Ditulis oleh: Reni Anggrayni, ST
Ketua Umum Salimah


Mewujudkan Indonesia Emas berarti menyiapkan generasi yang cakap teknologi dan luhur budi pekertinya. Mereka membangun negeri dengan penuh cinta dan kepedulian kepada bangsa dan rakyatnya.


Elemen utama yang terkait di dalam pendidikan meliputi:

  1. Lembaga pendidikan
  2. Sistem yang dirancang
  3. Kurikulum yang menjadi dasar berlangsungnya proses belajar-mengajar
  4. Pendidik
  5. Peserta didik
  6. Orang tua peserta didik

Lembaga pendidikan formal berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan. Sebaran sekolah dari tingkat dasar, menengah, hingga atas saat ini telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke pelosok negeri. Demikian pula dengan kurikulum yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran.

Namun, pertanyaannya adalah apakah sistem pembelajaran yang menerjemahkan isi kurikulum tersebut sudah diterapkan secara merata di semua wilayah hingga ke pelosok desa?

Itu baru berbicara mengenai sistem. Belum lagi soal alat bantu pembelajaran dan kualitas pendidik yang memiliki peran besar dalam keberhasilan capaian pendidikan.

Kondisi perekonomian peserta didik juga sangat beragam dan tidak merata di seluruh Indonesia, terlebih di wilayah-wilayah tertinggal.

Hal-hal di atas mengindikasikan perlunya pemerataan perangkat pendidikan dan pembenahan di berbagai sektor pendidikan di negeri ini.

Di sisi lain, terkait muatan materi pembelajaran, kita seolah berlari mengejar ketertinggalan dalam bidang teknologi semata. Hal ini bukanlah suatu kesalahan. Namun, ada satu hal penting yang tidak boleh dilupakan, bahkan tidak boleh ditinggalkan, yakni pendidikan moral dan pendidikan karakter.

Materi ini bukan sekadar bahan ajar yang dihafalkan, keluar dalam soal ujian, dan mendapatkan nilai untuk diisi ke dalam rapor.

Pendidikan moral adalah soal adab—akhlak keseharian peserta didik. Bagaimana ia bersikap kepada orang tua, keluarga, dan teman bermain di rumah. Bagaimana pula ia bersikap kepada guru, teman, hingga petugas kebersihan di sekolah.

Dan sikap itu, bukan semata-mata demi memperoleh penilaian yang baik, apalagi hanya untuk nilai rapor. Namun, pendidikan moral ini harus mampu menyatu dan mendarah daging dalam diri peserta didik—menjadi akhlak yang melekat di mana pun ia berada dan kepada siapa pun ia berinteraksi.

Hanya ada satu hal yang mampu membuat seseorang konsisten dalam bersikap: rasa diawasi, rasa tanggung jawab, dan rasa takut untuk melanggar. Hal ini tumbuh dari pribadi yang memiliki pemahaman konsep ketuhanan yang baik.

Ia berbuat baik bukan karena ingin dipuji manusia, tetapi karena ingin meraih keselamatan dunia dan akhirat. Ia tahu dan sadar akan konsekuensi dari setiap pelanggaran yang ia lakukan.

Rasa tanggung jawab dan kedisiplinan terhadap aturan agama menjadi pondasi utama kokohnya ketahanan mental dan akhlak mulia dalam diri seseorang.

Dari sisi pendidik, maraknya kasus kekerasan dan tindakan amoral yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik harus menjadi perhatian serius. Negara harus tegas memberikan hukuman yang setimpal, menciptakan efek jera bagi pelaku, dan menjadi peringatan keras bagi yang lainnya agar tidak melakukan kejahatan moral tersebut.

Peserta didik adalah aset bangsa. Rusaknya moral mereka akan berdampak langsung pada kualitas kepemimpinan bangsa di masa depan.

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,
maka sistem pendidikan yang disiapkan haruslah menyeluruh—menggabungkan kemajuan teknologi dan penguatan adab, moral, serta akhlak.

Sebaliknya, melemahkan atau mengabaikan aspek moral dalam kurikulum pendidikan sama saja dengan mewariskan negara ini kepada generasi yang rapuh. Sebab, pemimpin sejati bukan hanya mereka yang memiliki kapasitas dan kapabilitas, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.

Dengan moral yang mulia, seorang pemimpin akan membangun negerinya, mencintai bangsanya, dan peduli terhadap rakyatnya.

Explore More

Fungsi Keluarga

Penulis: Pengurus PD Salimah Hulu Sungai Tengah Ketahanan keluarga adalah hal yang penting selama masa pandemi COVID-19 ini, karena   ketahanan keluarga  mempengaruhi  kehidupan  anggota  keluarga serta  berkontribusi pada  aspek  ekonomi,

Soliditas Tim

Dra. Hj. Siti Faizah Ketua Umum PP Salimah Problematika kebangsaan yang semakin hari terasa semakin banyak menjadi stimulan dalam mengobarkan semangat kebersamaan dalam menuntaskan persoalan demi persoalan. Banyaknya persoalan menuntut

Masyarakat Antusias Sambut Salsa Pekanbaru

Pekanbaru (7/10/2024) – Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Kota Pekanbaru bekerja sama dengan Pimpinan Cabang (PC) Salimah Bukitraya telah meluncurkan Sekolah Lansia Salimah (Salsa) dengan tema Kesehatan Mental. Program