Meneladani Kesholehan Muslimah Gaza

by -1584 Views

Oleh: Hj. Nurjannah Hulwani, S.Ag

Pengalaman saya berkunjung ke Bumi Gaza, Palestina merupakan pengalaman yang memberi inspirasi dan selamanya tidak akan saya lupakan.

Usaha saya masuk ke Gaza sudah diawali pada tahun 2010 ternyata Allah belum takdirkan saya masuk Gaza. Pada tahun 2012 saya dapat masuk Gaza. Sebelumnya saya sudah melakukan sosialisasi tentang wajibnya umat Islam membela Al-Aqsha.

Saya merasa sudah tahu apa yang terjadi di sana. Pada saat menginjakkan kaki di Gaza, kecintaan saya pada Gaza membuat saya bahagia karena ditakdirkan Allah masuk ke sana.

Penduduk Gaza tidak lebih dari 1.8 juta, menjadi teladan karena kondisi umatnya khususnya muslimah, banyak saya temukan kekuatan ruhiyah, mulai dari pemerintah sampai ibu rumah tangga dan anak-anaknya sangat mencintai Al-Qur’an.

Saya melihat kondisi ruhiyah dan ibadah mereka yang tinggi inilah yang menjadi senjata. Rasanya tidak masuk akal penduduk yang hanya 1.8 juta, rumah dan masjid di bombardir, lalu diblokade mereka tetap mampu menghafal Al-Qur’an.

Senjata yang dimiliki penduduk Gaza adalah hubungan yang harmonis dengan Al-Qur’an. Presiden, menteri, ibu-ibu, dan anak-anak hafal 30 Juz Al-Qur’an.

Dan inilah yang menguras air mata, di sana setiap tahun diwisuda ribuan penduduk Gaza yang hafal Al-Qur’an. Banyak pesertanya yang merupakan ibu-ibu dan anak-anak.

Ibadah mereka mengevaluasi ibadah saya sebagai umat Islam yang memiliki kemerdekaan.

Pengalaman saya selama 5 hari di Gaza yang pertama faktor pemahaman mereka tentang agama, pemahaman agama sangat kental mewarnai kehidupan warga Gaza.

muslimah-gaza

Kedua, menghadirkan keteladanan. Anak-anak mencintai Al-Qur’an karena melihat orang tuanya. Saya coba bertemu dengan anak-anak di Gaza, ketika saya tanya cita-cita mereka, hanya dua jawabannya: menghafal Al-Qur’an dan syahid fii sabilillah.

Fatiya Gatos, seorang ibu 57 tahun dan buta huruf, hafal 30 Juz dalam waktu 6 bulan. Ummu Ibtisam, usia 50 tahun, sudah hafal 25 Juz dan sepekan lagi akan hafal 30 Juz.

Di sana tidak ada satupun pengemis sekalipun rumah dan masjidnya diratakan.

Saya ditemani seorang anak Palestina, selama berjam-jam melantunkan hafalannya, sekali waktu menyenandungkan nasyid perjuangan dan berpuisi. Ada tiga hal yang menjadi perhatian anak Gaza, cinta Al-Qur’an, cinta Al-Aqsha dan cinta tanah air.

Membaca Al-Qur’an bagi sebagian orang Islam dianggap sunnah, untuk ibadah sunnah saja warga Gaza bisa sangat mencintai. Di sana tidak ada satupun bioskop, sebelum di Gaza merebak dakwah bioskop itu banyak tapi sekarang sudah tidak ada karena tidak ada peminatnya. Masjid-masjid di Gaza selalu penuh seperti di bulan Ramadhan (padahal bukan bulan Ramadhan).

Ketika ada tamu dari Indonesia saat datang waktu shalat pejabat di Gaza tidak ada yang berwudhu karena semenjak tanah airnya diblokade Israel mereka selalu menjaga wudhunya karena merek tidak tahu kapan kesyahidan menjemput mereka.

Penduduk Gaza sangat terbatas hidupnya, tetapi ibadahnya surplus dan pemahaman agama yang kental merupakan senjata yang ampuh, bahkan 200 anak Gaza yang ditangkap Israel memiliki semangat yang sama, hanya dua cita-citanya hafal Al-Qur’an dan syahid fii sabilillah.

Saat mereka akan setor hafalan dan ada bacaannya yang kurang bagus mereka mengulangnya agar hafalannya betul-betul melekat.

Orang hebat itu orang yang merancang kematiannya, kematian seperti apa yang kita inginkan maka kita harus mempersiapkan. Orang-orang di Gaza tingkatan mereka sudah sampai pada menghafal Al-Qur’an, tapi untuk kita jenjang menghafal Al-Qur’an memang luar biasa.

Intinya bagaimana kita mulai memperbaiki hubungan dengan Allah, yang dikatakan teman sejati Al-Qur’an yang menjadi syafaat karena kita sering berinteraksi dengannya. Dengan belajar membaca, memperbagus, mempelajari tafsir, mempraktekan dan menghafalnya.

Dimulai membaca Al-Qur’an sampai terbiasa. Dari yang tidak suka menjadi mencintai, berat menjadi ringan, sulit menjadi mudah. Jika sudah melewati masa itu maka kita mampu menghafalnya.

Kita bisa karena dibisakan oleh Allah.