Sampit (6/10/2024) – Kehidupan anak bermula mulai dari pertumbuhan di dalam rahim seorang ibu. Asupan gizi yang dikonsumsi ibu menjadi suplai kebutuhan bagi si bayi selama tumbuh kembangnya. Dan setelah lahir, maka dimulailah masa kehidupan kedua.
Dilansir dari Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 8(4) -2024, ditemukan data terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ada sekitar 18% anak (bawah lima tahun) balita di Indonesia mengalami gangguan perkembangan motorik halus dan kasar.
Peduli perihal ini, Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah Kotawaringin Timur (PD Salimah Kotim) kembali menggelar Forum Silaturahmi Majelis Taklim (Forsil MT). Menghadirkan Hilda Septiani Putri, Str.OT, seorang Terapis Okupasional pada Minggu (6/10/2024) di sekretariat Salimah Kotim, Jl. Cut Mutia No. 07B, Baamang.
Hilda, yang telah bergelut sebagai terapis anak berkebutuhan khusus ini memaparkan bahwa setiap anak mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan. Fase perkembangannya yaitu: perkembangan sensorik, perkembangan motorik kasar dan halus, kognitif, bahasa dan komunikasi, perkembangan sosio-emosional serta perkembangan kemandirian.
Perkembangan motorik dan sensorik menjadi indikator penting agar area perkembangan lainnya tidak mengalami keterlambatan. Ketuntasan kedua perkembangan tersebut membantu anak lebih oke dalam aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, bermain serta belajar dan berinteraksi dengan teman sebaya.
“Jika dalam perjalanannya anak mengalami keterlambatan atau gangguan perkembangan, ada baiknya segera bawa untuk diperiksakan agar dapat diberikan penanganan yang sesuai, diantaranya bisa dikonsultasikan kepada Terapis Okupasional”, ungkap Hilda dengan penuh penekanan.
Forsil yang diselenggarakan pada pukul 09.00 WIB ini ternyata didominasi kehadirannya oleh para ibu yang masih memiliki anak di usia balita hingga pra remaja. Dan tak kalah antusiasnya juga hadir beberapa guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Semestinya stimulasi motorik kepada anak menjadi edukasi penting bagi setiap orang tua dan lingkungan yang mendukung. Semoga melalui kegiatan Forsil ini, menjadi salah satu bentuk kepedulian nyata Salimah Kotim terhadap anak, perempuan, dan keluarga, khususnya di kota Sampit.
Redaksi: Ratna M (Humas PD Salimaj Kotim)