Adab Muslimah dengan Sesama (1)

by -1761 Views

teman2

Islam adalah agama paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari keshalihan individu, sosial hingga kehidupan bernegara dan antar negara dalam tatanan global. Karena sejatinya, Islam adalah sistem integral yang bertujuan untuk menyebarkan kasih sayang kepada seluruh alam. Hal ini bisa difahami karena Islam merupakan agama langit yang langsung diatur oleh Allah. Sedang Dialah Yang Maha Mengetahui akan semua kebutuhan dan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.

Sayangnya, kecemerlangan Islam seringkali tidak berkorelasi positif dengan fenomena akhlak kaum Muslimahin. Ada seorang hafizh al-Qur’an yang melakukan korupsi, ada juga ustadz yang melakukan perbuatan cabul, atau seorang beragama Islam yang mencuri, melakukan tindakan kriminal dan kekejian lainnya. AL ISLAM MAHJUUBUN LIL MUSLIMAHIN

Tentu, ini bukan justifikasi. Karena banyak juga kaum Muslimahin yang baik secara akhlak dan dalam kehidupan antar umat manusia. Tujuannya, agar Islam yang cemerlang bertemu secara sempurna dengan kecemerlangan-kecemerlangan pemeluknya.

Sebelum baik kepada siapapun, Muslimah yang ideal haruslah baik hubungannya dengan Allah Sang Pencipta. Kebaikannya ini bisa dilihat dari kualitas ibadahnya. Bukan saja ibadah yang terlihat secara indrawi, tetapi lebih dari itu adalah ibadah batin yang hanya diketahui oleh dirinya dan Allah.

Maknanya, shalatnya yang terlihat secara fisik, haruslah terkoneksi dengan baik dalam tataran batin. Yakni merasa diawasi oleh Allah sehingga shalatnya bisa menjadi pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Selain shalat, ia adalah sosok yang sedikit sekali lalai, menunaikan zakat, memampukan diri untuk beribadah haji, dan melakukan semua amalan untuk mengundang ridha dan ampunan Allah.

 

Diantara akhlak yang diajarkan dalam islam adalah bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia. Ada hal2 yang perlu kita perhatikan, agar agama yang Rahmatan Lil Alamin ini memang dapat dirasakan oleh kita semua.  Diantaranya:

 

  1. Mencintai karena Allah

Di antara sifat yg paling nampak dari seorang muslimah sejati adalah, kecintaannya yang tulus kepada saudara dan teman-temannya. Cinta persaudaraan yang dilandasi keimanan kepada Allah dan mengikuti Sunnah Rasulullah saw. Karena kita mengetahui, dlm QS al Hujurat:10 “Sesungguhnya semua mukmin adalah saudara

Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim  juga disebutkan, “Ada tiga perkara yang dengannya seseorang akan merasakan manisnya iman; menjadikan Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan benci apabila dirinya kembali pada kekufuran setelah Allah swt mengeluarkannya dari kekufuran tersebut sebagaimana kebenciannya apabila dilemparkan ke dalam api neraka”

Dan balasan dari mereka yang mencintai karena Allah, akan mendapat naungan dari Allah, di mana tidak ada lagi naungan selain naunganNya,

Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: 1) Pemimpin yang adil, 2) pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah),3) seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), 4) dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, 5) seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, 6) seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan 7) seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” (HR Bukhari)

  1. Tidak memutus Hubungan dan Tidak Berselisih dengan saudaranya

Islam tidak membenarkan saling membenci, memutuskan hubungan dan saling berselisih.

Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah disebut saling mencintai karena Allah, jika karena kesalahan pertama saja sudah memisahkan mereka berdua” Hadits dikeluarkan oleh Bukhari

Islam tidak menafikan tabiat manusia yang dapat memancing kemarahan dan perubahan perasaan, karenanya Allah berpesan dalam QS Al Hujurat :10

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Perbedaan itu suatu keniscayaan, yang mungkin akan menyebabkan perselisihan. Karenanya Islam memberikan toleransi waktu agar mereka kemudian berdamai

Rasulullah saw bersabda; “Tidak dihalalkan bagi seorang mukmin yang berselisih dengan saudaranya melebihi tiga hari, ketika bertemu mereka saling menyalahkan. Dan yang terbaik dari keduanya adalah yang pertama kali mengucapkan salam” (Bukhari Muslim)

Jika mereka tidak segera melakukan gencatan senjata, berdamai maka akan semakin bertambah dosa. Dan ancaman bagi mereka, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendiamkan saudaranya selama satu tahun, sama seperti dia telah membunuhnya” (Bukhari)

Rasulullah memberikan kita teladan agar memiliki karakter yang indah, dalam sabdanya, “Jauhilah oleh kalian prasangka karena prasangka itu ungkapan yang paling bohong. Dan janganlah kalian mencari kejelekan orang lain, memata-matainya, merasa tersaingi, saling dengki, dan saling membenci dan memusuhi. Akan tetapi, jadilah kalian hamba Allah yang bersuadara” (Bukhari, Muslim)

Seorang muslimah yang benar-benar memahami petunjuk Rasuullah saw ini, agar menjaga kemuliaan akhlak mencakupi rasa cinta, empati dan persaudaraan, dia tidak akan membiarkan dirinya dikuasai rasa dendam dan permusuhan, kecuali dalam hatinya ada penyakit, ada fitrahnya yang sudah tidak lurus.

  1. Bersifat Lapang dada dan Pemberi Maaf

Serang muslimah yang baik, apabila dilanda perasaaan marah atas perbuatan saudaranya, dia dapat menahan kemarahan tersebut. Kemudian dia segera memberikan maaf kepada saudaranya itu, tidak memandang bahwa itu adalah merupakan kelemahan diri atau aib, tetapi bahkan merupakan kebaikan di dalamnya yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah swt. “… Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan” (3:134)

Amarah itu merupakan beban dalam hati yang sangat berat menahannya. Ibarat kobaran api yang membakar dalam hati dan membara. Padahal ketika hati itu lapang dan memaafkan, maka dia telah melepaskan beban, dan akan merasakan keringanan, ketenangan dan ketenteraman dalam hati.

Tidaklah seorang hamba memberi maaf kecuali Allah tambahkan baginya kemuliaan, dan tidaklah seseorang tawadhu karena Allah kecuali akan Allah tinggikan derajatnya” Muslimah

Kemuliaan yang diberikan Allah tersebut dapat menyatu dalam perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang muslimah yang mempunyai sifat toleran dan pemaaf.

to be continue….