Manfaat Shalat

by -2047 Views

 

Shalat sebagai ibadah yang lebih besar dari  ibadah dan ketaatan lain yang  diwajibkan oleh Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman. Kewajiban shalat terlihat dalam beberapa ayat al-Qur`an yang mengandung makna perintah mendirikan sholat, dengan lafaz kata kerja perintah (fi`il Amr), “Aqiimush-shalah”, Dirikanlah Shalat (Kamu Sekalian), mengandung pengertian sebagai penetapan hukum wajib shalat.

Sebuah ibadah yang sangat penting, menempati rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Nilai urgensi shalat sangat terlihat pada berbagai ketentuan bahkan dispensasi, supaya ibadah ini tidak ditinggalkan oleh hamba-Nya dalam kondisi apapun dan dimanapun sepanjang hayat masih ada.

Keringanan demi keringanan dalam pelaksanaannya mulai dari shalat sambil berdiri, jika tidak mampu boleh dilaksanakan dalam posisi duduk, bahkan berbaring sampai hanya dengan berkedip mata. Demikianlah Yang Mahamengetahui manfaat sholat bagi kepentingan, keberlangsungan, keamanan dan kesejahteraan hidup umat manusia telah menunjukkan cara yang  terbaik bagi  setiap kondisi hamba-Nya.

Mahabenar Allah yang telah menjadikan shalat sebagai ibadah yang kemanfaatannya kembali kepada pelaksananya, sebagaimana tersebut dalam  Surat  Al ‘ankabut  ayat  45, “Bacalah Kitab (Al Qur’an) yang  telah diwahyukan kepadamu dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya  dari ibadah yang lain). Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Abul  Aliyah mengomentari  ayat  tersebut  dengan mengatakan bahwa di dalam shalat ada tiga perkara, yakni ikhlas, takut, dan ingat kepada Allah’. Dengan ikhlas mendorong seseorang berbuat kebaikan. Takut akan mencegah seseorang  dari perbuatan mungkar dan ingat kepada Allah membuat seseorang merasa diawasi oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana  Al Qur’an yang memerintah dan mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.

Seorang muslim mesti berlatih menumbuh-suburkan sikap ikhlas dalam dirinya. Tidak ada yang menuntun dirinya menegakkan shalat di manapun dan dalam kondisi apapun kecuali karena terdorong atas kesadaran dirinya sebagai hamba di hadapan Allah Ta’ala, merasakan manfaat shalat mulai dari ketenangan batin, pikiran, tindakan dan kebaikan lain yang terus bermunculan.  Rasa takut yang mendorong dirinya selalu ingat kepada-Nya. Terdorong oleh pemahaman akan penglihatan-Nya meliputi yang terlihat dan tersembunyi sekalipun, sehingga selalu merasakan pengawasan-Nya yang tidak terbatas ruang dan waktu.  

Shalat akan menjadi dzikir yang bermanfaat, apabila disertai ilmu, menghadirkan hati dan berkonsentrasi hanya ingat kepada-Nya. Sehingga multi manfaat shalat bisa dirasakan baik dalam dimensi hukum, sosial dan lainnya, sebagaimana Hadits  Nabi SAW, “Barangsiapa yang shalatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, maka tidak bisa menambah kecuali  jauh dari  Allah.” (HR.Thabrani)

Agar ibadah shalat berdampak positif, maka ibadah khusus ini perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaannya agar sesuai dalam rukun dan syaratnya, seperti tuntunan Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, “Shalatlah Kalian (dengan cara) Seperti kalian melihat aku (Rasulullah) mengerjakan shalat”. Dalam pelaksanaannya, shalat meliputi shalat wajib lima waktu dan tidak boleh ditinggalkan, meliputi  shalat subuh, shalat zuhur, shalat asar, shalat maghrib dan shalat isya’.

Sebagaimana  makna shalat secara harfiah, ’doa’ (QS. At-Taubah:103), dengan menegakkan ibadah shalat setiap waktu, besar harapan bahwa seseorang akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Manusia pilihan Allah sebagai utusan terakhir, Muhammad SAW mengajak berpikir positif, seraya memohon kepada Allah Ta’ala, sebagaimana harapan Beliau terhadap seorang Pemuda Anshar yang shalat bersamanya, tetapi ia tidak bisa meninggalkan sedikitpun perbuatan-perbuatan keji. Nabi SAW bersabda, “Shalatnya akan mencegah perbuatan-perbuatan keji.”

Siti Faizah

Ketua Umum PP Salimah 2015-2020