Jakarta – Salimah bersama 9 ormas dan lembaga perempuan yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP) berhasil menghimpun dana lebih dari 265 juta rupiah pada Munasoroh Palestina. Puncak acara digelar secara online pada Sabtu (3/10).
Munasoroh mengangkat tema Napak Tilas Peran Perempuan Pembebas Al Quds. Sejak pukul 13.00 perwakilan 10 ormas dan lembaga perempuan KPIQP menyampaikan orasi, puisi, serta surat cinta untuk Palestina.
Dalam kesempatan tersebut Ketua PP Salimah, Etty Praktiknyowati, membacakan surat cinta yang menggugah rasa kemanusiaan.
“Aku selalu bermimpi, suatu saat aku bisa mengunjungimu di suasana penuh suka cita, suasana kemerdekaan dan aku merasa nyaman untuk sholat di Masjidil Aqsho.” Demikian penggalan puisi Salimah untuk perempuan Palestina yang dibacakan Etty.
Sementara itu, ketua KPIQP, Nurjannah Hulwani, menyampaikan penderitaan rakyat Palestina yang telah dijajah lebih dari 70 tahun.
“Lebih dari 70 tahun perempuan Palestina tidak mendapatkan hak mereka. Padahal mereka tidak melakukan kesalahan. Di Ghaza, sudah 14 tahun rakyat Palestina yang berjumlah kurang lebih 2 juta jiwa hidup dalam kurungan dengan segala keterbatasan,” ucap Nurjannah.
Ia juga menyampaikan data, 7 juta pengungsi Palestina yang berada di berbagai negara tidak mendapatkan hak kembali ke tanah airnya. Sementara 550 penjaga masjid Al Aqsa setiap hari berhadapan dengan 3500 tentara Israel.
KPIQP sendiri didirikan secara resmi pada 17 Agustus 2020, bertepatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Momen perayaan kemerdekaan Indonesia dipilih untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa di dunia masih ada negara yang dijajah.
Ke depan, KPIQP diharapkan bukan hanya menghimpun ormas. Namun, suatu saat KPIQP akan menghimpun para profesional di bidang medis, pengusaha, seni, media, dan lain-lain. Tujuannya untuk menghadirkan perempuan-perempuan profesional Indonesia yang akan memberikan spirit bagi para pejuang Palestina.