Pelatihan Kepemimpinan Pengurus Salimah Kudus

by -2016 Views

img_0498

 

 

 

 

 

Serius tapi santai, sederhana tapi sarat makna. Mungkin itulah yang menggambarkan suasana Pelatihan Kepemimpinan Pengurus Salimah (PKPS) yang diadakan Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Kudus pada ahad, 2/10. Acara yang bertempat di ruang pertemuan SDIT Al Islam Kudus ini merupakan program kerja Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Manusia. Ketua panitia, Faradila Noor Khasanah, menyatakan “Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas, kompetensi dan integritas pengurus. Kami sebagai pengurus daerah mempunyai kewajiban untuk membekali pengurus cabang yang baru dilantik agar lebih mengenal Salimah dan mampu bekerja optimal dalam menjalankan amanah organisasi.”
Sejak dimulai dari pukul 09.00 WIB, para peserta yang terdiri dari perwakilan pengurus PD dan PC Se-Kabupaten Kudus tampak antusias. Apalagi, narasumber kali ini adalah pengurus pimpinan wilayah Salimah Jawa Tengah. Acara ini diawali oleh sambutan dari Ketua PD Salimah, Yuliana Dewi Rahmawati, dilanjutkan dengan Lagu Indonesia Raya, Mars Salimah dan acara inti berupa materi pelatihan.
Dalam sambutannya, Yuliana Dewi Rahmawati menyampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber dan peserta yang telah meluangkan waktu di tengah-tengah hari libur, mengingat sebagian besar undangan yang hadir adalah wanita pekerja. Yuliana juga menyampaikan permohonan maaf kepada Ketua PW Salimah Jawa Tengah karena mendahului rencana program kerja PW yang sejatinya PKPS menjadi program kerja tahun 2017-2018. PD Salimah Kab. Kudus menyelenggarakan PKPS pada tahun 2016 dengan tujuan membekali para pengurus Pimpinan Cabang yang baru dilantik agar dapat bekerja lebih baik menjalankan program kerja PC. Sebelum pelatihan dimulai, acara pembukaan ditutup dengan doa oleh Lathifah Munawarah.
“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan persiapkanlah bekal untuk hari esok (Al Hasyr : 18). Orang yang cerdas adalah bukan orang yang banyak gelar akademiknya, tetapi orang yang cerdas adalah orang yang pandai mempersiapkan bekal setelah matinya. “ tutur Sri Ani Handayani, Ketua PW Salimah Jawa Tengah mengawali materi pertama yaitu Kesalimahan. Beliau menjelaskan sejarah organisasi muslimah sejak awal berdiri hingga pencapaian sekarang berikut program kerja dan target tahun 2016 s.d. 2021. Dalam menghadapi tantangan, Salimah harus mampu bergerak secara dinamis agar dapat terus berjuang dan berkiprah dalam peta pergerakan perempuan di Indonesia. Ani juga menjelaskan arti lambang Salimah yaitu pengurus maupun anggota Salimah hendaknya menjadi teladan, memiliki keluwesan, kokoh, dinamis dan tangguh. Pengurus Salimah harus menjadi muslimah, mukminah dan muhsinah yang istiqomah, memandang lurus ke depan dan mampu berkiprah di mana saja dengan menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah.
Pada sesi materi ke dua, yaitu Membangun Komitmen, Hj. Elich Kusumawati menyampaikan bahwa kita tidak akan pernah bisa membesarkan nama Salimah sebelum kita merasa memiliki Salimah. Banyak “PR” besar bagi kita sebagai muslimah antara lain penjagaan tauhid ummat karena maraknya gerakan missionaris di Kudus. Salimah sebagai salah satu elemen ormas dakwah harus peka terhadap lingkungan kita dan mampu memunculkan program-program Salimah sebagai solusinya. Meskipun sebagian besar pengurus Salimah adalah wanita karir, namun dengan komunikasi, manajemen waktu yang baik dan komitmen para anggota, insyaAllah garis-garis besar haluan organisasi dapat terlaksana.
Sedangkan materi ketiga “ Manajemen Organisasi” disampaikan oleh Eni Purwaningrum. Dalam materi ini disampaikan bagaimana cara kita merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dalam menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Manajemen organisasi yang baik diperlukan agar sebuah organisasi dapat terus hidup. Ketika Salimah tidak dapat bertahan dengan segala kondisi, maka ia akan punah tergerus oleh perubahan zaman. Oleh karena itu Salimah harus pandai-pandai mencari peluang agar dapat “action”, berkembang dan berkarya sesuai kearifan lokal masing-masing daerah. Sesi pelatihan ini ditutup dengan tanya jawab dan sesi foto bersama seluruh peserta dengan narasumber. (Dewi/Humas)