Ditulis oleh: Farandiza
Masihkah ada yang mengamini pernyataan bahwa suami adalah tulang punggung keluarga dan istri hanya mengurus domestik rumah tangga? Tentu saja. Lebih-lebih di daerah yang masih terbelenggu budaya Patriarki. Namun nyatanya keadaan menyadarkan semua. Usai terjangan badai Covid 19, terbitlah isu resesi 2023. Setiap keluarga kini harus punya langkah preventif demi menyelamatkan perekonomiannya.
Badan Pusat Statistik menaksir di Triwulan I tahun 2022, jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 26,16 juta orang. Meski mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya, namun masih lebih tinggi dibandingkan pra pandemi. Tandanya, tugas pemulihan dan peningkatkan ekonomi masih berlanjut. Negara hingga lini sosial terkecil (keluarga) harus ambil peran.
Sejatinya, seluruh unsur keluarga punya tanggung jawab untuk saling dukung dalam menciptakan ketahanan dan kesejahteraan. Tak lagi relevan kini, jika hanya mengandalkan para suami untuk mencari penghasilan. Setiap istri juga harus berdaya, termasuk para Ibu berdaster (rumahan) yang kerap tak percaya diri bahkan enggan. Katanya minim keahlian, berpendidikan rendah, gagap teknologi, banyak anak, dan beribu alasan lain.
Bukankah perempuan memiliki naluri dan kemampuan multitasking? Maka ini dapat menjadi modal bagi mereka untuk berkarya, berdaya, dan berjaya. Tuntutan ini bukan mengharuskan para istri ikut mencari nafkah di luar, lantas meninggalkan anak dan rumah. Berwirausaha dapat menjadi salah satu pilihan untuk peran setara. Maka, jadilah bagian dalam trend mompreneur yang berbisnis dari rumah.
Hasil tempaan masa pandemi ternyata melahirkan banyak talenta juga peluang untuk menggali penghasilan tambahan dari rumah. Sembari masak sehari-hari, para ibu bisa coba menjual makanannya. Sambil belanja bulanan, ibu bisa membuka jastip (jasa titip). Menemani anak belajar, bisa sekaligus membuat konten edukasi atau membuka jasa tutor. Jadi reseller plus bantu bisnis tetangga juga dapat menghasilkan rupiah, bukan?
Para ibu rumahan juga bisa bergabung dalam komunitas/organisasi pemberdayaan perempuan. Sebut saja salah satu contohnya Persaudaraan Muslimah. Melalui program unggulannya mulai dari pendidikan dan latihan, pemberdayaan, aktivitas sosial, membangun usaha, hingga jejaring tentu menjadi jalan bagi para ibu untuk meningkatkan kualitas dirinya, salah satunya mandiri secara ekonomi.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial juga telah menyiapkan strategi pemulihan ekonomi lewat kolaborasi antara Program Pahlawan Ekonomi dengan Program Keluarga Harapan. Salah satu fokusnya yaitu memberdayakan para ibu rumah tangga, menjadi potensi mesin kedua perekonomian keluarga. Tak hanya akan menggelontorkan modal, program ini juga memberikan fasilitas bimbingan dan pelatihan dari para mentor bagi para pelaku usaha kecil dan rintisan. Jadi, tak ada alasan lagi untuk para ibu berdaster enggan berkarya, berdaya, dan berjaya meski dari rumah, bukan?
(Referensi: kemensos.go.id, salimah.or.id, kontan.co.id, kemenppa.go.id)