Mewujudkan Generasi Emas Melalui Peningkatan Kualitas Perempuan Indonesia

by -2712 Views

 

Mewujudkan generasi emas terikat dan terkait dengan kualitas perempuan Indonesia.  Telah menjadi ketetapan Allah Ta’ala bahwa dari perempuan akan lahir generasi bangsa. Menyiapkan perempuan sebagai ibu bangsa berlangsung antara tahun 2012-2035. Berdasarkan data yang diperoleh Badan Pusat Statistik 2011, bahwa jumlah anak usia 0-9 tahun mencapai 45,93 juta. Sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah anak-anak kader generasi emas, karena di tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan yang berusia 10-19 tahun akan berusia 45-54 tahun. Mereka yang kelak akan menjadi pemegang pemerintahan, modal dasar bagi keberlangsungan dan kemajuan bangsa serta negara Indonesia.

Generasi Emas 2045 adalah visi mulia yang harus diemban oleh seluruh elemen masyarakat. Hadirnya 70 persen generasi usia produktif (15-64 tahun), bersamaan dengan momentum 100 tahun emas bangsa Indonesia, semenjak kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Periode ini merupakan titik yang sangat produktif, sangat berharga dan sangat bernilai. Perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, agar bangsa Indonesia diisi oleh insan yang berkarakter, religius, cerdas dan kompetitif, sehingga menjadi bonus demografi yang sangat berharga. Sebab jika  tidak dimanfaatkan dengan baik, akan membawa dampak sosial yang buruk, seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Na’udzubillah

Sebagai ormas perempuan, Persaudaraan Muslimah (Salimah) merasa terpanggil, menjadi bagian dari elemen bangsa yang berpartisipasi aktif, sesuai visi Salimah hingga 2020, “Menjadi ormas perempuan yang kokoh dan dinamis dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak dan keluarga Indonesia”. Dalam kesempatan Lokakarya Nasional yang akan berlangsung 22–24 September 2017, PP Salimah berhajat menghadirkan pengurus yang mewakili Departemen Pendidikan, Departemen Dakwah, Departemen Sumber Daya Manusia dan Bendahara dari 34 Provinsi di seluruh Indonesia dan Perwakilan dari Hongkong dan Taiwan. Target yang ingin dicapai dalam pertemuan nasional ini, mencapai 4.500.000 anggota di seluruh Indonesia hingga 2020.

Kepedulian Salimah terhadap peningkatan jumlah anggota sebagai wujud  peningkatan kualitas perempuan sebagai ibu yang akan berdampak pada perbaikan kualitas generasi bangsa, generasi emas yang dicita-citakan. Ibu bukan sekedar ibu kandung melainkan ibu bagi peradaban, sebagaimana dicontohkan Siti Hajar dalam mendidik Ismail ‘alaihissalam, Maryam dalam mendidik Isa ‘alaihissalam, Asiyah dalam mendidik Musa ‘alaihissalam, sebagaimana pepatah Arab ‘perempuan adalah tonggak bagi negara.’

Upaya riil yang dilakukan Salimah, berupa pendirian Lembaga Kelengkapan Salimah (LKS) berbasis pendidikan, seperti Rumah Yatim dan Baitul Qur’an Salimah, Salimah Center sebagai wadah pendidikan bagi perempuan, realisasi Sekolah Pranikah Salimah Indonesia (Serasi), Sekolah Ibu Salimah Terpadu (SISTER), pembekalan da’iyah dan majlis taklim, pelatihan motivator, pelatihan kepemimpinan Pengurus Salimah (PKPS), Pelatihan Kepribadian Muslimah (PKM) dan program komunitas.

Kehadiran Salimah melalui program dan lembaga berbasis pendidikan  sebagai wujud kesyukuran dan pertanggungjawaban atas amanah Allah Ta’ala, akan sumber daya manusia dan kekayaan sumber daya alam Indonesia. Dalam hal ini, Salimah menitikberatkan peran keluarga sebagai unit sosial  yang paling koheren dalam mengawal tumbuh kembang anak dan mengaktualisasikan diri. Menyadarkan masyarakat akan peran keluarga dalam menyiapkan generasi emas, terutama pada rentang usia 0-6 tahun yang disebut sebagai usia emas yang sangat menentukan masa depan generasi Indonesia. Peran ibu begitu mulia dan menyenangkan. Ibu sebagai madrasah dan guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sebab hakekat guru menurut Ki Hajar Dewantara, ‘ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,’ di depan menjadi contoh, di tengah membangkitkan hasrat belajar dan jika di belakang memberikan dorongan. Pendidikan bukan persoalan yang mudah, melainkan perjuangan yang tidak kenal menyerah. Mendidik bak menanam, mendidik generasi hari ini akan merasakan hasilnya 20 tahun mendatang. Dari ibu yang berkualitas akan muncul generasi masa depan yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni  sehat, religius, produktif, inovatif, berakhlak karimah  dan berperadaban unggul.

by : Siti Faizah