Masyarakat Indonesia sudah terbiasa menyambut suatu kedatangan, undangan, jamuan, perhelatan, hajatan dan dalam bentuknya yang lain, dengan persiapan yang matang bahkan lebih awal. Semakin besar tamu atau hajat yang akan digelar, semakin dini mengawali persiapan segala sesuatunya.
Jika Ramadhan dianggap tamu istimewa, tentu sambutan yang diberikan lebih istimewa dibandingkan dengan perhelatan lainnya. Sebab hadiah yang diperebutkan tidak ternilai harganya, tidak sebanding dengan nilai harta di dunia diantaranya, “nilai pahala beribadah pada malam itu setara 83 tahun beribadah kepada Allah Ta’ala”. Dari ibadah yang dilakukan di keseharian ini, belum tentu bisa dijaga keikhlasannya, apalagi tidak ada yang dapat menentukan sepanjang apa usia masing-masing manusia.
Ramadhan adalah nama salah satu bulan yang ditetapkan Allah Ta’ala sejak alam semesta ini tercipta. Tentu ia bukan sembarang bulan, karena untuk mengisi kegiatan dan ibadah di bulan tersebut, siapa yang boleh berbuka alias menunda puasa, sejak kapan berpuasa dan ketentuan lain terkait puasa dalam Ramadhan telah ditentukan-Nya pula (QS. Al Baqarah : 183-187). Betapa bulan tersebut tidak boleh disamakan dengan bulan-bulan yang lain dan membutuhkan persiapan untuk menyambutnya.
Dalam lantunan qasidah yang sudah memasyarakat ada bait :
Marhaban yaa Syahra Ramadhan
Marhaban Syahrash Shiyami
Selamat datang bulan Ramadhan
Selamat datang bulan puasa
Lantunan lagu di atas menunjukkan kebiasaan masyarakat dalam menyambut kedatangan Bulan Ramadhan. Bahkan di Bulan Sya’ban ini ada kegiatan merata di kalangan umat Islam yang mengenal ‘pengajian atau majlis taklim’ dengan prosesi ‘tawaquf/penutupan pengajian’ dalam rangka menyambut Bulan Suci. Semakin tinggi pengagungan seseorang terhadap hadirnya bulan tersebut, tentu semakin besar persiapan yang dilakukannya. Hal ini bisa menjadi barometer keimanan hamba di hadapan Penciptanya, sebagaimana seruan awal firman-Nya, “Yaa ayyuhalladziina aamanu yakni wahai orang-orang yang beriman.”
Semoga kegiatan massif masyarakat yang dikenal agamis ini akan terus berjalan. Semakin hari menunjukkan peningkatan kualitas pada umat, khususnya dalam mengisi bulan yang ditunggu-tunggu ini. Dinanti karena bulan ini mengandung banyak kebaikan, bertabur sedekah, pahala berlimpah, ampunan Ilahi terbuka lebar dan menumbuhsuburkan taubat.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan keluarga Indonesia menyambut kedatangan Bulan Ramadhan:
- Persiapan pribadi
Mempersiapkan kesehatan fisik, membuka kembali lembaran memori yang sempat tertutup agar Ramadhan ini meningkat kuantitas ibadahnya dan lebih berkualitas. Mengikis kemunkaran dalam diri, meningkatkan kebiasaan baik dan menentukan prioritas amal dan target yang ingin dicapai sebagai proses perubahan diri ke arah yang lebih baik.
- Persiapan anak
Mengajak anak berlatih berpuasa merupakan proses pembiasaan yang baik. Mengawali ajakan dengan mengedukasi dan memotivasinya untuk berlatih secara sukarela. Dengan berlatih menahan haus dan lapar, akan berdampak pada perkembangan sosial dan psikologis yang sangat baik menuju kematangan. Sejak usia dini anak diperkenalkan dengan kondisi masyarakat yang merasakan lapar dan haus sebagai hal keseharian, akan menjadikan anak pribadi yang ke depan banyak berbagi manfaat kepada orang lain. Berharap akan memunculkan kesadaran dan termotivasi untuk ikut menuntaskan problem sosial yang semakin nampak dan merata, terutama kemiskinan. Secara psikologis, anak juga belajar menahan keinginan yang tidak selamanya merupakan kebutuhan. Sehingga tumbuh sikap arif dan bijaksana.
- Persiapan keluarga
Mempersiapkan keluarga berarti mendukung dan mengarahkan seluruh anggota keluarga menjadikan momentum Ramadhan ini sebagai bulan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, saat tepat untuk mengevaluasi diri dan bertaubat. Membuat perencanaan keluarga dalam mengisi bulan special ini, baik dengan tadarus bersama, aneka lomba pencapaian target dalam keluarga, budaya saling mengingatkan akan kebaikan dan mencegah keburukan, makan bersama, dan lainnya.
- Persiapan masyarakat
Menyiapkan masyarakat, tetangga akan menjadi daya dukung tersendiri bagi munculnya semangat dan semarak mengisi Ramadhan dengan program peningkatan ibadah dan ketaqwaan. Persiapan bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari kegiatan bersih-bersih, merencanakan kegiatan positif selama Bulan Suci, memakmurkan musholla dan masjid sekitar.
Jika semua pribadi muslim saling mendo’akan untuk kebaikan satu sama lain, semoga Ramadhan ini akan terisi dengan kebaikan yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pribadi, keluarga dan negeri yang kita cintai ini.
Siti Faizah
Ketua Umum PP Salimah