Salimah Taiwan Mendidik Generasi Shalih

by -1786 Views

Pimpinan Salimah Luar Negeri (PSLN) Taiwan mengadakan kajian dua bulanan Komunitas Orang Tua Bijaksana (KOB) di MRT Taman Daan, Ahad 24/11/17.

Belajar mengaji bersama ini  diikuti oleh mayoritas para orang tua muda yang masih memiliki anak-anak usia belia. Menariknya acara kali ini diadakan berbeda dari biasanya berkumpul di rumah salah seorang keluarga muslim perantauan dari Indonesia ditaiwan, akan tetapi di Taman Daan yang merupakan upaya Salimah Taiwan mensyiarkan Islam kepada khalayak di Taiwan.

Selain menjadi ajang silaturahmi sesama muslim di perantauan ini juga dijadikan wadah pembelajaran bersama bagi mereka untuk menjadi orang tua yang baik. Menjadikan anak shalih yang tumbuh menjadi muslim yang taat, menjauhi dosa, dan lebih lagi menjadi mukmin paripurna merupakan dambaan bagi setiap orang tua.

Dalam materinya Juliandi supardi menuturkan definisi anak shalih menurut Ibnu Hajar Al-Makki inilah yang menjadi tujuan utama pembahasan KOB kali ini. Pentingnya memiliki anak shalih tentu tidak terlepas dari tiga jenis investasi dunia untuk akhirat yang pernah disebutkan Rasulullah Muhammad dalam Haditsnya yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’I, “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.”

Suasana kajian yang riuh rendah diiringi suara anak-anak menjadikan suasana Taman Daan siang itu menjadi amat berwarna. Warna-warni ini pula lah yang mungkin akan dihadapi oleh para orang tua ketika mendidik anak-anaknya guna memiliki karakteristik anak shalih sebagaimana berikut, Pertama, Memiliki Iman dan Takwa yang kokoh pada Allah SWT. Kedua, Mencintai Allah juga Rasul-NYA. Ketiga, Menjaga Shalat dan ibadahnya. Keempat, Berbakti dan selalu mendo’akan kedua orantuanya. Kelima, Mencintai ilmu. Keenam, Berakhlak karimah.

Ciri-ciri tersebut pastilah menjadi dambaan setiap muslim agar generasi penerusnya tidak menjadi generasi yang lemah atau hilang arah.

Meskipun dalam mendidik anak setiap orang tua tentu memiliki gaya dan metode tersendiri, namun garis besar materi yang harus diberikan kepada anak telah Allah berikan dalam Al-Qur’an. Kisah seorang ayah bijak bernama Lukman, telah Allah abadikan dalam Q.S Al-Luqman. Beliau adalah seorang ayah yang mengajarkan anaknya untuk menjadi manusia dengan akhlak terpuji lagi iman yang kokoh. Dalam Q.S Al-Luqman, Allah telah rekam setiap petuah bijak yang Lukman berikan. Ia mengajarkan anaknya untuk selalu bersyukur pada Allah dan tidak pernah menyekutukanNYA dengan apapun (Q.S. Al-Luqman : 12-13).

Lukman juga berpesan pada anaknya agar senantiasa berbuat baik dan berbakti pada kedua orang tua (Q.S. Al-Luqman : 14-15). Ayah yang bijaksana ini juga mengingatkan anaknya bahwa mendirikan shalat, sama pentingnya dengan mengerjakan perbuatan baik, mencegah perbuatan munkar, dan bersabar dengan kehidupan. Hal ini karena setiap perbuatannya kelak akan mendapat balasan yang adil dari Allah penciptanya.

Pesan ini termuat dalam ayat selanjutnya Q.S. Al-Luqman ayat 16 hingga 17. Tidak lupa peserta KOB juga belajar dari kisah Lukman (Q.S. Al-Luqman : 18-19) tentang perlunya mengajarkan anak untuk hidup dengan kesederhanaan, berlaku santun dalam berbicara dan berjalan, serta menghindari sikap sombong.

Memang tidak mudah untuk menjadi orang tua sebijak Lukman dalam kisahnya. Hal ini pun disadari oleh para peserta KOB. Upaya orang tua untuk menjadikan “Kids Jaman Now” tetap teguh dalam pesan-pesan Lukman serasa berat jika dihadapkan dengan tantangan lingkungan saat ini. Serbuan budaya-budaya pop dan kemajuan teknologi, seakan menjadi koin dengan dua sisi bagi orang tua untuk mendidik anak.

Kemajuan teknologi memang memudahkan orang tua untuk mengajarkan ilmu pengetahuan terkini pada anak. Namun, di sisi lain risiko yang menyertainya pun tidak kalah besar. Maka meskipun mayoritas peserta KOB adalah orang tua dengan kesibukan belajar dan bekerja, tetap peran dominan kedua orang tua adalah mutlak dalam pendampingan buah hatinya.

Tidak lupa segala upaya mendidik anak tersebut tidak akan berjalan dengan mudah tanpa bantuan Zat yang Maha Kuasa. Julian Supardi sebagai pemateri tidak lupa mengingatkan para orang tua, “Selalu libatkan Allah dalam proses mendidik anak. Senantiasa berdo’a dan memohon kepada Allah SWT untuk dianugerahkan anak-anak yang baik dari sisi-NYA (Q.S Ali-Imran: 38), pewaris terbaik (Q.S Al-Anbiya:86) dan anak yang shalih penyejuk hati orang tua (Q.S Al Furqan : 74) karena itu adalah fitrah bagi semua manusia.”

Karena secanggih apa pun metode parenting yang diterapkan, anak tetaplah manusia lain yang hanya kepada Allah-lah kita dapat meminta agar ia dijadikan anak shalih dambaan setiap orang tua. Do’a yang selalu dipanjatkan Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariyya, adalah sebagian dari sekian banyak do’a yang dapat para orang tua panjatkan di tiap sujudnya.

Gita Humas Taiwan (Iin)