Jakarta (24/7) – Menteri Sosial, Tri Rismaharini, memberikan keynote speech sekaligus meresmikan Sekolah Lansia Salimah (Salsa) pada Sabtu (24/7). Keynote speech dibacakan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Andi Hanindito, dalam acara launching Salsa dan Webinar Nasional Salimah bertajuk Peran Keluarga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Lansia.
Dalam acara yang dilaksanakan secara daring melalui zoom dan Youtube Persaudaraan Muslimah, Menteri Sosial menyampaikan bahwa persoalan tekait lansia sangat kompleks dan bervariasi. Karena itu, diperlukan solusi bersama dari pemerintah, masyarakat, maupun lembaga sosial. Salimah yang menyelenggarakan sekolah lansia diharapkan bisa bersinergi dengan Kemensos sehingga dapat melayani lansia dengan maksimal.
Saat ini Kemensos telah melaksanakan program asistensi rehabilitasi sosial (atensi) yang memberi 7 layanan untuk lansia dan kelompok rentan seperti anak, penyandang disabilitas, gelandangan, dan tuna sosial.
“Pertama, dukungan pemenuhan hidup layak. Kedua, perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak. Ketiga, dukungan keluarga. Keempat, terapi fisik, psikososial dan mental spiritual. Kelima, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan. Keenam, bansos dan asistensi sosial. Ketujuh, dukungan aksesabilitas,” papar Andi.
Sementara itu, Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, menjelaskan bahwa acara hari ini merupakan bagian dari birrul walidain, yaitu nasihat abadi untuk berbuat baik kepada orang tua.
“Salimah memandang masyarakat lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda. Salimah berharap Salsa akan menjadi wadah yang tepat bagi orangtua untuk mendapatkan lingkungan dan suasana yang membuat bahagia, sehat dan mandiri,” ujarnya.
Sejauh ini sudah berjalan 35 Salsa dengan 1500 siswa, dan 242 di antaranya telah diwisuda. Kurikulum yang dijalankan meliputi keagamaan, psikologi, kesehatan, ekonomi dan keterampilan.
Dalam acara yang diikuti pengurus Salimah dan masyarakat umum ini, terungkap adanya peningkatan kualitas hidup lansia setelah mengikuti Salsa. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, perilaku, dan kualitas hidup para siswa. Demikian diceritakan drg. Prasasti dan Dwi Endah dalam kisah sukses Salsa yang diselenggarakan oleh Salimah Yogyakarta.
Selain kisah sukses, disampaikan pula Mekanisme Pembentukan Sekolah Lansia Salimah oleh Ketua Departemen Diklat PP Salimah, Rusmiyati.
Webinar dimeriahkan dengan kehadiran owner wardah, Nurhayati Subakat, yang membahas Produktif di Usia Lansia. Di usia yang sudah menginjak 71 tahun, ia mengajak para lansia untuk menjaga produktivitas dengan menerapkan 5 nilai, yaitu ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan serta inovasi.
Webinar juga menghadirkan dr. Probosuseno, Ketua KSM dan Kepala Klinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito, yang menyampaikan materi Sindrom Lansia dan Cara Penanganannya di Keluarga dan Masyarakat.
Di akhir acara, tampil artis Dimas Seto dan Dhini Aminarti dengan topik Sharing Peran Keluarga dalam Pendampingan Lansia. Pasangan artis ini mengungkapkan bahwa dalam mendampingi orang tua dengan penyakit bawaan, fokus diberikan pada kesehatan dan bagaimana menghilangkan kejenuhan di balik keterbatasan.
“Prinsip yang selalu kami pegang adalah melakukan semua ini sebagai bentuk ibadah. Insya Allah ke depannya kami ingin turut serta dalam program Salsa ini lebih lanjut,” ucap Dimas didampingi istri.