Peran Ayah dalam Keluarga

by -2038 Views

 

hilma-2Peran ayah untuk anak dalam keluarga adalah sebagai penyeimbang hubungan anak dengan orang tua baik ayah ataupun ibu. Mengingat keadaan sosial saat ini yang bisa membuat ayah semakin banyak berpikir dan fokus untuk memenuhi dari sisi keuangan keluarga bisa membuat hubungan tidak seimbang antara anak dengan orang tua.

Peran Ayah untuk anak dalam keluarga hanyalah pada pokok komunikasi selain pada sisi keuangan. Artinya bahwa ayah bisa membangun sebuah hubungan dengan anak dalam berbagai bentuk komunikasi yang terjadi sesuai dengan usia anak.

Ada sisi yang bisa saja tidak dimiliki seorang ibu untuk anaknya ketika berkomunikasi. Karena itu sosok ayah haruslah bisa membangun komunikasi yang baik. Harapannya bahwa sosok ayah bisa mengenali sisi emosi yang besar terhadap anak. Maka dari itu sosok ayah harus juga bisa mengendalikan emosi yang besar dalam dirinya untuk menghadapi anak dengan berbagai macam masalah yang ada. Jangan mudah untuk ringan tangan atau memukul, manfaatkan keadaan emosi yang besar agar bisa mengenali sisi emosi anak. Membantu anak lebih percaya diri, menanamkan nilai-nilai hidup, dan memberikan nilai-nilai sosial.

Dalam membangun kecerdasan emosional anak, peran ayah juga sangat diharapkan. Komunikasi yang terjalin dengan baik bisa memberikan manfaat yang baik terhadap anak.

Mendekatkan diri pada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti:

Meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga

Bermain dengan anak

Memberikan keteladanan dengan bijaksana

Mengakui kesalahan, meminta maaf dan mengucapkan terima kasih kepada anak

Menjadi penyemangat dan pendukung anak

Menjadi pendengar yang baik jika anak sedang mengutarakan permasalahannya

Menghindari tindakan kasar yang merugikan fisik dan psikologi anak

Mengajak anak untuk berolah-raga dan tamasya

Kenali siapa teman anak Anda

Mendidik Anak Lewat Permainan dan Tanya Jawab

Ayah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keluarga. Keluarga bukan hanya urusan para Ibu, sementara urusan Ayah adalah mencari nafkah. Pembagian peran yang kaku antara Ayah dan Ibu tidak memadai dan bukan zamannya lagi. Baik Ayah maupun Ibu, semuanya menjalani peran-multi di dalam keluarga.

Ada 4 peran Ayah di dalam keluarga sebagaimana yang dinyatakan oleh Najeela Shihab. Peran itu adalah:

1. Player (teman bermain)
Sebagai player, Ayah menjadi teman bermain bagi anak-anaknya. Permainan membuat anak merasa nyaman dan menjadi sarana membangun ikatan. Semakin sering Ayah bermain dengan anak, biasanya semakin berkualitas mental anak.

2. Teacher (sebagai pendidik dan pengasuh)
Seorang ayah yang baik juga harus bisa berperan sebagai guru. Guru itu berarti sumber pengetahuan bagi anak. Peran penting Ayah sebagai guru bukan hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk memelihara rasa keingintahuan anak.

Bidang-bidang yang biasanya dikuasai Ayah dan lebih baik dari Ibu adalah pelajaran ABCD (Ally/sekutu, Boundaries/batas, Challenge/tantangan, Dreams/mimpi).

3. Protector (pelindung)
Setiap Ayah pasti memiliki naluri untuk melindungi anaknya sejak lahir. Tapi fungsi Ayah sebagai pelindung bukan hanya itu. Justru, yang terpenting adalah mengajarkan anak-anak untuk melindungi dirinya sendiri karena orangtua tak mungkin bersama mereka setiap waktu.

Sebagai pelindung, Ayah perlu menjadi Spy, dalam arti berusaha mengenali dunia anak: mengetahui apa kesukaannya, apa yang dibencinya, teman-teman dekatnya, dan dunia yang ditekuni anak. Semakin Ayah mengetahui dunia anak, semakin mudah menjalin komunikasi dan koneksi dengan mereka. Sebaliknya, semakin Ayah tak mengetahui dan asing dengan dunia yang sedang disenangi anak, semakin jauh hubuan Ayah-Anak.

4. Partner (mitra)
Sebagai partner, fungsi Ayah bukanlah mendukung Ibu dalam pengasuhan anak, tetapi equal partner. Artinya, Ayah memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dengan Ibu.

Sebagai partner, Ayah tidak boleh hanya berharap dan bergantung pada Ibu, tetapi juga terlibat aktif. Ayah juga memiliki hak untuk bermain bersama anak, tak hanya berfungsi sebagai “bad cop” untuk menakut-nakuti anak.

Karena Ayah dan Ibu adalah partner, maka peraturan rumah tangga pun perlu disepakati dan tidak boleh berseberangan. Ayah dan Ibu perlu punya suara sama. Jika Ayah mengatakan tidak, Ibu juga mengatakan yang sama. Demikian sebaliknya.

Kehadiran ayah dalam kehidupan anak, ternyata punya makna yang besar sekali. Hal ini karena ayah mengambil peran yang berbeda dengan ibu dalam kehidupan anak:

1. Kasih ibu bersifat tidak bersyarat sedangkan Cinta Ayah lebih bersifat kualitatif dan melekat pada performance anak
2. Ibu kuatir tentang bagaimana bayinya bisa bertahan hidup sedangkan Ayah berpikir bagaimana anaknya dapat menghadapi masa depan
3. Ibu men-disiplin anak-anak waktu demi waktu sedangkan Ayah mendisplin anak dengan peraturan
4. Dari ibu, anak belajar segi emosinya sedangkan dari Ayah, anak belajar untuk hidup di tengah masyarakat
5. Ibu memberitahukan anak-anak untuk hati-hati ini dan itu didalam bermain sedangkan Ayah justru mendorong anak untuk berani mencoba sesuatu yang baru.

Jadi, dari keberbedaan kualitatif antara apa yang dilakukan ibu dan ayah terhadap anaknya tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya kehadiran ayah di tengah-tengah anaknya. Buku “Five Key Habits of Smart Dads” menunjukkan riset yang dilakukan terhadap anak-anak yang dibesarkan tanpa adanya peran ayah di tengah kehidupannya cenderung mempunyai beberapa kekurangan psikologis antara lain berupa:

1. Kepercayaan diri sendiri yang rendah

2. Tidak mempunyai kepedulian sosial yang baik

3. Sulit untuk menyesuaikan diri untuk keadaan tertentu

4. Resiko yang lebih tinggi untuk perkembangan masalah psiko-seksual.

(Komunitas Ayah & Komunitas Orang Tua Bijak Salimah)