Menjadi Pahlawan Bagi Diri Sendiri

by -1804 Views

breast-logo

Pahlawan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang menonjol keberanian dan pengorbanannya dalam membelakebenaran. Seorang pahlawan memiliki kepedulian tinggi terhadap hal yang diyakini dan diperjuangkannya. Kita pun sebagai perempuan sudah sepatutnya menjadi pahlawan bagi diri sendiri, dengan memiliki kepedulian tinggi terhadap kesadaran kesehatan reproduksi, yang merupakan sebuah identitas keperempuanan.

Payudara merupakan sebuah salah satu organ yang sangat mencirikan sebuah identitas keperempuanan, walaupun laki-laki juga memilikinya. Perkembangan payudara perempuan melesat dengan begitu cepat seiringan dengan dimulainya masa pubertas, di bawah tanggungjawab hormon estrogen. Kelenjar-kelenjar susu (ductus lactiferous) di dalam lapisan lemak, berproliferasi menjadi setidaknya 20 cabang dan mempersiapkan diri untuk melakukan tugas mulianya nanti, yaitu menyalurkan cairan putih susu sebagai sumber makanan paling berharga untuk makhluk kecil menggemaskan hingga berusia 2 tahun. Cabang-cabang kelenjar susu mulai mempersiapkan diri selama 9 bulan sebelum bayi dilahirkan. Hormon estrogen yang sangat berperan memelihara perkembangan kelenjar susu ini kemudian mengalihkan peran tersebut kepada hormon prolaktin untuk menyiapkan para kelenjar susu memproduksi ASI di bawah kontrol otak dan dirangsang oleh reflek isap bayi.

Semua hal tersebut merupakan sebuah sistem sempurna yang dikaruniakan Allah SWT bagi perempuan. Namun pada sebagian perempuan lain sistem ini tidaklah berjalan sebagaimana mestinya ketika kelenjar-kelenjar susu tersebut berubah sifat dan bentuk normalnya karena dipengaruhi berbagai hal yang saling berkaitan. Estrogen berlebihan ternyata memberikan pengaruh buruk karena si empunya rajin menambahkan estrogen dari luar tubuh dengan berbagai alasan seperti kontrasepsi hormonal, memakan makanan dengan kandungan estrogen (seperti ayam boiler). Tidak hanya itu, obesitas, komsumsi alkohol dan riwayat keluarga dapat dikatakan saling berkaitan memberi peran terhadap perubahan perilaku normal para kelenjar susu ini. Mereka berubah menjadi monster yang tidak dapat dikendalikan sepakterjangnya, memperbanyak diri sesuka hati sehingga menimbulkan benjolan yang semestinya tidak ada di payudara, berambisi menyebarkan koloni barunya ke tempat-tempat lain yang tidak seharusnya disinggahi seperti kelenjar getah bening, paru-paru, tulang, hati, bahkan seluruh tubuh dan menciptakan sebuah kengerian luarbiasa bagi perempuan dan keluarga manapun di muka bumi!

Mengapa bisa sampai terjadi sejauh itu? Di mana pahlawan yang seharusnya menyadari sejak awal bahwa ada sebuah potensi gangguan yang dapat berkembang mematikan? Seorang perempuan mestinya dapat menjadi pahlawan bagi kesehatan dirinya sendiri dengan menghilang sikap tak acuh dan abai terhadap berbagai hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan “monster” kelenjar susu itu di dalam dirinya.  Makanan instan dan cepat saji memang menggoda, namun janganlah menjadi andalan keluarga. Pertimbangkanlah lagi penggunaan obat-obat hormonal. Waspada dipertinggi saat mengetahui ada anggota dalam silsilah keluarga pernah disinggahi kanker dan sadari sejak dini bila ada perubahan apapun pada payudara.

SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) merupakan pintu gerbang bagi para perempuan untuk mengetahui perubahan paling awal pada payudaranya. Pemeriksaan rutin sederhana ini baiknya dilakukan setiap bulan pada saat setelah haid. Langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan payudara sendiri adalah:

  1. Posisi berdiri menghadap kaca, perhatikan kedua payudara adakah perbedaan keduanya dalam hal warna kulit (lebih merah), tekstur kulit (kasar seperti kulit jeruk), simetris atau tidak.
  2. Dilanjutkan dengan posisi berbaring, letakkan bantal di bawah bahu. Saat memeriksa payudara kiri, tangan kiri diangkat dan letakkan dibawah kepala, tangan kanan menggunakan 3 jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis dirapatkan) melakukan perabaan melingkar dari arah puting dan meluas ke arah luar payudara, pastikan tidak ada area yang tertinggal.
  3. Lanjutkan dengan perabaan pada daerah ketiak kiri untuk merasakan apakah ada benjolan atau tidak.
  4. Lakukan sebaliknya untuk payudara kanan.
  5. Perhatikan puting, apakah tertarik ke dalam? Mengeluarkan cairan keputihan? (normal pada wanita menyusui), mengeluarkan darah? Untuk membuktikan hal ini, puting dapat ditekan sedikit dengan ngerakan seperti memerah susu.
  6. Bila menemukan benjolan sekecil apapun, segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan.

Melakukan SADARI secara rutin merupakan salah satu langkah kepahlawanan kita bagi kesehatan diri sendiri. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita kaum perempuan,. deteksi dini dapat mempermudah proses pengobatan, meningkatkan angka kesembuhan dan mencegah kanker tersebut berkembang lebih lanjut. Ayo menjadi pahlawan bagi diri sendiri!

dr. Fripamaya Muniah, Sp.PA
Humas PW Salimah Bangka Belitung