Minggu 15 Mei 2016, Komunitas Orangtua Bijaksana (KOB) PW Salimah Aceh mengadakan Talk Show di Aula Kesbangol Banda Aceh yang mengangkat tema “Cegah pengaruh pornografi dan LGBT terhadap anak”.
Seminar ini dibuka oleh ketua Pimpinan Wilayah (PW) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Aceh, Syarifah Alawiyah, S.PdI. Ia menyampaikan bahwa ada kekhawatiran yang sangat luar biasa melihat kondisi dan perilaku anak-anak hari ini yang cenderung anarkis, bermasalah dengan intersaksi sosial, atau bahkan upaya perlakuan pelecehan seksual seiring kemajuan teknologi yang kemudian memudahkan anak berselancar di dunia maya tanpa batas serta pola asuh dan pengawasan orang tua yang cenderung longgar.
Kemudian berujung pada perilaku negatif, ada anak yang melakukan pelecehan seksual pada temannya atau ada anak yang menjadi korban pelecehan bahkan kekerasan seksual oleh orang terdekatnya.Bukan tidak mungkin ini juga bisa terjadi pada anak–anak kita di rumah.
Syarifah pun menambahkan, bahwa ada banyak elemen terkait seperti institusi keluarga, sekolah bahkan pemerintah yang memang sudah harus sangat serius menangani permasalahan semacam ini dan kita tidak boleh menganggap ini adalah permasalahan sepele. Peran aktif dari berbagai pihak sangat diharapkan agar upaya pencegahan bisa berlangsung secara maksimal.
Acara ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari para orangtua, guru, serta beberapa lembaga-lembaga perempuan yang berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar. Dara Elvira selaku ketua panitia mengatakan, acara ini adalah sebagai wujud rasa kepedulian dan tanggung jawab Salimah sebagai sebuah ormas yang peduli terhadap perempuan, anak, dan keluarga terhadap kondisi yang terjadi di Indonesia dan khususnya di Aceh akhir-akhir ini. Acara ini dibuat seiring dengan maraknya kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak-anak. Tercatat ada 47 kasus kekerasan seksual di Aceh (sumber : Polda Aceh) yang korban atau pelaku kebanyakan adalah anak-anak.
Dari hasil penyelidikan, umumnya tindak kriminal ini dipicu oleh keseringan melihat video/content berbau porno dengan teknologi yang berkembang sangat pesat dan dapat diakses dengan mudah. Hal ini menjadi “PR besar” kita bersama.
“Apa jadinya bangsa dan negara kita ini jika kemudian para generasi yang akan memimpin bangsa ini nantinya adalah orang-orang yang telah rusak moral dan mentalnya,” ujar Elvira. Keluarga merupakan pondasi utama terbentuknya sebuah lingkungan masyakarat madani. Tidak lain dan tidak bukan lingkungan ini terbentuk dari keluarga-keluarga yang mampu mendidik dan membina anak-anak yang shalih serta cerdas. Faktor utama yang paling menentukan adalah peran orangtua.
Hadir sebagai pembicara ustad Muhammad Yasin, Lc yang merupakan Da’i IKADI Aceh dan Nucke Wulandari, M.Psi, seorang psikolog keluarga, seminar ini terdiri dari sesi pemaparan materi sekaligus tanya jawab seputar pencegahan pengaruh pornografi serta LGBT terhadap anak.
Lebih khususnya adalah bagaimana cara membangun pola kesadaran orang tua tentang pentingnya membekali dan memahamkan anak dalam mengelola dan mengunakan sarana teknologi dengan benar serta menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral yang baik.