Tidak Ada Gaya Kepemimpinan Terbaik

by -183 Views

Jakarta (22/9/2024) – Tugas pemimpin yang utama adalah menghasilkan pemimpin berikutnya. Untuk itu Ketua Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW Salimah) DKI Jakarta, Yulia Andani, merasa perlu untuk menyiapkan pengganti dirinya.

Hal tersebut disambut baik oleh Departemen Pengembangan Daerah (Bangda) dan SDM dengan menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Pengurus Salimah (PKPS) III, pada Sabtu(21/9), di Sekolah SMPIT Insan Mandiri, Jagakarsa.

Kegiatan diikuti 48 peserta yang terdiri dari para pengurus tingkat wilayah dan daerah se-Jakarta dengan mengundang tim dari Departemen Pengembangan Wilayah (Bangwil) dan SDM Pimpinan Pusat (PP) Salimah.

“Kegiatan ini bertujuan untuk neningkatkan kapasitas pengurus agar bisa menjalankan roda organisasi lebih baik lagi. Agar kita bisa berkontrubusi lebih banyak untuk Jakarta. Jangan lupa, minta selalu tambahan kekuatan dari Allaah agar bisa mengemban amanah,” ujar Yulia dalam kata sambutannya.

Sementara itu, Ketua Bangwil PP Salimah, Unggul Hidayati, menyampaikan materi tentang Kepemimpinan Situasional. Unggul mengatakan bahwa Rasullullah juga menerapkan sistem kepemimpinan yang bervariasi, tergantung situasi yang dihadapi.

“Tidak ada gaya kepemimpinan terbaik. Gaya memimpin yang benar itu disesuaikan dengan kondisi anggota tim,” ujar Unggul.

Lebih lanjut Unggul menguraikan tentang berbagai perilaku anggota tim dan bagaimana sebaiknya seorang pemimpin menghadapinya.

Seorang peserta bertanya, bagaimana bila pemimpinnya yang bermasalah, apa yang harus dilakukan? Unggul menjawab, seandainya ketua departemen yang bermasalah, tim bisa mengkonsultasikannya dengan ketua PW. Bisa juga memberitahu langsung atau memberi masukan bagi si ketua.

Setelah ice breacking dan coffee break, sesi berikutnya diisi oleh Ainun Mardiyah. Ainun memaparkan tentang Teknik Mengambil Keputusan. Ia merinci topik ini dengan proses pengambilan keputusan, penghalang proses pengambilan keputusan, dan cara mengambil keputusan.

“Seperti seorang dokter yang harus mengindentifikasi penyakit pasien, maka seorang pemimpin harus tahu betul apa akar masalah yang sedang dihadapi,” ungkap Ainun.

Ada tiga cara dalam mengambil keputusan, yaitu analisis akar masalah, dimana setiap jawaban dari mengapa yang kita ajukan, disambung lagi dengan mengapa berikutnya, hingga mendapat jawaban yang betul-betul akurat.

Cara kedua adalah dengan menetapkan kriteria dan bobot penilaian. Sebagai contoh, langkah ini dapat diterapkan dalam menentukan Pimpinan Daerah (PD) Teladan, misalnya.

Dan terakhir, adalah dengan menggunakan metode enam topi berpikir, yaitu mencoba melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda.

Sesi edukasi ini diakhiri dengan pembagian peserta menjadi tiga kelompok dan diberikan studi kasus berbeda. Setiap kelompok harus memecahkan masalah yang diberikan sesuai arahan materi yang sudah disampaikan.

Acara juga dimeriahkan dengan pembagian bingkisan berupa paket Al Qur’an kepada semua departemen dakwah PD, hadiah kepada tiga PD pembawa peserta terbanyak, hadiah untuk Humas PD teraktif, dan hadiah untuk peserta yang bertanya.

Acara yang disponsori oleh para donatur, Rumah Zakat, dan Akademi Trainer ini ditutup dengan foto bersama dan pembagian hadiah doorprise voucher Akademi Trainer.

[Emy-Humas PW Jakarta]