Kiat agar lebih bersemangat untuk meningkatkan penjualan bagi Ria, seorang wanita karir yang memiliki usaha sampingan berupa minuman koktail buah, adalah dengan membuat stok minuman lebih banyak dari biasanya. Karena dengan begitu, dia akan berupaya dan berdoa lebih kuat karena melihat stok yang ada.
Hal ini pernah terjadi. Karena merasa mumpung lagi liburan, Ria membuat minuman lebih banyak. Sang suami sampai heran dan khawatir. Tapi Ria tetap optimis. Ia pun mengadu kepada Allah.
“Ya Allah, bagaimana ini? Sudah jam segini, stok masih banyak. Sedangkan buah sudah dibeli dari kemarin. Kalau nggak segera diolah, buahnya bisa busuk.”
Alhamdulillah, Allah bukakan jalan. Ada yang beli dalam jumlah banyak dan ada pesanan 200 botol untuk esok hari. Ria yakin kalau hanya menunggu pesanan tanpa berbuat apa-apa, maka jumlah minuman yang laku hanya segitu-gitu saja.
Kisah Rainbow Fruit MOMCA Koktail ini berawal dari kedatangan teman-teman anaknya yang saat itu masih SD ke rumah. Ria, sang ibu yang biasa dipanggil mommy Caca (disingkat jadi merk Momca) berpikir mau menyajikan apa untuk mereka. Untuk beli di luar, ia ingat beberapa orangtua teman anaknya melarang jajan sembarangan.
Akhirnya dibuatlah es jeruk dengan campuran buah potong. Beberapa anak ada yang membawa pulang es tersebut. Ternyata para orang tua memberikan respon yang positif.
Dan setelah melihat di luaran ternyata belum begitu banyak pemain kuliner untuk jenis minuman, Ria memutuskan untuk menjalani usaha ini.
Ia yang masih bekerja kantoran, menyiapkan sendiri semuanya. Setelah selesai urusan rumah tangga pada jam sembilan malam, Ria mulai berproduksi hingga selesai di jam 12 malam. Di pagi hari tinggal kirim pesanan. Minta reselller jemput jam tujuh pagi sebelum ia berangkat ke kantor.
Produksi dikerjakan setiap hari agar rasa tetap fresh dan tumbuh semangat untuk menjual habis semua stok yang tersedia. Untuk pesanan dalam jumlah besar seperti untuk seminar yang pernah memesan hingga 200 botol, Ria mengerahkan bantuan dari anaknya dan para ibu tetangga untuk membantu memotong-motong buah. Di malam hari, ia tinggal meracik air jeruk dan mencampur semua bahan. Kulkas dan freezer sudah berhasil Ria dapatkan dari hasil penjualan Momca ini.
Untuk bahan baku, Ria mudah mendapatkannya di pasar induk sepulang kerja. Nenas, pepaya, dan melon, gampang didapat karena sepanjang musim ada. Bengkoang tidak jadi pilihan karena cukup keras untuk para orang tua.
Jenis buah bisa ditambah sesuai permintaan. Ada yang pesan dengan tambahan buah kiwi, stroberi, klengkeng, atau leci. Dipilih buah kaleng karena tidak akan mengubah rasa. Isinya bisa ditakar hingga mempercepat proses produksi. Pernah Ria membeli buah tambahan yang segar. Ternyata mempengaruhi rasa dan isinya sering ada bagian yang tidak bisa dipakai. Pernah buahnya sudah kurang segar mencapai satu kilogram hingga rugi adanya. Jadi, dipilihlah si buah kaleng sebagai buah tambahan.
Untuk rasa manis, juga ada pilihan. Mau pakai gula pasir biasa atau gula singkong bagi yang sedang diet atau diabetes. Bila gula pasir sulit larut di air dingin, maka gula singkong gampang larut karena berbentuk cairan. Gula singkong juga bisa dipakai untuk pembuatan kue. Ria turut memasarkan gula singkong, bekerjasama dengan tetangganya yang produsen gula singkong.
Ria membuat tiga jenis kemasan. Botol besar untuk keluarga, botol kecil untuk pekerja kantoran dan masiswa, dan yang plastik pouch untuk anak-anak.
Untuk memasarkan produknya, Ria menjual Momca di garasi rumah, di koperasi kantor, toko online, dan kepada reseller. Mengikuti pelatihan dan komunitas juga bisa menambah luas area pemasaran.
Persaingan antar pedagang minuman cukup ketat. Peniru produk cukup banyak. Harga beda 2-3 ribu, pembeli pindah. Jadi Ria sangat mengandalkan para resellernya. Ia mengajarkan kepada mereka untuk menawari
pelanggan dengan senyuman. Tanya yang dibutuhkan seperti apa. Jelaskan apa saja keunggulan produk, dan jangan sampai menjatuhkan produk orang lain.
Setelah koktail buah, ternyata muncul permintaan es lilin/mambo. Kini Ria juga menitipkan es lilin ke kantin-kantin sekolah. Tiap hari ia membuat 200 batang es. Tiap kantin dititipkan 50 batang, dijual 1500 rupiah ke pemilik kantin, dan dijual kembali seharga 2000 rupiah. Tiap pagi es diantar ke kantin memakai ojek langganan.
Sebagai pembeli, kita bisa mengetahui kualitas dari produk dengan pertama melihat kemasannya. Rapi, bersih atau tidak. Seperti untuk es lilin, setelah beku, Ria menyiram kembali esnya dengan air, lalu dimasukkan ke kemasan plastik sebanyak 10 buah per plastik. Jadi tidak banyak terkontaminasi dengan tangan pembeli.
Setelah diminum, kualitas pemanis pada produk minuman akan ketahuan. Apakah bikin seret di leher, mengakibatkan batuk, atau aman-aman saja.
Pameran terbesar yang pernah Ria ikuti adalah Halal Festival di Jakarta Convention Centre. Ia bergabung dengan pelaku UMKM binaan Salimah, karena biaya stand sendirian cukup mahal bayarannya. Dengan bergabung di komunitas, wawasan mengenai kebersihan dan kehalalan suatu produk juga bertambah.
Kini Momca sudah memiliki sertifikat halal. Hanya sertifikat BPPOM yang belum dimiliki, karena persyaratannya harus memiliki dua dapur, terpisah antara dapur rumah tangga dan dapur produksi. Karena minuman termasuk kuliner yang tidak tahan lama, harus segera dikonsumsi dalam waktu 2-3 hari, maka sertifikatnya dari BPPOM. Sedangkan kerupuk atau keripik yang kering, memakai sertifikat IRT.
Karena itu, UMKM kelas bawah cukup kesulitan untuk naik kelas memasarkan produknya ke kalangan atas yang selalu meminta banyak persyaratan, seperti tersedianya sertifikat BPPOM tadi.
Promo dari mulut ke mulut dan kekuatan relasi, masih jadi andalan Ria. Harapannya agar pemerintah menyediakan tempat untuk UMKM kelas bawah untuk promosi produk.
Pesanan terbanyak yang Ria pernah dapatkan sebesar 400 botol Momca koktail. Rencana ke depan, Ria berkeinginan mengembangkan produk terkait buah seperti puding dan klapetart.
Yuk, yang ingin merasakan segarnya Momca Koktail, bisa menghubungi Ria melalui instagram momca_food_ria.
(Cerita UMKM bag.3 by Emy, Humas PW DKI Jakarta).