PEREMPUAN DALAM AL QURAN

by -44658 Views

Allah Taala menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin, lelaki dan perempuan. Secara spesifik, dalam al-Qur`an terdapat 1 surah yang membahas banyak hal berkaitan tentang perempuan, yaitu Surah an-Nisā (perempuan), terdiri atas 176 ayat dan tergolong Surah Madaniyyah. Surah lainnya juga memberitakan berbagai hal tentang perempuan, seperti kasus-kasus tertentu, seperti Surah Ath Thalaq, Surat Maryam, Surat At Tahrim, Surat Annur, Surah Al Qashash, Surat Almumtahanah, Surat Al Mujadilah dan di surat lainnya.

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al Quran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Yusuf : 111)
Tokoh Perempuan dalam Al Qur’an

Ada beberapa nama perempuan yang tersebut secara eksplisit maupun implisit dalam Al Quran, baik dalam kisah umum maupun kisah khusus. Hanya diceritakan dalam satu surah atau tersebar di berbagai surah. Adapun kategori tokoh perempuan yang Allah Taala berkenan mengabadikan kisah dalam mushaf-Nya, baik tokoh dalam peran yang baik dan tokoh dengan peran yang buruk. Namun, beberapa perempuan yang dapat menjadi teladan dalam Al Qur’an lebih banyak dibanding perempuan yang tercela.

Adapun nama tokoh perempuan yang disebutkan kebaikannya sebagai berikut :
1.Maryam Al Batul
Maryam adalah tokoh-tokoh perempuan yang pernah disebutkan, baik namanya, kisahnya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Tidak semua tokoh perempuan disebutkan namanya, kecuali Maryam dalam Al Qur’an sebagai ibu dari Nabi Isa alaihissalam. Bahkan namanya menjadi sebuah nama Surah yakni Surah Maryam. Surat di urutan yang kesembilan belas. Nama Maryam disebut sebanyak 34 kali. Maryam menjadi panutan bagi wanita Islam di dunia. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memilih Maryam di atas semua perempuan di seluruh dunia (Qs. Ali Imran: 42).

Maryam merupakan satu dari empat perempuan yang dianggap paling agung yang pernah hidup di dunia, di samping Aisyiah istri Firaun, Khadijah istri Nabi Muhammad SAW, dan Fatimah binti Muhammad.

2.Ibu dan saudari Musa
Ibu Nabi Musa adalah satu-satunya wanita dalam Al Qur’an yang menerima wahyu (ilham). Allah Taala mengirimkan wahyu kepadanya untuk membantu Musa agar tetap hidup, sebagai bentuk pertolongan-Nya dan kekuasaan-Nya di luar kemampuan manusia yang terbatas, sekalipun dalam menghadapi Thagut seperti Firaun yang sangat kejam dan dzalim.

“Dan Kami ilhamkan kepada Ibu Musa; “susuilah ia dan apabila kamu khawatir terhadapnya jatuhkanlah dia ke sungai (Nil) . Janganlah kamu khawatir dan janganlah bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya dari para rasul” (Qs. Al Qashash:7)
Peti yang dihanyutkan ibu Musa ternyata menepi di pemandian istana Firaun yang kemudian diketemukan oleh Aisyiah (isteri Firaun). Dengan izin Allah SWT, Musa diasuh oleh keluarga Fir’aun. Meski di sisi lain, ibu Musa merasa hatinya menjadi kosong dan hampa.
“Dan kosonglah hati ibu Musa, sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)”. (Qs.Al Qashash:10)

Kemudian setelah saudari Musa melihat bahwa Musa menolak susu demi susu yang diberikan perawat, Dia menyarankan agar Musa disusui oleh ibunya.
“Dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan yang menyusui sebelum itu; maka berkatalah saudari Musa: “maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” (Qs. Al Qashash:12)
Akhirnya Musa kembali ke pangkuan ibundanya, walaupun hanya sampai Musa berhenti menyusu.

3.Istri Musa
Istri Musa adalah seorang wanita, anak dari seorang Nabi yang diutus untuk kaum Madyan, yaitu Nabi Syu’aib alaihissalam. Musa harus bekerja kepada Nabi Syu’aib selama delapan tahun, kemudian disempurnakan hingga sepuluh tahun sebagai mas kawin untuk menikahi puteri Nabi Syuaib.

Salah seorang dari dua perempuan itu berkata: “Ya, bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita) karena sesungguhnya orang yang paling baik bagi kamu yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang-orang yang dapat dipercaya”. Berkatalah dia (Syuaib): Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku atas dasar bahwa kamu bekerja delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” (Qs.Al Qashash:26-27)

Namanya tidak disebut dalam Al Qur’an. Kisah-kisah selanjutnya mengenai istri Musa juga dijabarkan dalam surah Al-Qashash.

