MUKJIZAT AL QUR’AN

by -18447 Views

Kata ‘mukjizat’ biasa digunakan untuk meluapkan ketakjuban pada hal-hal di luar kemampuan dan di luar kebiasaan manusia. Mukjizat merupakan anugerah Allah Ta’ala kepada seseorang yang selalu bersandar kepada-Nya. Ia menjadi cara-Nya menolong hamba-Nya, mendukung para Nabi dan Rasul-Nya sebagai bukti kebenaran sebagai utusan Allah.  Dengan tujuan agar akal manusia tertunduk, pandangan mata bercahaya, mengagumi dan mempelajari ilmu dan hikmah. Menjadi sumber rahmat serta petunjuk, meyakinkan umat bahwa wahyu yang disampaikan kepada manusia adalah Kalimat Allah Ta’ala, bukan perkataan manusia. Juga menjadi cara-Nya untuk menunjukkan kekuasaan-Nya.

Para utusan Allah Ta’ala dibekali mukjizat, berupa benda dan kemampuan tertentu sesuai tantangan zamannya. Dengan izin-Nya memiliki kekuatan  di luar batas kemampuan manusia pada masanya dan hanya berlaku di masa hidupnya. Sebagai contoh, Nabi Isa ‘alaihissalam, dengan izin-Nya bisa menyembuhkan orang sakit kusta, buta sejak lahir bahkan menghidupkan orang mati (Qs.3:49). Begitu halnya dari sembilan Mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam dan yang paling popular, berupa tongkat yang bisa menjelma menjadi ular. Bahkan bisa membelah lautan menjadi daratan dan mengembalikan lautan seperti semula. Dapat menyelamatkan orang-orang yang beriman dari kezholiman Fir’aun, menjadi penyebab tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya, kematian dan keruntuhan kekuasannya.

Diantara mukjizat dua puluh lima Nabi dan Rasul Allah Ta’ala, hanya mukjizat Al Qur’an yang abadi. Ia tetap menjadi mukjizat yang mudah diterima oleh ruh dan akal yang merasuk ke hati, memberi manfaat di dunia. Bahkan sampai ke akhirat, sebagaimana sabda Nabi Saw, “Bacalah Al Qur’an, sebab ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi sahabat-sahabatnya (orang yang membaca dan mengamalkannya).” (HR.Muslim dan Ahmad). Mukjizat Al Qur’an tidak luntur di hati orang-orang beriman. Menjadi bacaan yang solutif bagi setiap kondisi. Memberi ketenangan di hati, dirindukan dan diminati. Nilai ruh, ilmu dan hikmahnya tidak lekang. Tidak kadaluarsa karena pergantian waktu, rotasi kepemimpinan, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, adat-istiadat dan dari pengaruh lainnya.

Zat Yang Maha Menciptakan seluruh mahluk. Maha Mengetahui kelemahan dan kelebihan setiap ciptaan-Nya. Ketika Ia menetapkan Al Qur’an sebagai mukjizat abadi bagi umat Muhammad Saw, dengan pemahaman berbagai tuntutan dan kebutuhan zaman yang akan dilalui oleh manusia. Di era globalisasi, Al Huda (Al Qur’an) tetap menjadi bacaan favorit dan popular.  Meski percaturan opini, informasi, komunikasi acap menyita waktu dan perhatian yang sangat mudah dilakukan antar manusia, antar kelompok, antar bangsa, negara bahkan antar benua.

Ketetapan Allah Ta’ala akan Al Qur’an sebagai mukjizat terbesar, terlengkap, terpercaya, ternama dan terlama memiliki tujuan dan hikmah yang sangat besar. Perhitungan yang Mahacermat dan Mahateliti, tampil berbahasa terbaik yakni bahasa Arab. Menjadi tuntunan hidup paling lengkap,  dari perihal terkecil hingga terbesar. Eksistensinya abadi, yakni sebagai petunjuk sepanjang kehidupan manusia di dunia dan berguna sampai hari kiamat. Di dalamnya terdapat penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk, serta pembeda antara yang benar dan yang batil (Qs. Albaqarah:185). Dalam buku ‘Bagaimana Berinteraksi Dengan Al Qur’an’, Dr.Yusuf al Qaradhawi menyampaikan tentang tiga sisi kemukjizatan Al Qur’an. Yakni sisi bayan (susunan kalimat dan ungkapannya), sisi hukum dan penataan Al Qur’an (tantangan Al Qur’an), serta sisi ilmu (isyarat  dan petunjuk tentang hakikat ilmiah) yang tidak mungkin datang dari seorang rasul yang buta huruf dan hidup di masa yang belum mengenali hakikat ini.

Mukjizat  Al Qur’an semakin dirasakan di Bulan Ramadhan. Bulan terbaik dipilih sebagai saat yang tepat bagi permulaan nuzulul Qur’an. Menjadi momen yang sakral bagi umat manusia untuk meningkatkan interaksi dengan cara membaca, mentadabburi, mempelajari, menghafal dan mengamalkan pesan Al Qur’an. Tatkala hawa nafsu ditundukkan dengan cara menahan diri dari makan, minum dan syahwat. Akal dan hati menjadi jernih dan tajam.

Kitab Suci yang turun melalui perantaraan Jibril, malaikat yang memiliki 1000 sayap. Diterima oleh Nabi Muhammad Saw, utusan Allah Ta’ala yang terakhir. Menjadi perantara pemberi syafaat Allah di hari kiamat dengan mengikuti Sunnah Beliau, mengamalkan pesan Al Qur’an dan menegakkan shiyam (puasa) dalam Bulan Ramadhan.