Cara Menyelamatkan Keluarga dari Fitnah

by -152 Views

Oleh: Siti Faizah (Ketua PP Salimah)

Setiap keluarga hendaknya mengatahui cara menyelamatkan keluarga dari fitnah. Sebagaimana Allah Ta’ala menetapkan bahwa pada harta dan anak terdapat fitnah, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q. S. At Taghabun: 15).

Sebuah peringatan dari-Nya agar keluarga mewaspadainya, sehingga selamat dari ujian dan cobaan. Layaknya ungkapan indah, “Bagaimana seseorang bisa menjaga diri dari suatu bahaya, jika ia tidak mengetahui bahaya apa yang ia harus jaga dirinya darinya.”

Ketika Allah Ta’ala memberikan ujian dan cobaan pada keluarga, Alquran menyampaikan petunjuk, memberikan solusi dan contoh keluarga yang selamat dari fitnah. “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi umat (pada masa masing-masing).” (Q.S. Ali Imran: 33)

Keluarga Ibrahim dan keluarga Imran menjadi teladan dalam memilih pasangan, agar mengutamakan kebaikan pada agama dan akhlaknya, baru nasab, paras, harta, dan lainnya. Dari benih yang baik akan tumbuh pohon dan buah yang baik. Imran telah memilih perempuan bertakwa yang mendapatkan ilham dari Allah Ta’ala. Menitipkan Musa dan Harun untuk dididik, kemudian diangkat menjadi utusan-Nya (Q. S. Al Qashas: 13-14). Ibrahim As telah memilih pasangan hidup seorang muslimah yang baik, Siti Sarah dan Siti Hajar. Lahir dari ahim keduanya keturunan yang baik, Ismail dan Ishaq As.

Ibrahim dan istrinya sangat kompak dalam mewujudkan visi, misi keluarga muslim. Keberhasilannya bukan tanpa ujian dan cobaan yang sangat berat, melainkan bisa melampauinya dengan selamat. Ketika ia mengajak orang tua dan umat kepada agama tauhid, mereka berbondong-bondong membakarnya hidup-hidup sampai datang perintah-Nya untuk menyembelih putra yang sangat dicintainya, Ismail As.

Puluhan tahun pernikahannya tanpa keturunan. Dengan penuh kesabaran dijalaninya, terus berusaha dan berdoa kepada Zat Yang Maha Pencipta. Sebab ia sangat membutuhkan keturunan yang mewarisi kebaikan dan melanjutkan estafet dakwah di jalan-Nya. Ibrahim As menjadikan iman kepada Allah sebagai fondasi dalam membangun keluarga dan mendidik anak (Q.S. Ash Shaffat: 99-100).

Dalam berkomunikasi dengan keluarga menggunakan pendekatan dialogis dan persuasif. Sebagaimana terlihat pada cuplikan pembicaraan yang diabadikan dalam Surat Ash Shaffat ayat 102 antara Ibrahim dengan Ismail ‘alaihimassalam.