Jangan Membawa Bom
Penulis: Ummi Khairiah, M.Psi, Psikolog
Dept Pendidikan dan Pelatihan PW Salimah Sumut
Setiap manusia memiliki masalahnya sendiri. Semakin banyak tekanan hidup, biasanya semakin banyak masalah yang dihadapi. Jika masalah itu berhasil diselesaikan, akan menjadi pelajaran kehidupan. Jika masih tersendat dan terpendam, akan menumpuk dan sewaktu-waktu bisa meledak seperti bom waktu.
Bom ini jika dibawa oleh masing-masing pasangan yang akan menikah, bisa meledak dan akibatnya akan saling melukai.
Bentuk bomnya bisa bermacam ragam, seperti luka batin (inner child), trauma pernikahan (melihat kekerasan rumah tangga, perceraian, perselingkuhan, dll), kekerasan seksual dan lainnya. Sebaiknya bom ini dijinakkan terlebih dahulu sebelum menikah.
Cara paling efektif menjinakkan bom ini adalah dengan sharing kepada orang yang tepat. Baik secara pribadi (menemui psikolog, psikiater, tokoh agama, orangtua yang bijak) atau secara kelompok (kelas pranikah online dan offline)
Jika bom ini dijinakkan sebelum pernikahan, maka akan ada jiwa yang terjaga dan terselamatkan dalam bingkai cinta. Jiwa pasangan dan anak-anak adalah tanggung jawab kita.