Halal Bihalal Salimah Bojonggede: Silaturahmi Itu Tak Kenal Waktu

by -412 Views

Bogor (27/5) – Pimpinan Cabang Persaudaraan Muslimah (PC Salimah) Bojonggede, Kabupaten Bogor, menggelar halal bihalal pada Ahad (26/5/2024). Acara dengan tema “Perkuat Silaturahmi untuk Mempererat Ukhuwah Penuh Berkah” dilaksanakan di Masjid Besar At-Taqwa Desa Bojong Baru, Kecamatan Bojonggede.

Sekitar 300 orang dari berbagai elemen masyarakat di Bojonggede turut hadir, seperti ibu-ibu dari majelis taklim, para ustazah dan tokoh masyarakat, Ketua BKMT, anggota Salimah, serta warga sekitar.

Ketua PC Salimah Bojonggede, Yati Kusumawati, mengatakan bahwa acara ini selain menjadi ajang silaturahmi, juga menguatkan kembali ukhuwah di antara muslim.

“Hari ini kita berkumpul untuk bersilaturahmi dan kembali menguatkan ukhuwah. Karena pada dasarnya kita manusia sering berinteraksi, dan mungkin saja dalam interaksi tersebut menggores luka,” kata Yati.

Dalam kesempatan tersebut, Yati juga mengumumkan jika PC Salimah Bojonggede pada Idul Adha tahun ini menyelenggarakan kurban.

“Insya Allah Idul Adha tahun ini kami juga akan menyelenggarakan kurban. Bagi yang berminat berkurban bersama Salimah, bisa membayar 3,3 juta rupiah sudah bersih,” ungkapnya. “Alhamdulillah hingga kini sudah terkumpul dua sapi, dan ini mau sapi ketiga,” tambahnya lagi.

Sementara itu, Ketua PD Salimah Kabupaten Bogor, Nur Laela Turohmah, yang turut hadir dalam acara tersebut berpesan untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan khususnya sesama muslim.

“Penting ya bu menjaga persatuan dan kesatuan, apalagi kita sesama muslim. Bagaimanapun dosa adalah suatu keniscayaan, dan berkumpulnya kita disini untuk bermaafan adalah solusi terbaik,” terang Nur Laela.

Pemateri acara yaitu Prof. Abdul Wahid yang juga dikenal sebagai seorang tokoh masyarakat dan aktivis dakwah.

Dalam ceramahnya, Ustaz menjelaskan jika ada tiga perintah utama yang Allah turunkan kepada Nabi pada awal syiar Islam di Mekah sebelum perintah salat, puasa, dan zakat.

“Ada tiga perintah yang Allah turunkan kepada Nabi waktu itu, yaitu perintah menyembah Allah, menghancurkan berhala, dan bersilaturahmi,” terangnya.

“Makna silaturahmi atau silaturahim itu pun sebetulnya lebih kepada hubungan satu rahim (saudara kandung). Jadi, untuk yang tidak ada hubungan sedarah lebih tepatnya adalah ziaroh (saling berkunjung),” tambah ustaz.

Namun, kabar baiknya adalah Allah tidak melihat harus ada hubungan darah dulu baru boleh silaturahmi. Tetapi pahala terbesarnya adalah ketika seseorang memutuskan hubungan dengan saudaranya yang lain, kemudian ia menyambung kembali tali silaturahmi tersebut. [AM/Salimah]