قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya”. (Saba’: 39)
Filosofi ayat ini adalah banyak atau sedikitnya anugerah rizqi merupakan hak prerogatif Allah swt. Begitulah awal ayat berbunyi: Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”.
Yang menjadi catatan Allah swt adalah sejauh mana hambaNya mau berinfak dan berwakaf, Allah akan gantikan dengan yang lebih baik:
“….Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya…”
Ayat ini juga secara tidak langsung memotifasi orang tidak berinfak dengan balasan ‘diganti oleh Allah’. Tentu jika Allah mengganti, pasti lebih baik, lebih besar, lebih banyak, dan lebih mulia. Konteksnya pun tdk hanya pahala akhirat, tapi juga kebaikan dunia
Begitulah kedudukan dan keutamaan ibadah harta dalam beragam bentuknya, seperti infak dan wakaf yg menjanjikan kebaikan dunia akhirat. Ya Allah..jadikan kami hambaMu yg senantiasa mau berinfak dan berwakaf tanpa menunggu kaya dan berkecukupan terlebih dahulu…Amiin
Dr. Atabik Luthfi, MA
#PersaudaraanMuslimah
#Salimah
#LembagaWakafSalimah
#LWS
#WakafMembeliMasaDepan
#ODOT 94 (Edisi Wakaf)
#OneDayOneTadabbur
#AtabikLuthfi Lihat Lebih Sedikit