Salimah Sulsel Gelar Bincang Keluarga

by -99 Views

Makassar (3/10) – Tetap Samawa di Saat Syulit adalah tema yang diangkat dalam Bincang Keluarga yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Salimah Sulawesi Selatan. Acara berlangsung pada Senin(3/10/22) dari pukul 16.00-18.00 Wita secara offline di Perpustakaan Wilayah Makassa dan online via zoom meeting.

Meskipun hujan deras mengguyur kota Makassar, namun tak menyurutkan langkah peserta untuk hadir dalam kegiatan kali ini. Tidak hanya para bunda, terlihat juga antusiasme para ayah hadir dalam kegiatan ini. Tercata 126 orang hadir secara offline dan 66 orang hadir secara online. Peserta terdiri dari pengurus, anggota, dan binaan Salimah Sulsel, tokoh masyarakat, guru serta beberapa komunitas.

Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Yakesma (Lembaga Amil Zakat Nasional) dan menghadirkan pembicara Nasional pakar parenting/konsultan keluarga dan penulis buku, Cahyadi Takariawan yang sering disapa Pak Cah. Beliau telah menulis 60 judul buku.

Bincang keluarga kali ini dipandu oleh Neny Asri sebagai MC dan Fenny Ponto selaku moderator.

Ketua PW Salimah Sulsel, Aisyah Ilyas, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan ini, pihak Yakesma yang telah bermitra dengan Salimah dan seluruh panitia yang menyiapkan kegiatan ini dengan gerakan cepat dan penuh ketaatan. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan visi kita di Salimah sebagai Ormas muslimah yg bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia.

“Dalam mengokohkan ketahanan keluarga, tentu tidak dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Kita perlu bersinergi baik dengan pemerintah, ormas dan lembaga lainnya. Oleh karena itu, kami dari Salimah khususnya PW Salimah Sulsel akan terus bersinergi dalam membangun ketahanan keluarga,” tutur Aisyah.

Sementara itu, Cahyadi Takariawan alam paparannya menjelaskan tiga aspek untuk menjaga keseimbangan antara suami dan istri. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membangun hubungan pasangan suami istri adalah kohesi, flexibility, dan komunikasi.

“Kohesi artinya bagaimana setiap pasangan menciptakan kelekatan antara suami dan istri. Diibaratkan seperti pakaian yang melekat bagi siapapun yang memakainya dan tidak mudah orang lain untuk melepasnya. Yang kedua flexibility yaitu menerima perbedaan pendapat, menghadapi perubahan, dan mampu menyesuaikan diri pada situasi tak terduga. Dan yang ketiga adalah komunikasi, yaitu membangun komunikasi yang tepat kapan baiknya menggunakan komunikasi afektif, dan kapan menggunakan komunikasi asertif,” lanjut Pak Cah.

“Setiap pasangan suami istri, selalu menjadikan Rasulullah dan Nabi Ibrahim sebagai teladan yang baik dalam membangun sebuah rumah tangga, agar setiap rumah tangga yang mengalami goncangan mampu keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi,” imbuhnya.

Antusias peserta untuk mengajukan pertanyaan, namun waktu yang sangat terbatas sehingga hanya dibatasi beberapa orang saja. Jawaban yang diberikan Pak Cah pun cukup menyentak kesadaran peserta untuk memulai menjaga ketahanan keluarga salah satunya saling memberikan yang terbaik untuk pasangan demi kebaikan bersama.

Kontributor : Ifah Humas PW Salimah Sulsel