Ribuan Tahun yang lalu, di depan ka’bah Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As berdoa kepada Allah SWT yang disebutkan dalam Qs Al-Baqarah ayat 126 sampai ayat 129 yakni (QS. 2 :126) “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
(QS 2:127) “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(QS 2:128) “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
(QS 2:189) “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Doa Visioner ini dijaga Allah SWT dan dikabulkan diwaktu yang paling tepat.
Dalam kurun penantian pengabulan doa tersebut ternyata Allah SWT sudah menunjukkan kehebatannya dengan menjaga kota Mekkah, bangsa Quraisy dan ka’bah dengan peristiwa-peristiwa penting yang menjadi saksi tanda kenabian Muhammad SAW. Diantaranya
Pertama, Peristiwa dalam QS. Al-Quraisy : 1-4 (Penyayang).
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”
Surat Quraisy ini menjadi saksi bahwa kehormatan dan keselamatan yang dirasakan oleh kaum Quraisy pada hakekatnya karena doa Nabi Ibrahim untuk menyambut kelahiran Nabi yang Termulia dari kaum mereka. Kaum Quraisy selalu dilindungi Allah SWT dari para perompak gurun pasir saat melakukan safar niaga menuju Syam, Yaman atau negeri manapun juga. Ranting pohon khas penduduk Mekkah adalah identitas yang dihormati para perompak untuk tidak menggangu kafilah Quraisy yang agung dan mulia. Semua ini agar saat kedatangan Nabi yang dinantikan jangan lagi ada penolakan dari mereka karena Allah SWT sudah menjaga mereka demi kehadiran Rasulullah SAW.
Kedua, Peristiwa QS. Al-Fiil : 1-5
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bagaimana Rabb-mu telah bertindak terhadap tentara gajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu-daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung, yang berbondong-bondong. Yang melempari mereka dengan batu (berasal), dari tanah yang terbakar. Lalu Dia menjadikan mereka, seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”.
Kisah dalam surat ini juga bagaimana penjagaan langsung dari Allah SWT atas keamanan dan keselamatan kaum Quraisy, kota Mekah dan Ka’bah dari serangan raja Abrahah dengan pasukan gajah nya. Penjagaan Allah SWT hanya dikarenakan Allah SWT sudah berjanji mengabulkan doa Nabi Ibrahim AS sebelumnya sebelumnya kelahiran Nabi Yang Agung Rasulullah SAW.
Apalagi peristiwa disaksikan langsung oleh penduduk Arab Quraisy untuk tidak ada lagi penolakan kedatangan Rasulullah SAW. Apalagi Tepat di tahun ini Rosul Saw dilahirkan dalam keadaan yatim.
Tepat 9 Rabi’ul awal bayi kecil nan mulia terlahir dari rahim wanita mulia bani Hasyim dari kaum Quraisy yaitu ibunda Aminah. Bersamaan dengan kelahirannya terjadi peristiwa yang menggemparkan dunia pada saat itu yaitu, Telah terjadi irhashaat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian) ketika milad beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya runtuhnya empat belas balkon istana kekaisaran, padamnya api yang sekian lama disembah oleh kaum Majusi, hancurnya gereja-gereja, disekitar danau Saawah setelah airnya menyusut. Riwayat tersebut dilansir oleh ath-Thabari.
Muhamad kecil hidup dengan kemuliaan dan melimpah keberkahan untuk siapapun yang mencintainya dan selalu bersamanya, Seperi Halimah sang ibu susu serta kakek dan paman tercinta beliau. Muhammad remaja juga selalu dihindari Allah SWT dari budaya jahiliah dan akhlak tercela sehingga beliau diberi gelar “Al-Amiiin”.
Hanya saja sejarah terukir kehidupan beliau menjadi banyak rintangan dan tantangan ketika wahyu di turunkan untuk mengeluarkan manusia dari kejahilan menuju cahaya Islam. Dakwah Islamiyyah dan dakwah Quraniyah inilah yang menyeleksi siapa yang menjadi sahabat dan siapa yang menjadi musuhnya.
Dakwah penuh rintangan selama 13 tahun di Mekah hingga terusir dan hijrah ke Madinah. Dakwah Universal dimulai di Madinah sebagai central dakwah alamiah rahmatan lil alamiin selama 10 tahun. Walau harus menghiasi perjuangan dakwah mulia ini dengan keringat, air mata dan darah para sahabat, akhirnya kesempurnaan risalah dan kemenangan itu telah tiba dengan simbol Fathu Mekkah.
Ketiga, Turunnya QS An-Nasr.
Berawal menjadi pekik takbir kebahagiaan akan datangnya kemenangan yang di janjikan, namun semua berubah menjadi hening dan Isak tangisan ketika Ibnu Abbas menjelaskan dengan kedalaman ilmu tafsir dan takwilnya. Jika “Kemenangan adalah tanda perpisahan dengan Rasulullah yang tercinta, Tugas beliau telah selesai mengantarkan kemenangan risalah Islam maka kelak Rasul akan dipanggil Allah SWT menghadap-Nya”.
63 tahun setelah kelahiran dulu, maka tepat di bulan yang sama 12 Rabi’ul awal tahun 10 Hijriah. Rasulullah kembali ke haribaan Ilahi Robby. 13 tahun dakwahmu di Mekah, 10 tahun dakwahmu di Madinah. Tanpa terasa sudah 23 tahun kami hidup bersamamu Yaaa Rasulullah. Gemilang dan kemenangan dakwah sudah terbukti. Kini tibalah saatnya Engkau harus meninggalkan kami, menuju alam baka kehadirat ilahi Robbi. Innalilahi Wa Inna ilahi rooji’un.
Tiada lagi senyum dan kelembutanmu.
Tiada lagi wajah dan keagungan fisikmu
Tiada lagi suara indah nan menyejukkan hati
Tiada lagi tatapan mata yang penuh perhatian dan kedamaian.
Kami rindu denganmu Yaa Rasulullah
Rasulullah dalam mengenangmu, kami telusuri perjalanan hidupmu.
Walau kami kehilangan fisikmu ya Rasulullah, pada hakekatnya engkau selalu hadir dalam doa, shalawat, amal dan sanubari kami.
Di zaman kami telah banyak para ulama pewaris jalanmu, guru-guru kami yang mengajarkan kami mencintaimu.
Nurhamidah, Lc, MAg. Anggota Dep. Dakwah PP Salimah (Fdh)