40 peserta dari kabupaten/ kota di Aceh mengikuti serangkaian agenda Rakorwil Salimah Aceh di Aula Hotel Lading, Banda Aceh (30-31/7/16). Dengan mengangkat tema “Membangun Peluang Usaha dalam Mengokohkan Ekonomi Keluarga”, PW Salimah Aceh berharap dapat mensosialisasikan kebijakan Salimah ditingkat pusat terkait dengan ketahanan keluarga kepada 23 Pimpinan Daerah di Aceh. Terdapat 4 poin penting yang terangkum dalam Rakorwil Salimah Aceh pertama periode kepengurusan 2016-2021.
Diawali dengan Pelatihan Entrepreneur Perempuan, acara yang mengundang pemilik Ayam Lepas ini diharapkan dapat mengilhami peserta PD Salimah di Aceh untuk meneruskan semangat menghidupkan usaha keluarga di daerahnya masing-masing. Sehingga ikut menyukseskan Gerakan Ekonomi Nasional (GEN) yang menjadi tema sentral Salimah saat ini untuk mengokohkan peran keluarga.
Bukan hanya membangun dan membuka usaha, Pak Parno menjelaskan bahwa untuk menumbuhkan usaha yang sehat dibutuhkannya mental yang siap hidup tidak nyaman. Siap untuk tidak beli baju baru selama beberapa tahun sebelum hutang lunas, siap untuk makan dengan garam sebelum jualan balik modal, siap untuk tidak tidur siang sebelum barang dagangan laku terjual dan siap untuk lainnya.
Dalam pertemuan yang berdurasi 90 menit ini, peserta PD Salimah Aceh dan masyarakat umum dimotivasi untuk membuka usaha keluarga yang sederhana namun berkesinambungan. “Ada seorang ibu yang ingin membuka usaha apa aja, tapi ia mengeluh tidak memiliki modal. Maka ibu itu tidak bisa menjadi pengusaha”, ujar Pak Parno kepada ibu-ibu peserta Rakorwil. “Karena modal utama seorang pengusaha bukanlah uang tapi mental”, beliau menegaskan. Ahlan, ahli keuangan syari’ah yang membersamai Pak Parno, menambahkan bahwa hutang kita saat ini adalah modal.
Pelaku usaha dan pengusaha tidaklah sama. “Jika kita siap untuk bersusah-susah dan memiliki perencanaan usaha maka kita termasuk pengusaha. Jika berjualan dan modal hari itu habis di hari yang sama maka kita hanya pelaku usaha”, Bu Endang yang setia menemani Pak Parno menuturkan. Di awal pernikahannya dengan Pak Suparno, ST., Bu Endang mulai berjualan kain kafan hingga dalaman. Kejelian melihat peluang pasar juga modal berbisnis, ia menerangkan.
Tidak hanya menerima, peserta Rakorwil dari daerah juga berbagi pengalamannya dalam menjalankan amanah sebagai pengurus PD Salimah. Ada yang sangat menarik dari sejumlah pemaparan yang luar biasa dari peserta, terdapat beberapa kabupaten yang telah berhasil menjalankan program Peduli Pendidikannya dengan sangat baik melalui donator-donatur di luar kepengurusan. Dengan menjadi relawan Orang Tua Asuh (OTA), PD Salimah Pidie berhasil menyokong pendidikan beberapa orang anak selama 4 tahun. Sedangkan di kabupaten Aceh Tamiang, dengan menggunakan kartu donasi Peduli Pendidikan dapat mengumpulkan dana 3 juta perbulannya. Hasil kerja yang tidak terbayangkan jika dilihat dari donasi para donator yang dipatok minimal 10 ribu perbulannya.
Di hari kedua Rakorwil, peningkatan kinerja humas melalui pelatihan menulis pers rilis dan opini menjadi perhatian para delegasi daerah. Dengan mengundang para pakar sekaligus pelaku jurnalistik diharapkan dapat menstimulus bidang humas Salimah untuk lebih intens lagi menyapa masyarakat di media sosial dan cetak dengan informasi yang bermanfaat.
Selepas mengikuti training kehumasan, para utusan daerah ini disuguhkan informasi-informasi penting yang terkait dengan Keamanan Pangan oleh Bu Hasnidar dari BBPOM. Beliau memaparkan agar ibu-ibu memperhatikan dengan baik komposisi, kadaluarsa, dan kehalalan suatu produk kemasan. Hindari makanan curah yang tidak jelas bahan pembuat dan kehalalannya apalagi yang berwarna mencolok seperti merah dan kuning. Ada baiknya ibu-ibu kembali ke dapur untuk menyiapkan cemilan yang sehat untuk keluarga.
Di dalam penutupan, Syarifah Alawiyah selaku Ketua PW Salimah Aceh periode 2015-2020 menghimbau agar seluruh pengurus Salimah di Aceh dapat bersinerji dengan baik secara internal dan eksternal. Beliau menitikberatkan pada sembilan rekomendasi umum yang diturunkan kepada ketua-ketua Salimah di daerah, diantaranya:
-.Menjadikan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai pedoman dalam pelaksanaan program Salimah di seluruh level struktur
– Menggunakan seragam organisasi di setiap kegiatan formal sesuai SOP organisasi
– Mengupayakan terwujudnya Salimah Peduli Pendidikan dan Dakwah (SPPD) bagi setiap pengurus di tingkat PW dan PD, dengan menghasilkan 1 pengurus sama dengan 1 motivator, 1 Sister, 1 MT; mengupayakan tercapainya target perkabupaten/kota dengan melakukan pembagian kerja di tingkat daerah; melakukan pendaftaran anggota Salimah di setiap kegiatan yang dilaksanakan struktur Salimah.
– Mendata kelompok Sister (Sekolah Ibu Salimah Terpadu), Majlis Taklim (MT), Muballighah, lapangan kerja, trainer, dan motivator; mengokohkan struktur organisasi melalui institusi pendidikan, dakwah, ekonomi, dan sosial.
Dewi Listri Narossa
(Humas PW Salimah Aceh)