“Ngumpul di kampus jam segini, ah gue masih ngatuk. Oke gue kesana dah….” Ya ampun si Reza ini, pagi –pagi dah bangunin gue. Mau apa coba, dasar tuh anak. Apa tadi katanya, mau baksos. Bukannya baksos udah ya minggu lalu. Baksos apa lagi sih Reza…, Reza…, lo ga rela banget gue istirahat. Baru aja ini hari gue mau manjain, mau
Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Prabulingga, Jawa Tengah kembali menggelar Salimah Singlelillah bertajuk ‘Jodohku, Maunya ku Dirimu’ di Taman Terbuka Hijau, Kompleks Perumahan Griya Abdi Kencana, Minggu (25/11). Salah seorang peserta, Nanjar dari Purwokerto bertanya, mengapa para singlelillah harus meningkatkan kualitas diri sedangkan jodohnya sudah ditentukan di lauhul makhfudz ribuan tahun lalu. Mendengar pertanyaan ini, Denok mengibaratkan tentang alasan
” Kun Kitaaban bi Laa ‘Unwaanin, wa Laa Takun ‘Unwaanan bi Laa Kitaabin” “Jadilah Kitab Walau Tak Berjudul. Jangan Menjadi Judul Tanpa Kitab”. @ Anis Byarwati Bisa jadi saat ini kita memiliki setumpuk jabatan dan posisi, menjadi pengurus disini dan disitu, ketua organisasi ini itu. Semua jabatan itu adalah judul-judul yg menempel pd diri kita. Tampaknya keren ya. Judul
Jakarta – Ormas Persaudaraan Muslimah (Salimah) menerima Hak Cipta Lagu Anak secara simbolis yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM, dalam acara Indonesia Syariah Fair 2018 di Balai Kartini Selasa, 27/11/2018. PP Salimah selaku penyelenggara lomba sekaligus pemegang hak cipta mengajukan tujuh lagu anak untuk mendapatkan hak cipta. Lagu anak ini merupakan karya dari struktur Salimah di seluruh Indonesia yang
