornografi atau kejahatan seksual, Ibu Rahmi, Psi sebagai nara sumber dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa anak diminta bercerita dengan terlebih dulu membangun suasana yang nyaman. Kemudian ajarkan anak untuk memaafkan. Dalam hal ini, ortu perlu membangun hubungan yang hangat dan rasa aman, memberikan pelukan dan belaian pada mereka, bertanya dengan cara perlahan terhadap hal-hal yang mereka alami, memeriksa anus dan kemaluan anak serta melakukan terapi.

Membekali anak-anak dengan pengetahuan dan praktek agama, membangun kebiasaan berpikir kritis dan membuat anak merasa bahagia. Ajarkan anak bijak dalam menggunakan teknologi dan mampu memilih teman dan pergaulan.

Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah)

Leave a Reply