Samarinda, Juni 2023. Hasyim, 4 tahun, minta dikhitan. Saat itu musim libur sekolah. Salimah bekerjasama dengan Rumah Zakat mengadakan khitanan massal untuk anak-anak yatim dan duafa. Dan Hasyim jadi peserta cadangan. Koq cadangan? Karena ibunya masih ragu untuk mengkhitannya, padahal Hasyim sudah semangat sekali.
Dari pagi ia sudah rapi dengan gamis dan wajah ceria. Hasyim siap dikhitan. Ia pun sudah mengabarkan pada ‘dunia’ bahwa ia mau dikhitan. Pasalnya setiap teman yang ditemuinya, ia selalu cerita mau dikhitan.
Hari beranjak siang, tak ada anak yang mengundurkan diri. Dan Hasyim pulang tanpa dikhitan.
“Di majelis ada khitan massal juga, dikhitan di sana aja, ya,” tawar bapaknya.
“Ndak mau. Mau sama ibu Salimah aja,” pinta Hasyim.
Beberapa kali ditawari khitan diberbagai tempat, Hasyim tetap menolak. “Mau khitan sama ibu Salimah saja,” teguhnya
Sabtu, 29 Juni 2024
Setelah setahun berlalu. Musim libur sekolah kembali tiba. Salimah berkerjasama dengan Rumah Zakat, Rumah Quran Ridho Ilahi, dan Hotel Diamond mengadakan khitanan massal. Kali ini khitanannya di sebuah hotel yang terletak di jalan Lambung Mangkurat Samarinda, Hotel Diamond. Suasana baru, semangat baru.
Dan Hasyim jadi peserta pertama yang daftar khitan. Ia senang sekali.
“Beneran mau dikhitan? Sudah siap?” tanya Haziah, pengelola Rumah Quran Ridho Ilahi, tempat Hasyim belajar mengaji. Haziah juga salah seorang pengurus Salimah Samarinda, di Departemen Humas.
“Siap lah bu!” serunya lantang.
Maka Hasyim hari ini menjadi satu dari 58 peserta khitanan massal. Ia salah satu peserta usia termuda.
Hasyim membuktikan dirinya sudah benar-benar siap dengan anteng dan gembiranya menjalani proses khitan, tanpa ada air mata setitik pun.
(Humas Salimah Samarinda)