Parenting Islami: Agar Anak Mencintai Orang Tua

by -2705 Views
Parenting IslamiMemiliki anak yang shaleh dan shalehah merupakan impian setiap orangtua. Semua orangtua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Meskipun demikian tidak ada orangtua yang sempurna dan lepas dari kesalahan, selalu ada ruang untuk memperbaiki diri dan terus belajar seni mendidik anak atau parenting.
Berbakti dan tulus menyayangi orangtua merupakan ciri-ciri anak yang shaleh dan shalehah, tentu saja orangtua memiliki peranan yang besar dalam membantu dan membentuk kepribadian anak agar memiliki ciri-ciri tersebut. Mari kita simak tips parenting agar anak mencintai orangtua.
1.    Berlaku Adil
Ada sebuah kisah nyata menarik yang dituliskan dalam buku M. Fauzil Adhim yang berjudul Saat Berharga untuk Anak Kita, alkisah ada seorang bapak tua renta yang tidak pernah dikunjungi oleh salah satu anaknya. Anak itu memiliki harta yang melimpah, mudah baginya berkeliling dunia.
Dulu bapaknya tidak pernah memberi anak itu perhatian, meskipun hanya panggilan sayang. Semua anak-anak mendapat fasilitas dan perhatian yang cukup kecuali anak tersebut. Sepertinya ada hal yang tidak sesuai keinginan saat anak itu dilahirkan, dia dianggap ‘berkekurangan’.
Sang anak merasa disisihkan, padahal bisa saja anak yang dianggap ‘berkurangan’ itu justru menjadi cahaya bagi umat.
Jika memiliki anak lebih dari satu, keadilan dalam memberi kasih sayang, perhatian, dan fasilitas merupakan anjuran dari parenting islami.
Kadangkala anak merasa orangtua lebih menyayangi saudaranya karena pemberian kasih sayang, perhatian, dan fasilitas yang berat sebelah.
Perlakuan yang adil mencegah anak dari sifat iri, permusuhan, kebencian, dan dengki di dalam hatinya. Hingga mengakibatkan tali persaudaraan di antara mereka terputus.
Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW tentang parenting dan prinsip keadilan. Dari an-Nu’man bin Basyir: Rasulullah SAW bersabda, “Berlaku adillah terhadap anak-anak kalian dalam pemberian seperti kalian suka apabila mereka berlaku adil terhadap kalian dalam hal berbakti dan kelembutan.”

2.    Jadilah Temannya

Salah satu anjuran parenting  untuk memikat hati anak dengan menjadi teman dan menemaninya bermain. Orangtua teman yang terbaik untuk anak.
Bermain bersama mereka memberikan banyak manfaat, di antaranya membuat hubungan orangtua dengan anak lebih dekat dan hangat, mengembangkan kemampuan bersosialisasi, mengenal aturan, melepas stres, dan mengembangkan harga diri.
Saat bermain orangtua bisa lebih leluasa berkomunikasi dengan anak, memahami keinginan dan kebutuhannya. Anak-anak juga merasa lebih santai, gembira, dan terbuka.
Kegembiraan membawa dampak positif bagi perkembangan jiwa mereka. Anak yang gembira lebih mudah menerima masukan, siap menjalankan perintah, dan mau menerima pengarahan.
3.    Memuji dengan Tulus
Pujian yang tulus kepada anak, pada saat yang tepat dan tidak berlebihan memberi dampak yang positif. Pujian membangun harga diri, mereka merasa mampu dan percaya diri. Metode parenting ini telah dipakai oleh Rasulullah SAW dalam membangun jiwa anak.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Umar: Ada orang di zaman Rasulullah SAW apabila bermimpi dia selalu menceritakan mimpinya itu kepada Rasulullah SAW. Aku juga ingin bermimpi kemudian menceritakannya kepada Rasulullah SAW.
Saat itu aku masih belia, aku tidur di masjid. Lalu bermimpi seakan ada dua orang malaikat yang membawaku ke neraka. Neraka itu bundar seperti sumur dan memiliki dua tanduk.
Di dalamnya aku melihat orang-orang yang aku kenali. Aku pun mengucapkan, “Aku berlindung pada Allah dari neraka.”
Kemudian kami bertemu dengan malaikat lain. Malaikat itu berkata, “Jangan khawatir.”
Aku menceritakan mimpi itu kepada Hafsah, lalu Hafsah menceritakannya kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Sebaik-baik orang adalah Abdullah, kalau dia mau mengerjakan shalat malam.” Setelah kejadian itu, aku jarang tidur malam.

Pujian yang tulus dari Rasulullah SAW memberi dampak yang besar pada pemuda itu, dia termotivasi untuk melakukan kebaikan.

Sebaliknya banyak marah dan mencela membawa dampak yang buruk. Syamsudin al-Inbabi berkata, “Tidak boleh banyak mencela anak, sebab hal itu menyebabkan anak memandang remeh segala celaan dan perbuatan tercela.”

Berbuat baik kepada anak-anak, termasuk tidak banyak mencela dan memberi pujian yang tulus membuat orangtua mendapat tempat istimewa di hati mereka.