Jakarta (28/5) – Demi memperluas kebaikan dakwah di Jakarta, pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Salimah DKI Jakarta mengadakan audiensi ke salah satu mitra yaitu Rumah Zakat (RZ) pada Senin (27/5). Rombongan diterima oleh Nur Ainun, Representative Manager RZ DKI Jakarta. Di ruang pertemuan bernuansa oranye dan putih, telah menanti Zaelani, Area Manager untuk DKI dan Banten. Setelah beramah tamah sejenak, obrolan berlanjut ke inti maksud kedatangan Salimah.
Setelah memperkenalkan lembaga masing-masing, didapati adanya beberapa program yang saling beririsan. Untuk itu, kolaborasi yang lebih intens dan terarah terasa perlu dilakukan.
Salimah menyampaikan keinginan agar anak yatim binaan Salimah tidak hanya mendapatkan uang seratus ribu tiap bulan, tetapi juga pembinaan. Hanya saja belum didapat cara agar menarik hati mereka untuk mau datang. Bagaimana konsepnya, bagaimana bahasanya, agar terkesan kekinian. Mereka selalu bertanya, nanti dapat apa. Padahal sudah dapat uang gratis tiap bulan, tapi ternyata mereka merasa perlu mendapat sesuatu tambahan lagi bila ikut pembinaan.
Karena itu, Salimah ingin mendapat info apakah bisa berkolaborasi dengan RZ dalam hal pembinaan anak yatim. Disampaikan juga bila RZ butuh guru untuk pembinaan kaum ibu, Salimah bersedia menyediakan.
Menanggapi hal ini, RZ mengatakan kalau sistem yang dipakai pihaknya adalah anak yatim diwajibkan sekali sebulan ikut pembinaan. Bila tiga kali berturut-turut tidak datang, maka beasiswa akan dicabut.
Salimah juga tertarik dengan program Bina Tani Muda RZ. Anak-anak muda diajarkan untuk bercocok tanam. Salimah ingin mengadopsi program ini untuk majelis taklim. Berharap RZ bersedia memberikan pelatihan, misalnya menanam hidroponik. Karena ibu-ibu biasanya susah untuk pergi jauh, mungkin para pembina majelis taklim saja yang ikut pelatihan agar nanti dibagi ilmunya ke anggota.
Menanggapi hal ini, RZ menambahkan kalau program ini bisa juga untuk Sekolah Lansia Salimah (Salsa). Di RZ sendiri, lansia binaan diberikan bibit tanaman, misalnya cabai. Tiap bulan saat pertemuan, tanamannya dibawa, diperlihatkan sudah sampai mana cabainya tumbuh. Lansia senang karena punya aktifitas mengisi waktu luang.
Hal lain yang disampaikan Salimah adalah adanya kawasan di Pejaten, Jakarta Selatan, dimana penduduknya mayoritas memiliki usaha makanan khas Betawi, seperti dodol, kembang goyang, dan yang lainnya. Diharapkan Salimah dan RZ bisa bekerjasama membina mereka.
RZ mengatakan kalau memang tiap area manajer diharuskan mengangkat kekuatan lokalnya. RZ sering memerlukan souvenir untuk diberikan ke para donatur besar. Ini juga untuk memperlihatkan kepada donatur, bahwa dana yang mereka berikan, ada juga yang kembali kepada mereka, dalam bentuk souvenir/oleh-oleh.
Banyak lagi hal lain yang dibahas. Sungguh suatu pertemuan yang penuh makna. Memberi semangat karena munculnya ide-ide baru dan rasa syukur memiliki rekan yang siap saling mendukung.
(ED, Humas PW DKI)