KOB PW Salimah Dan LPI Alkautsar Gorontalo, Gelar Quranic Parenting

by -38 Views

Kota Gorontalo (14/3) – Komunitas Orang Tua Bijaksana (KOB) Pimpinan Wilayah (PW) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Kautsar Gorontalo menggelar webinar Quranic Parenting. Kegiatan virtual yang bertema cara menumbuhkan kecintaan terhadap Quran sejak dini di masa pandemi ini menghadirkan sekaligus pasangan penulis dan praktisi Ustad Fathin Masyhud, Lc., M H I., M A., dan Ustazah Ida Husnur Rahmawati, Lc., M H I.

Hadir dan memberikan sambutan dalam kegiatan seminar, Ketua Yayasan AlKautsar, Suharto Hasan. Dalam sambutannya Suharto mengutip pendapat dari Imam Mesjid Nabawi, Syaikh Sa’ad Al Ghamidi tentang 5 hal yang harus menjadi perhatian para orang tua dalam membelajarkan AlQuran pada anak. “Pertama orang tua harus memiliki tujuan yang jelas”. Ayah dari Naila Hasan selanjutnya menjelaskan hal penting berikutnya adalah bergabung dengan lembaga yang mengajarkan Quran. “Ini penting agar tidak patah atau berhenti di tengah jalan” jelas alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ini dengan tegas. Selanjutnya beliau menekankan, perlunya metode, adanya guru sebagai rujukan atau teladan, dan tindak lanjut setelah menyelesaikan hapalan.

Dalam uraian urgensi tentang menumbuhkan cinta AlQuran pada anak, pemateri pertama Ustad Fathin Masyud mengingatkan tentang kewajiban orang tua kepada anak dalam Surat An Nisa ayat 9 dan Surat At Tur ayat 21. Selanjutnya penulis buku Miracle of Alquran ini menjelaskan tentang tahapan pendidikan anak menurut Dr. Ahmad Syantut yaitu usia 0-5 tahun adalah masa anak sepenuhnya harus bersama orang tua. Umur 5-12 tahun anak mulai belajar di lembaga tertentu. Berikutnya usia 12-19 tahun bisa dipakai untuk membangun ketrampilan sosial anak dengan mengirimkan anak ke pondok atau madrasah. Ayah dari Fawwas, juara Hafidz Quran RCTI ini juga mengulas tentang besarnya pengaruh lingkungan keluarga terhadap pendidikan anak yaitu sebesar 60%. “Sisanya 20% lingkungan sekolah dan 20% dari lingkungan lainnya” sambungnya.

Pemateri berikutnya Ustazah Ida, membahas berbagai hal yang wajib dilakukan orang tua dalam proses membelajarkan Al Qur’an pada anak. “Harus punya stock sabar yang banyak” ucap istri dari Ustad Fathin ini sungguh-sungguh. Penulis buku Tiga Bocah Pengguncang Dunia ini juga menguraikan jadwal harian Dr. Kamil el-Laboody, penemu metode tabarrok dalam mengajarkan Quran pada anak-anaknya. “Setelah sholat subuh dan wirid pagi Syaikh Kamil melakukan talkin 5 halaman Quran yang akan dihapalkan anaknya. Hal ini dilanjutkan dengan pemutaran video oleh istrinya sebanyak 20 kali untuk murojaah. Setelah sholat Zuhur, anak anak istirahat tidur dan selepas asyar dilakukan lagi kegiatan mengulang hapalan. Mereka boleh main hingga Magrib dan langsung istirahat tidur setelah Isya. Begitu setiap hari, hingga hapalan 30 juz selesai dalam tempo 1,5 tahun” jelas bunda dari Fawwas ini bersemangat.

Pada sesi tanya jawab, diskusi yang dipandu oleh Siti Zakiyah membacakan pertanyaan seorang ibu tentang kondisinya yang masih belajar Quran dengan anak berusia 14 tahun. Sang ibu juga menginginkan anaknya menjadi ahlul Quran. Ustazah Ida menyemangati sang ibu untuk tidak menyia-nyiakan hidayah Allah. “Tidak ada kata terlambat, ambil kesempatan yang diberikan Allah. Kita tidak tahu kapan kontrak hidup kita berakhir” ujarnya dengan sedikit bergetar karena haru.

Dihadiri oleh Ketua PW Salimah Gorontalo, seminar yang berlangsung sejak pukul 09.00 WITA dan diikuti oleh sekitar 70 peserta melalui aplikasi zoom itu ditutup pukul 11.45 WITA.