Jakarta (8/7/24) – Sudah sunnatullah bahwa manusia tercipta sebagai makhluk sosial, perlu saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Agar interaksi bisa lancar dan mudah dipahami, maka perlu kiat-kiat bagaimana menyamakan visi, membaca pikiran dan bahasa tubuh.
Dalam berinteraksi perlu pula dibekali dengan ilmu tentang cara merespons setiap kejadian, bagaimana supaya ia merasa diperhatikan ketika berada di titik terendahnya.
Selain itu juga perlu ilmu bagaimana menjadi pendengar yang baik, bukan hanya mendominasi pembicaraan.
Karena itu, Salimah merasa perlu meningkatkan pemahaman pengurus dalam hal manajemen diri. Pelatihan yang disebut Neuro Linguistik Programming (NLP) diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting (Pra) Salimah Tegal Parang pada 29 Juni dan 6 Juli 2024, diikuti oleh pengurus tingkat wilayah hingga ranting di rumah salah seorang pengurus di Jakarta Selatan.
Adalah Dini Aksarni, seorang pakar NLP, mengupas bagaimana sisi kehidupan manusia sebagai mahluk sosial, hubungan antar sesama manusia atau hablumminannaas tanpa melupakan ajaran-ajaran dari Rasulullah sebagai teladan.
“NLP bisa didefinisikan sebagai studi praktis antara pikiran, perasaan (intuisi) yang dinamikanya tampak di sistem neurologi kita, yang bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem bahasa kita (linguistik),” jelas Dini. “Dan hubungan antara keduanya adalah untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat.”
NLP merupakan pendekatan komunikasi, pengembangan diri, dan psikoterapi yang diciptakan oleh Richard Bandler dan Jhon Grinder. Mereka mengklaim bahwa ada hubungan antara Neuro dan Linguistik dan pola perilaku yang di pelajari melalui programming (pengalaman) yang bisa diubah untuk mencapai goals atau tujuan tertentu dalam hidup.
Dalam kehidupan, manusia pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Training NLP ini menjawab semua yang dibutuhkan dalam berkehidupan sehari-hari. Selain pengurus, rencananya pelatihan NLP ini akan diberikan kepada masyarakat luas.
(MAY, Humas PD Jakarta Selatan)