Kalau bicara tentang Ketahanan Keluarga saya mengilustrasikan akan sebuah ikatan kasih sayang yang didalamnya ada orang yang berperan sebagai Ayah fungsinya mengurus perbekalan kelangsungan rumah tangganya, ada Ibu yang berperan sebagai pelindung baik menjaga diri anak-anak mereka , dan kesehatannya dengan mengawasi asupan yang dikonsumsi oleh keluarga tersebut. Lebih dalamnya sosok yang dipanggil ayah ini sudah barang tentu berjenis kelamin laki-laki seperti Allah sudah ciptakan manusia berbeda jenis bersatu untuk memperbanyak keturunan.
Bukan yang disalah artikan oleh beberapa kaum yang merasa sah-sah saja jika si Ayah dan Ibunya itu adalah manusia yang bersamaan jenis. Seperti isi draft RUU yang belakangan ini ramai diperbincangkan karena dirasa isinya malah merujuk ke perzinahan dan sudah barang tentu kita berharap UU tersebut tidak layak disahkan. Kerena jika dikaji lebih lanjut justru melegalkan hubungan sejenis. Kekerasan seksual menjadi hal mendesak yang harus diperhatikan negara karena memang dirasa sangat darurat, dan yang menjadi korban adalah generasi penerus bangsa. Sering kita lihat berita di media para predator anak yang bergentayangan dan korbannya tidak tanggung-tanggung puluhan anak dibawah umur saya membayangkan apa yang terjadi pada 10 tahun kedepan mereka jika tidak mendapat penanganan yang baik perbaikan jiwa mereka, apakah akan tercipta puluhan predator anak dan akan mengulang kejadian yang sama. Saya tidak sanggup membayangkan jika semua itu terjadi.
Karenanya fungsi orangtua sebagai lingkungan pertama bagi anak-anak tanamkan rasa aman nyaman dirumah. Buat mereka merasa orangtua adalah orang pertama tempat mereka mencurahkan gundah gulana dihati mereka, kitalah orang yang tepat untuk bertukar pikiran. Keluarga yang solid berfungsi dengan baik maka anak-anak memiliki imun yang kuat dan terhindar dari penyakit-penyakit maksiat diluar sana. Dimasa pandemi sekarang ini bisa dikatakan zaman prihatin, Ayah mencari nafkah dengan sekuat tenaga bahkan hampir menguras waktu kebersamaan di keluarga, maka Ibulah yang amat berperan dirumah menjaga melindungi buah hati mereka dari “ancaman” yang masuk baik melalui dunia maya maupun teman pergaulan mereka. Sekarang ini fungsi Ibu sedikit bergeser dari semestinya balita-balita sekarang justru sudah dicecoki smartphone bahkan oleh orangtua mereka sendiri dengan berbagai alasan agar si anak tenang sementara si Ibu melakukan pekerjaan rumah atau dirasa anak lebih baik tenang dirumah dengan smartphone ditangan ketimbang bermain diluar. Sedang kita ketahui bersama bahaya yang diberikan oleh barang bernama smartphone itu juga tidak kalah membahayakan disinilah pentingnya edukasi yang baik untuk ibu-ibu di era milenial ini jangan sampai kita terjebak pemikiran yang ternyata mencelakakan buah hati kita sendiri.
Kembali kepada bahasan kita Ketahanan Keluarga saya ikut bersemangat ketika membaca buku karangan Ibu Siti Faizah Hafidzallah Ketua Umum PP Salimah Pusat sebelumnya yang berjudul BELAJAR DARI BURUNG HUD-HUD didalamnya mengangkat cerita mengenai Yuyun korban perkosaan di Bengkulu yang pelakunya rata-rata dibawah umur dan dalam pengaruh minuman keras. Sehingga menginspirasi beliau membentuk program dalam kepengurusannya yaitu Sekolah Ibu Salimah Terpadu (SISTER), karena memang perlu adanya edukasi untuk ibu-ibu sebagai pilar bangsa yang melahirkan generasi unggulan bangsa. Jika ibu-ibunya saja adalah manusia-manusia unggul sudah barang tentu akan melahirkan generasi terbaik. Yuyun yang lain. Generasi yang baik pasti akan paham dan menjauh dari bahaya minuman keras, Narkoba dan penyakit masyarakat lainnya.