WORKSHOP ” Pasar Bebas SEAN 2015 : Dampak dan Peluang Bagi Kondisi Perekonomian Keluarga Indonesia “

by -2167 Views

Pernah mendengar istilah AFTA 2015 ? Banyak warga Indonesia yang belum faham dengan singkatan tersebut. AFTA (Asean Free Trade Area) atau yang kita kenal sebagai perdagangan bebas antar negara ASEAN merupakan interkasi perdagangan bagi negara-negara yang telah menyepakati untuk melakukan ekspor-impor secara leluasa. Tak ada batasan untuk meproduksi barang secara besar-besaran dan menjual kemana saja negara yang dituju. Mudahnya sistem yang tercipta, cepat dan tidak adanya pajak untuk setiap barang atau produk yang dikirim. Sudah siapkah kita dengan aktivitas baru tersebut ?

Untuk mensosialisasikan AFTA 2015 kepada perempuan Indonesia, PP Salimah bekerjasama dengan Direktorat Jendral kesatuan Bangsa dan Politik
Kementerian Dalam Negeri RI menyelenggarakan Workshop ” Pasar Bebas ASEAN 2015 : Dampak dan Peluang Bagi Kondisi Perekonomian Keluarga Indonesia “, pada Kamis, 2 April 2014 bertempat di Aula DPR RI Komp. Kalibata Jakarta Selatan dihadiri sekitar 100 peserta.

Acara dibuka Heru Pramono, SE dari Direktorat Ketahanan Ekonomi Kesbangpol Kemendagri RI . Dalam sambutannya beliau menjabarkan tujuan disepakati AFTA 2015 yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil, makmur sehingga keluarga menjadi sejahtera . ” Bangsa Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang AFTA 2015 dan mempersiapkan dirinya hingga mampu bersaing untuk mendapat manfaat sebanyak-banyaknya , ” ujar Heru Pramono.

Drs. Abdi Sumaiti yang lebih dikenal sebagai Abu Ridho, aleg DPR RI hadir sebagai nara sumber pertama. “Sudah siapkah kita memasuki AFTA 2015 yang
tinggal beberapa bulan lagi? Umumnya manusia dalam menghadapi kenyataan akan ada 2 kondisi psikologis yang menyertainya yaitu adanya harapan dan
adanya ketakutan “, ujar Abdi Sumaiti. Banyak peluang bisa di dapat pada AFTA 2015 untuk meningkatkan pendapatan ekonomi untuk kesejahteraan
keluarga diantaranya produk dalam negeri bisa dipasarkan dengan luas ke 10 negara pasar bebas Asean. Namun ada juga ketakutan karena persaingan juga
akan luar biasa , sementara daya saing produk negeri ini masih sangat rendah .Untuk bangsa dengan ekonomi lemah ada ketakutan jika akan menjadi mangsa
ekonomi kuat .

“Perdagangan bebas jangan hanya semata-mata hanya disikapi berupa perdagangan/ekonomi saja berupa barang seperti fashion, makanan , elektronik dll namun akan masuk pula sektor jasa, tenaga kerja, sosial, budaya dengan segala macam limbahnya di pasar bebas ASEAN . Bukannya kita menolak tapi kita harus waspada menghadapinya. Kita tempuh AFTA dengan cara yang rasional dan logis “, lanjut Abdi Sumaiti.

KETAHANAN BUDAYA BANGSA

Bangsa Indonesia harus memiliki ketahanan budaya dalam penghadapi serbuan budaya luar yang datang bersama pasar bebas dan Negara berkewajiban
memelihara ketahanan budaya bangsa melalui media pendidikan, sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 Pasal 32 yaitu : (1) Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.

Bagaimana agar bangsa Indonesia mempunyai ketahanan budaya menghadapi pasar bebas ?
Keluarga mempunyai posisi sangat strategis untuk menanamkan budaya , karena Keluarga adalah media pertama untuk menanamkan nilai-nilai dan budaya
pada anggota keluarga. Sebagai umat Islam, orangtua wajib menjadikan nilai-nilai Islam sebagai azas budaya keluarga . Dan seorang Ibu mempunyai peran
penting untuk menanamkan, memupuk dan menguatkan budaya Islam dalam keluarga, melalui pembiasaan sedari anak-anak masih kecil.

