PEREMPUAN INDONESIA MENGISI KEMERDEKAAN MELALUI PENDIDIKAN

by -6335 Views

Terbersit ingatan dan kesadaran akan waktu yang terus memutar jarum jam. Rentang masa itu telah menghantarkan negeri ini sampai pada masa tujuh puluh dua tahun memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Memori masyarakat  kembali diingatkan akan jasa para pahlawan yang telah memberi cinta dan mengorbankan jiwa dan raga, dalam rangka meraih cita-cita  seluruh bangsa di dunia terhadap keinginan untuk merdeka.

Tiga ratus lima puluh tahun bangsa yang dikenal besar ini terpuruk oleh penjajahan. Terus berusaha mempertahankan kekuasaannya atas negeri ini demi hawa nafsu serakah, sikap kejam yang diperlihatkan dengan memaksa rakyat Indonesia akan kerja rodi dan tanam paksa. Satu hal yang perlu terus diingat bahwa diantara cara penjajah bertahan dan bercokol di bumi pertiwi ini, antara lain disebabkan oknum anak bangsa, berhasil diprovokasi untuk bercerai-berai sehingga bersekutu dengan mereka, demi kepentingan pribadi atau segelintir kelompok. Betapa persatuan seluruh komponen bangsa ini sangat berharga dalam meraih kemerdekaan saat itu. Persatuan juga yang akan menjadi dasar dan kekuatan dalam  mempertahankan kemerdekaan ini sampai kapanpun.

Jiwa patriot bahwa  setiap diri hendaknya mencintai tanah air sebagai hak kemanusiaan dan kewajiban. Menjadi modal dasar dalam mensyukuri nikmat Allah Ta’ala, berupa kemerdekaan. Berterima kasih atas siapapun yang berjasa dengan segenap jiwa dan raga. Mereka adalah para pahlawan, bersatu dengan berbekal satu tujuan, yakni meraih kemerdekaan atas bumi kelahiran, tempat menetap dan terdidik. Saatnya bersama sebagai generasi dan rakyat Indonesia memberi yang terbaik bagi bangsa dan negeri ini, atas dasar cinta guna berkarya dan memberi manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai ibu bangsa, tiba saatnya saling mengokohkan kerjasama. Sebagaimana kaum perempuan telah ikut menghantarkan kemerdekaan bagi negeri ini dan mengisi kemerdekaan di masa-masa awal demi mempertahankannya. Perempuan Indonesia hari ini merasa terpanggil untuk memperkenalkan kepada putera-puterinya akan perjuangan para pahlawan, seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Martha Christina Tiahahu, Fatmawati Soekarno, jasanya menjahit sang saka bendera merah putih, RA Kartini telah berjuang demi keadilan bagi kaum perempuan agar mendapatkan pendidikan. Dewi Sartika, perintis pendidikan melalui sekolah khusus perempuan pertama se Hindia Belanda waktu itu. Malahayati, Panglima perang perempuan pertama di nusantara ini dan pahlawan lainnya.

Kebersamaan kaum perempuan ini menjadi inspirasi dalam menguatkan ikatan kerjasama, bekerja bersama-sama, saling bergandengan tangan dalam mempertahankan, mengisi kemerdekaan, memajukan bangsa, memakmurkan negeri dan memimpin dengan adil. Generasi hari ini akan memimpin di masa mendatang. Perempuan yang berkualitas akan melahirkan, membesarkan dan mendidik generasi Indonesia tumbuh menjadi manusia emas yang unggul, terdidik dan beradab. Mengingat tantangan demi tantangan yang bergejolak, terus berupaya mengoyak generasi bangsa melalui senjata kekinian, kemudian dikenal dengan candu narkoba, candu gadget, candu pornografi dan cenderung pada aksi brutal, kekerasan dan tidak berperikemanusiaan.

Di sisi lain, masih lebih banyak kaum perempuan yang masih membutuhkan penyadaraan akan perannya yang sangat besar dalam menumbuhkan cinta, kearifan, pengetahuan sebagai bekal dalam mendidik generasi  dari berbagai rongrongan yang dapat menghambat persatuan dan kemajuan Indonesia, mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Dengan tetap membudayakan perasaan senasib dan sepenanggungan, menjaga semangat persatuan menjadi dasar yang akan menguatkan ikatan kekeluargaan, ikatan bertetanggaan, ikatan kemasyarakatan saling asih, saling asuh dan saling bertegur sapa. Menguatkan ikatan keorganisasian dengan sesama organisasi perempuan, mengokohkan ikatan cinta tanah air dan kebangsaan guna mewujudkan kebanggaan sebagai bagian dari negara besar dan bangsa yang beradab. Mari bergandengan tangan dalam mengokohkan persatuan, dengan jiwa lapang untuk menolong dan semangat gotong-royong, menyatukan langkah, mewujudkan cita-cita agar generasi Indonesia tetap merdeka, menentukan nasib bangsa sendiri, merdeka untuk berkarya, memupuk kreatifitas dan membiasakan sikap proaktif, dedikatif dan inovatif, menyongsong kemandirian dalam mengatur kekayaan negeri ini, demi kemaslahatan dan hajat hidup masyarakat Indonesia yang merindukan kemakmuran sebagai manifestasi kemerdekaan dalam makna yang sesungguhnya.

Siti Faizah (17 Agustus 2017) /RA