Oleh: Fidiyarini Partiwi, M. Si
Kadepdiklat PP Salimah
Setiap tanggal 21 April, kita terngiang akan kalimat “habis gelap, terbitlah terang”.
Kata-kata bijak dari R.A. Kartini yang kemudian menjadi judul kumpulan suratnya ini bukan sekadar slogan, tapi spirit perjuangan perempuan Indonesia yang tak lekang oleh zaman.
Di era modern, perempuan bukan hanya pelengkap, tapi penentu arah. Termasuk dalam hal membangun keluarga, tempat peradaban bangsa bermula.
Sayangnya, data dari Kementerian Sosial menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia terus meningkat. Di antara penyebab utamanya adalah kurangnya kesiapan mental, emosional, dan spiritual sebelum menikah. Banyak yang siap resepsi, tapi belum tentu siap menjalani realita rumah tangga.
Menyadari pentingnya peran ini, Persaudaraan Muslimah (Salimah) melalui Departemen Pendidikan dan Pelatihan, menghadirkan program Sekolah Pranikah Salimah Indonesia (Serasi) sebagai solusi preventif dan edukatif untuk membangun keluarga berkualitas.
Program Serasi ini sudah dilaksanakan di lebih dari 15 provinsi se-Indonesia. Dengan fasilitator Serasi yang hampir mencapai 1.000 orang, dapat dilihat betapa Salimah serius memperhatikan permasalahan rumah tangga dan ketahanan keluarga yang merupakan pilar penting yang terkecil dari masyarakat
Menikah Itu Serius, Tapi Dapat Disiapkan Secara Bertahap
Sekolah Pranikah Salimah bukan kelas kaku penuh teori. Justru sebaliknya, program ini dikemas santai, tapi isinya “daging semua”. Para peserta diajak ngobrol santai soal pernikahan. Mulai dari menyusun visi misi keluarga, cara komunikasi yang sehat, sampai manajemen konflik dan finansial.
Lengkap, tapi nggak bikin mumet. Dengan menghadirkan pemateri dari kalangan psikolog, ustazah, dan praktisi pernikahan, peserta bisa belajar dari pengalaman nyata dan ilmu yang aplikatif.
Pelaksanaan program Serasi sudah mulai marak di kota-kota besar di mana Salimah berada. Yang belum punya pasangan pun ikut karena sadar, persiapan jauh sebelum menikah adalah bentuk cinta pada masa depan diri sendiri dan pasangan.
Perempuan Pilar Keluarga dan Masa Depan Bangsa
“Kami memohon pendidikan bagi perempuan, bukan untuk bersaing dengan laki-laki, tapi karena perempuan adalah tiang rumah tangga. Dari merekalah anak-anak pertama kali dididik. Maka, pendidikan perempuan sangat penting bagi masa depan masyarakat.” (Dikutip dari surat R.A. Kartini kepada Stella Zeehandelaar, 25 Mei 1899).
Dari kutipan diatas kita mengetahui bahwa peran penting perempuan akan berpengaruh pada masa depan. Perempuan yang kuat bukan berarti tidak pernah lelah. Tapi ia tahu ke mana akan melangkah, termasuk saat membina rumah tangga.
Sekolah Pranikah menjadi ruang yang memperkuat niat dan ilmu perempuan sebelum membangun keluarga. Karena saat perempuan cerdas secara emosi, spiritual, dan sosial, maka rumah tangga yang ia bangun akan lebih kokoh dan harmonis.
Dan dari rumah tangga itulah ahir anak-anak hebat, generasi penerus yang bisa membawa Indonesia ke masa depan yang gemilang.
Dari Rumah yang Bahagia, Lahirlah Indonesia yang Berjaya
Salimah percaya bahwa investasi terbaik untuk masa depan bangsa adalah membangun keluarga yang berkualitas. Maka program Sekolah Pranikah ini bukan cuma untuk urusan pribadi, tapi bagian dari gerakan besar, yakni membentuk masyarakat madani dari fondasi terkecil, yaitu keluarga.
Yuk persiapkan pernikahan dengan ilmu bukan sekedar rasa sehingga slogan Marry is Scarry akan memudar. Generasi muda akan melihat dengan jernih tentang pernikahan yang berkualitas.
Demikianlah, setiap perempuan berhak punya pernikahan yang sehat, tumbuh, dan penuh berkah.
Saat kita berdaya, keluarga bahagia. Saat keluarga bahagia dan kuat, Indonesia pun jaya.