Pemicu Bahagia

by -253 Views

Oleh: Sy Nani Rahmani

Kebahagiaan tak terbatas. Dan setiap orang punya pemicu bahagia, khas miliknya sendiri.

Pak Ujang bahagia ketika dapat uang bonus dari pak big boss, karena bisa kasih belanja lebih kepada mak Ujang. Membuncah hatinya membayangkan senyum sumringah sang istri waktu pergi shopping.

Mak Ujang bahagia waktu memasak makanan lezat untuk pak Ujang. Bermacam resep ia praktekkan, dari buku maupun internet. Bangga rasanya melihat suami memilih makan bersama di rumah dan bersantap dengan lahap.

Di lain tempat, pak Udin bahagia saat mengantar mak Udin berangkat ke kantor. Ia menikmati waktu bersama, berbagi cerita selama di perjalanan. Dia juga tahu betul istrinya bangga berjalan berdampingan dengan lelaki kesayangan. Karena itu, setiap hari sebelum menuju kantornya sendiri, pak Udin pasti menyediakan waktu mengantarkan istri tercinta ke tempatnya bekerja.

Mak Udin bahagia jika punya waktu untuk melakukan perawatan wajah. Berbagai produk skin care rekomendasi dokter ia beli. Tak masalah berapa harganya. Ia rela bekerja keras mencari uang untuk itu. Wajar banyak yang memuji kulitnya yang bersih dan awet muda. Dan mak Udin bahagia setiap melihat wajah suami yang bangga saat menggandeng dirinya yang cantik jelita.

Lain lagi dengan anak-anak mereka.

Ujang bahagia kalau diajak emak dan bapak liburan ke kota. Ia sangat bersemangat masuk ke tempat-tempat wisata kekinian dan bermain di wahana-wahana modern. Tak lupa minta difoto bapak supaya bisa upload di medsos.

Berbeda dengan Udin. Ia begitu bahagia jika sanak famili datang berlibur ke rumah. Atau sebaliknya, Udin yang diajak berkunjung ke tempat saudara. Betapa antusias bocah itu ketika bermain petak umpet, ludo, atau sekedar tebak-tebakan bersama para sepupu. Apalagi waktu rebutan makanan. Seru sekali. Kadang mereka berpindah tempat berkumpul, tapi orangnya itu lagi-itu lagi, mainan pun itu-itu juga. Mereka tak peduli. Yang penting ngumpul seru.

Dan tahukah Anda …

Pemicu kebahagiaan seseorang bisa jadi merupakan sumber kesengsaraan bagi orang lain?

Mengambil satu contoh sederhana saja. Teman saya bercerita bahwa anaknya sama sekali tidak menikmati momen kumpul bersama keluarga. Ketika di rumah, ia memilih menyendiri di kamar. Kalau diajak jalan-jalan bersama keluarga besar, wajahnya cemberut. Meskipun begitu, ia adalah teman yang disukai di sekolah.

Kontras, ya?

Bagaimana dengan Anda?

Yuk temukan trigger bahagia kita sendiri. Jangan paksakan standard orang untuk kita gunakan. Nikmati kebahagiaan khas milikmu sendiri. Because you are unique.