4.Istri Fir’aun
Dikenal sebagai Aisiyah, ibu angkat Nabi Musa. Dari sekian panjang kisah perjalanan hidup Musa, Istri Fir’aun memegang peranan penting di dalamnya, karena Musa diasuh dan dibesarkan oleh keluarga Firaun, atas kecerdasan dan kebijaksanaan Aisyiyah. Kebenaran Aisyiyah sebagai perempuan beriman juga tercantum dalam Al-Qur’an.
Dan berkatalah Istri Fir’aun: “(ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kitaatau kita ambil ia menjadi anak” sedangkan mereka tidak menyadari. (Qs.Al Qasas : 9)

Bahkan sebenarnya Aisyiyah justru berlindung kepada Allah Taala dari kezaliman suaminya, Fir’aun.

Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. (Qs. At Tahrim: 11)

5.Ratu Saba (Bilqis)
Kisah Ratu Balqis yang memerintah kerajaan Saba pada zaman Nabi Sulaiman alaihissalam bisa dibaca dalam Qs. An Naml : 22-44.

6.Istri Imran
Istri Imran (ayah Maryam) sekaligus nenek dari Nabi Isa tidak disebutkan namanya secara spesifik dalam Al Qur’an. Menurut Al Qur’an, Imran dan istrinya berdoa agar dikaruniai seorang anak.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melampaui alam semesta, yang merupakan keturunan antara satu dengan yang lain, sungguh Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Qs. Ali Imran: 33-34)

7.Hawa
Hawa seperti tokoh-tokoh perempuan dalam Al Qur’an yang lain, tidak disebutkan namanya dalam Al Qur’an. Namun hadits Rasulullah SAW menyebutkan istri Nabi Adam ini bernama Hawa. Dia disebutkan dalam tiga Surah, yang merupakan wanita pertama di muka bumi sekaligus ibu dari seluruh manusia.
“Maka Kami berkata: Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. ” (Qs. 20: 117)
Kata bercetak tebal diatas merujuk kepada Hawa. Ia diusir oleh Allah dari surga karena memakan buah khuldi dan dipindahkan ke bumi beserta setan-setan dan iblis.

8.Anak-anak perempuan Luth
Anak-anak perempuan Luth pernah disebutkan dalam Surah Hud dan Surah Al Hijr. Anak-anak perempuan Luth dalam hal ini membantu ayahnya dalam berdakwah kepada kaum Sodom yang memiliki kebiasaan buruk (homoseksual).
Luth berkata: inilah puteri-puteriku, jika kamu hendak melakukannya. (Qs.15:71)
Mereka menjawab: Sesungguhnya kami tidak memiliki keinginan terhadap puteri-puterimu , dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang kami kehendaki. (Qs.Hud:79)

8.Sarah, istri Nabi Ibrahim
Sarah, istri Nabi Ibrahim alaihissalam disebutkan dalam Al Qur’an sebagai ibu dari Nabi Ishaq alaihissalam. Beliau dikaruniai keturunan saat usia tua.
Istrinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku seorang perempuan tua dan ini suamiku pun dalam keadaan yang tua pula, sesunguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh” (Qs.Hud : 72)

9.Istri-istri Muhammad
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. (QS. Al-Ahzab ayat 6)
Nabi Muhammad seringkali disebutkan menikah dengan 11 orang perempuan. Terdapat kisah bahwa ia menikah dengan dua orang perempuan lainnya, tetapi diceraikannya sebelum mereka sempat bersama-sama, yaitu Amrah binti Yazid dari Bani Qilab dan Asma binti Nu’man dari Bani Kindah.

10.Anak-anak perempuan Nabi Muhammad
Nabi Muhammad memiliki empat anak perempuan dari seorang istri yang bernama Khadijah binti Khuwailid, yaitu: Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah, dan Fatimah.
Wanita yang mengajukan gugatan kepada Nabi Muhammad
Al Qur’an menyebutkan wanita yang mengajukan gugatan di awal surah Al Mujadilah. Al kisah bantahan seorang perempuan yang menurut riwayat bernama Khaulah binti Tsa’labah terhadap sikap suaminya yang telah menzhiharnya. Hal ini diadukan kepada Rasulullah SAW dan menuntut keputusan yang adil dalam persoalan ini.
“Bahwa orang-orang yang menzhihar istri-istri mereka kemudian mereka hendak menarik kembali perkara yang pernah mereka ucapkan; maka diharuskan membebaskan seorang budak sebelum mereka berdua bercampur, demikianlah hal yang diajarkan, sungguh Allah Maha Mengetahui tentang hal-hal yang kalian lakukan, maka barangsiapa yang tidak menyanggupi, diharuskan berpuasa selama dua bulan terus-menerus sebelum keduanya bercampur, maka barangsiapa yang tidak sanggup, diharuskan memberi makan enam puluh orang yang membutuhkan, demikian itu supaya kalian beriman kepada Allah beserta UtusanNya, sebab demikian itu merupakan batasan-batasan peraturan dari Allah, sedangkan untuk golongan yang kafir telah disediakan Malapetaka pedih. (Qs. Al Mujadilah : 3-4)”

