Narasumber: dr. Yulia Andani Murti, M.K.K.K
Mulailah berbuka dengan yang ringan-ringan dahulu, sebagai pemanasan, sebelum menyantap hidangan berat. Makan atau minum hanya sekedar membatalkan puasa. Jangan berbuka sampai menghabiskan waktu hingga 10-15 menit yang mengakibatkan shalat magrib tertunda.
Berbukalah dengan kurma, bukan berbuka dengan yang manis. Bagaimana minumannya? Berbukalah dengan air putih bukan dengan air yang manis. Selain air putih, minuman yang bagus untuk berbuka adalah air rimpang.
Ada yang disebut dengan genetika makanan. Jadi, makanan yang baik adalah yang tumbuh di sekitar kita seperti jahe, sereh, kunyit, dan sebagainya. Ini bisa dijadikan minuman infus. Diiris-iris lalu direndam di air. Atau dipotong-potong kemudian direbus. Ada juga yang diparut atau dihaluskan, lalu diperas dan diambil airnya. Minuman ini sangat sehat untuk berbuka puasa. Minuman air rimpang akan memperbaiki pencernaan dan menghidupkan sel-sel tubuh yang malas. Bahkan dalam surah Al Waqiah, air jahe disebut sebagai minuman surga.
Setelah shalat magrib, baru kita lanjutkan dengan makanan yang berat seperti nasi, lauk pauk dan buah. Untuk lauk pauk kita bisa makan produk protein seperti telur, ikan dan daging. Tambahannya adalah biji-bijian, bisa beras dan kacang-kacangan. Termasuk kacang hijau yang dimakan sebagai menu makan malam. Untuk minuman, kita bisa minum susu sebelum tidur.
Di Indonesia Kementerian Kesehatan membuat konsep yang disebut ISI PIRINGKU. Dimana piring makan dibagi menjadi 3 bagian. Sepertiga bagian piring diisi karbohidrat. Bisa nasi, singkong, talas atau kentang. Tapi kalau sudah makan singkong atau mie, jangan lagi makan nasi.
Lalu sepertiga piring diisi sayur-sayuran. Pilih sayuran yang yang berwarna-warni seperti gado-gado, pecel, karedok trancam, atau lalapan.
Kemudian sepertiga piring lainnya diisi protein.
Selama puasa kita tetap harus banyak minum air putih di malam hari dan olahraga. Olahraga dapat dilakukan sore hari setelah selesai memasak, sambil menunggu waktu berbuka. Berolahragalah yang ringan seperti peregangan atau jalan kaki. Orang yang sudah sering olahraga akan lebih bugar dan tidak gampang mengantuk. Metabolismenya juga bagus sehingga makan sedikit sudah terasa kenyang.
Ramadhan sehat sesungguhnya yang utama adalah perbanyak konsumsi ruhiyah, kurangi konsumsi jasadiah. Jadi makan jangan terlalu banyak, hanya secukupnya saja. Supaya jasad kita tetap sehat sesuai pesan Nabi SAW.
Sebaiknya perbanyak konsumsi ruhiyah seperti shalat, istighfar, tilawah, dzikir dan sedekah. Dimana itu akan menghidupkan ruh kita. Ruh itu akan sehat bila jasadnya dibiarkan sedikit lapar.
Sebagaimana Imam Syafi’i yang terkenal dengan tubuhnya yang kurus karena menjalankan sunnah nabi. Beliau makan hanya satu kali sehari yaitu saat siang hari.
Suatu saat Imam Syafi’i berhadapan dengan situasi dimana banyak makanan terhidang. Ketika perutnya kenyang ia merasa kebijaksanaannya berkurang. Sulit untuk memberikan jawaban tentang suatu masalah yang disampaikan ummat.
Maka, bila kita sedang dalam masalah, misalnya kita merasa kurang kreatif dan tidak mendapat ide, maka cobalah kurangi konsumsi jasad dan perbanyak konsumsi ruh. Sehingga kita menjadi lebih sehat jasmani dan rohani, juga lebih produktif. Bila terlalu kenyang jasad kita juga susah bergerak.
Semoga Ramadhan kali ini lebih baik dari tahun lalu. Indikatornya adalah kita bisa memberikan lebih banyak manfaat daripada sebelum Ramadhan.
(Emy, Humas Salimah PW DKI Jakarta)
Call Center : 082213630747