Cinta Salimah untuk Saudara di Palestina

by -1548 Views

Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) menyambut hangat ajakan Adara selaku mitra Salimah yang konsen berpartisipasi dalam pemberian bantuan kemanusiaan bagi pengungsian rakyat palestina yang berada di Turki Selatan.

Kunjungan tersebut dilaksanakan selama satu minggu oleh Ketua Umum (Ketum) PP Salimah, Siti Faizah dan Sekretaris Umum (Sekum) PP Salimah, Reny Anggrayni.

“Dengan durasi waktu perjalanan 12 jam dari Jakarta menuju Istanbul,Turki rombongan PP Salimah, KNRP dan Adara disambut oleh lembaga kemanusiaan Khairu Ummah,” ujar Reny.

Melalui misi kemanusiaan ini, Salimah dirasa mampu berkontribusi secara langsung dengan menyalurkan amanah masyarakat Indonesia bagi rakyat palestina, yang merupakan tanggungjawab dunia. Total donasi yang terkumpul sebesar Rp 1.206.744.000,- Seluruhnya telah didistribusikan pada 22-24/8/2018 lalu. Terbagi pada 3 tempat, yaitu di Kota Al-Quds, di Gaza dan pengungsian di Turki Selatan.

Reny Anggrayni kepada humas media PP Salimah mengisahkan perjalanan yang bersejarah bagi kehidupannya.
Reny melukiskan sebuah negara yang bernama Palestina. “Suatu hari di bumi Anbiya, saat great return march, masa pemindahan ibukota Tel Aviv ke Yerusalem yang penuh gegap gempita, di saat yang bersamaan pula pecah pertempuran. Desing peluru membabi buta, tak pilih kasih apatah sayang, hingga tanpa rasa mengenai kepala seorang anak lelaki berusia 14 tahun.”

Ketakjuban Sekum PP Salimah itu terlihat ketika menggambarkan kondisi seorang anak gaza yang tertembak, dengan kondisi harus kehilangan sebagian dari tempurung kepalanya.

“Peluru biadab itu bersarang di dalam otaknya dan meledak di dalamnya merusak sistem syaraf yang ada, membuat matanya kabur, daya ingatnya menurun dan suaranya menjadi serak. Bocah kecil ini mendapat pertolongan pertama di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Harusnya kondisi ini membuat siapapun yang mengalaminya akan meninggal dunia, namun kuasa Allah, ia tetap hidup hingga hari ini,” jelas Reny.

 

“Ternyata bocah kecil yang diberi gelar Asy Syahid Al Hayyi (Syahid yang hidup), derita di kepalanya ini bukanlah yang pertama, 4 tahun yang lalu, peluru pun sudah bersarang dikakinya. Mursi biasa ia dipanggil ditanya oleh salah seorang rombongan, apakah kamu tidak merasa sedih karna kena tembakan?. Mursi menjawab dengan guratan kesedihannya, sesungguhnya saya tidak merasa sedih dengan apa yang saya alami, melainkan saya sedih karena masih lama berada dirumah sakit,” tambahnya.

Salah seorang yang lainnya pun ikut bertanya, “apa yang kamu inginkan ketika kamu sembuh?. Mursi menjawab, aku ingin pulang kembali ke tanah kelahiranku Palestina, sebagaimana beberapa bagian tubuhku yang telah sampai duluan ke syurga maka aku mau agar seluruh tubuhku kan ikut sampai ke syurga manakala Allah SWT menghendaki kesyahidanku,” cerita Reny dengan sekaan air mata.

 

Perjalanan menggetarkan jiwa manakala melihat suasana trauma healing yang diberikan oleh relawan di Turki Selatan.
Sebuah permainan menggugah semangat, nilai juang mempertahankan Palestina bukan hanya sebagai negaranya melainkan mempertahankan Al Quds, kiblat pertama umat Islam.
“Bayangkan sebuah permainan dibagi dua kelompok, dimana kelompok laki-laki berdiri membentengi dan melindungi kelompok perempuan yang duduk dalam satubarisan dibelakang laki-laki sembari menunjukan gaya tangan seolah-olah bersenjata,” terang Reny.

“Anehnya bagaimana mungkin mereka menikmati permainan itu, disaat biasanya negara konflik, biasa meninggalkan ketakutan atau trauma mendengarkan dentuman bom dan suara tembakan disana sini. Pasti akan meninggalkan bekas yang mendalam. Namun, lagi lagi saya dibuat kagum,” jelas Reny sembari kembali menyeka airmatanya.

“Ini merupakan perjalanan yang mampu membangkitkan sisi kemanusiaan dan kedalaman cinta kepada saudara seiman maupun sebagai sesama manusia,” ujar Reny mengakhiri kisahnya.

Humas Media PP Salimah (FDH)