Jika keluarga tidak memiliki ketahanan budaya , selangkah demi selangkah anggota kelaurga akan mengikuti budaya/nilai mereka, setiap apa yang mereka bawa walaupun tidak berkualitas akan diikuti juga oleh bangsa kita hingga akhirnya jadilah kita bangsa yang tidak berbudaya, kehilangan identitas dirinya.

Sebagaimana nubuwah Rasulullah , Dari Abu Sa’id (al-Khudry) bahwasanya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh kalian akan mengikuti sunnah (cara/metode) orang-orang sebelum kamu, sejengkal-demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga andaikata mereka menelusuri lubang masuk ‘Dlobb’ (binatang khusus padang sahara, sejenis biawak-red), niscaya kalian akan menelusurinya pula”.
Kami (para shahabat) berkata: “Wahai Rasulullah! (mereka itu) orang-orang Yahudi dan Nashrani?”. Beliau bersabda: “Siapa lagi (kalau bukan mereka-red)”. {H.R.al-Bukhary).

Rasulullah juga telah memperingati umat Islam agar jangan menjadi umat yang memiliki kepribadian terpecah. “Jangan kalian menjadi imma’ah! Kalian
mengatakan : ‘Jika manusia berbuat baik, kami pun akan berbuat baik; jika mereka berbuat kezaliman, kami juga akan berbuat zalim’. Akan tetapi, kokohkan diri kalian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik, jika mereka berbuat buruk, maka jangan kalian berlaku zalim”. (HR. at-Tirmidzi )

Tugas orangtua mendidik anak-anak Indonesia menjadi manusia yang mempunyai kepribadian kokoh, sebagaimana perkataan Rasulullah AW di atas , ketika masuk bidaya asing, kita bisa mengambil yang positif dan menolak yang negatif .

HEMAT & SAVING WAJIB BAGI PELAKU USAHA

Nara sumber kedua menghadirkan Ir. Etty Pratiknyowati, ketua bidang EKOSOK PP Salimah. Ibu Etty memberikan paparan tentang peluang pasar bebas ASEAN untuk peningkatan pendapatan ekonomi keluarga dengan memperkuat jejaring home industri. ‘Tantangannya pasar bebas salah satunya barang import masuk ke negeri kita bebas pajak sehingga harga bisa semakin murah. Kita harus bisa bersaing memproduksi produk unik berkualitas baik dengan  membina home industri secara berkesinambungan”, ujar ibu Etty.

Menyongsong AFTA 2015, Pelaku ekonomi harus mempersiapkan mental dan juga bisnisnya dalam menghadapi perubahan pasar yang dapat berdampak pada perubahan ekomoni bisnisnya. Mensikapi perubahan ekonomi yang paling penting adalah perubahan paradigma agar siap mensikapi perubahan. Sebagaimana telah dicontohkan dalam Al Qur’an dalam surat Yusuf : 46 -49 , tentang makna mimpi raja yang ditakwilkan oleh Nabi Yusuf.

1. Raja bermimpi bermimpi : ada 7 sapi kurus makan 7 sapi gemuk , 7 tangkai gandum hijau dan 7 tangkai gandum kering
2. Takwil mimpi oleh Nabi Yusuf :
– 7 tahun adalah masa untuk mempersiapkan diri (bekerja terus, menyimpan hasil panen *makannya sedikit aja, berhemat) , karena akan datang masa 7 tahun paceklik yang sulit penuh masalah.
– Menggunkan hasil simpanan tapi tidak dihabiskan untuk dimakan sebagian digunakan untuk bibit.
– kembali bertanam dengan sisa bibit.

Pelaku usaha tidak selayaknya bergaya hidup boros saat hasil usaha bagus , tetap berhemat dan menabung untuk masa sulit , dan tetap sisihkan keuntungan untuk menambah modal usaha .

Leave a Reply