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah di atas, yaitu:
Hendaknya perempuan dalam Islam mencontoh/meneladani perempuan yang sholihah.
Kebenaran dan kebaikannya mendapatkan pengakuan dari Allah Taala. Mereka telah mengakhiri kehidupannya di dunia dengan husnul khotimah
Dari berbagai kisah perempuan mukminah di atas, diharapkan kesabaran seseorang bertambah dalam menghadapi ujian kehidupan
Hendaknya perempuan sholihah semakin bersemangat dalam beribadah dan beramal sholih
Pentingya menjaga keistiqomahan seorang perempuan dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
Mengenai tokoh perempuan lain yang patut menjadi perhatian agar tidak menjadikannya sebagai teladan dalam kehidupan sebagai berikut:
Istri Nuh dan
Isteri Luth
Al Qur’an pernah menyebutkan mengenai isteri Nuh dan isteri Luth dalam Qs. Alhijr: 60, Qs.Attahrim : 10. Dalam Al Qur’an mereka dikisahkan tidak beriman kepada Allah, menentang ajaran suaminya dan banyak membantu orang-orang kafir.
“Allah membuat perumpamaan orang-orang kafir istri Nuh dan istri Luth, keduanya berada dibawah pengawasan dua hamba saleh diantara hamba-hamba Kami. Lalu keduanya berkhianat kepada suaminya, tetapi kedua suaminya tidak dapat membantu dari siksa Allah. Dan dikatakan kepada mereka: “masuklah kamu ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”. (Qs. Attahrim : 10)
Pembangkangan dan kekafiran mereka sendiri banyak tercantum dalam Al Qur’an. Istri Nabi Nuh sangat membangkang kepada suaminya sendiri bahkan menganggap suaminya sendiri sudah gila, hingga akhirnya ia tenggelam oleh air bah bersama dengan orang-orang kafir. Sedangkan istri Luth membocorkan amanah dari suaminya agar tidak memberitahukan kedatangan dua laki-laki yang bertamu ke rumah mereka (Malaikat Azab) kepada kaum Sodom untuk diserahkan kepada mereka.
Istri Al Aziz (Zulaykha) dan perempuan di sekelilingnya
Kisah Yusuf dan Zulaykha, istri Al Aziz, adalah bagian kecil dari bagian tokoh-tokoh perempuan dalam Al Qur’an. Kisahnya bisa dibaca dalam Qs. Yusuf : 23-32, 50-51
Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukan dirinya dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah kesini”, Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tidak akan beruntung” (Qs.Yusuf : 23)
Isteri Abu Lahab
Al Qur’an menyebut istri Abu Lahab dalam Surah ke 111, yaitu Surah Al-Lahab, tetapi tidak menyebutkan nama sebenarnya. Hadits Nabi Saw meriwayatkan nama istri Abu Lahab bernama Ummu Jamil binti Harb yang merupakan saudari Abu Sufyan.
“Serta istrinya yang akan membawa kayu bakar; yang leher perempuan itu dibelenggu tali berbahan sabut.” (Qs. Al-lahab:4-5)

 

Hikmah dari kisah-kisah di atas sebagai berikut :
Hendaknya perempuan dalam Islam tidak meniru/mencontoh kekufuran, pembangkangan yang mereka lakukan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.
Isteri Abu Lahab, Isteri Nuh dan isteri Luth telah mengakhiri kehidupannya di dunia ini dengan suul khotimah
Dari berbagai kisah perempuan di atas, diharapkan berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Hendaknya mengutamakan calon suami yang beriman kepada Allah Taala dan berakhlak karimah.
Dalam bergaul, hendaknya berteman dengan sesama muslimah dan mukminah. Semoga Allah Taala menjaga keimanan dan ketaatan kepada-Nya sampai akhir hayat.
Hendaknya perempuan sholihah memohon perlindungan kepada Allah Taala dari kufur dan bermaksiat kepada Allah SWT.

Allohu Alam bish showab