Jakarta (4/6/2025) – Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) melakukan kunjungan ke Kementerian Agama (Kemenag) RI di Jakarta pada Rabu (4/6). Kunjungan dalam rangka silaturahmi dan penjajakan terhadap peluang kerjasama ini dipimpin oleh Ketua Umum Salimah, Reni Anggrayni, dan disambut oleh Direktur Penerangan Agama Islam, DR Ahmad Zayadi, Kepala Sub Direktorat Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Ali Sibromalisi, dan staf, Munjaedi.
Reni memaparkan bahwa keberadaan strukrur Salimah di 37 provinsi, 406 kabupaten, 2.230 kecamatan, 1.231 kelurahan, dan 1 perwakilan di Taiwan, telah menebar manfaat untuk peningkatan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia. Manfaat itu diberikan melalui program dakwah, pendidikan, ekonomi, dan sosial.
“Kami punya program pembinaan anak yatim dan duafa. Mereka diberi bantuan berupa tabungan yang dikelola Salimah hingga mereka tamat SMA. Tabungan ini digunakan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Masing-masing mendapat puluhan juta,” tutur Reni.
1.048 Baitul Qur’an Salimah (BQS) yang membimbing 20.869 santri dikelola oleh Departemen Dakwah Salimah. Begitu juga 1.981 Majelis Taklim yang beranggotakan 61.555 orang.
“Kami punya 62 Sekolah Pra Nikah (Serasi) dengan 4.191 siswa yang dikelola oleh Departemen Diklat. Beberapa daerah sudah melakukan kerjasama dengan KUA. Di pusat sendiri, kami ingin bersinergi dengan Binmas untuk membimbing calon pengantin ini,” ujarnya.
Sementara itu, Sekolah Lansia Salimah (Salsa) kini berjumlah 157 dengan 5.582 siswa lansia.
“Di Departemen Ekonomi, Salimah memiliki 9.350 Koperasi primer Kossuma dan 1 Induk Kossuma, membina 13.516 UMKM, menjalankan 644 Outlet, mendirikan halal center dan lembaga wakaf, serta menjadi produsen Salimah food,” imbuh Reni.
Beberapa UMKM binaan Salimah lulus kurasi dan diikutsertakan dalam eksibisi Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Direktur Penerangan Agama Islam, DR Ahmad Zayadi, memberi apresiasi tinggi pada pencapaian Salimah di usia yang masih muda. Ia menyebut, karena sudah berbadan hukum, Salimah punya hak melakukan tindakan hukum. Di antaranya, bisa bekerjasama dengan Kemenag.
“Misalnya, bimbingan pernikahan yang menjadi syarat bagi calon pengantin untuk melakukan pernikahan. Jika sudah punya sertifikat melalui ormas keagamaan, mereka tidak perlu ikut di Kemenag lagi,” jelas Zayadi.
Kemenag juga memiliki pokja Majelis Taklim (MT). Pokja ini menjadi ruang pertemuan bagi MT yang berafiliasi di berbagai ormas untuk saling belajar dan saling tukar informasi.
Setiap tahun ada pengiriman da’i untuk daerah 3T dari Kemenag. Karena sudah memiliki da’i di sana, maka Salimah bisa masuk ke dalam tim monitoring.
Selanjutnya, Kemenag juga membuka peluang untuk pengajuan proposal pendanaan bagi program-program yang sesuai dengan ranah Kemenag.
“Tugas kami ada tiga. Pertama, rekognisi: memberi pengakuan dan apresiasi kepada ormas. Kedua, afirmasi: apa yang perlu diperbuat untuk memenuhi kebutuhan ormas. Ketiga, fasilitasi: ada bantuan operasional untuk ormas yang berbadan hukum dan memiliki aktivitas yang inline dengan program pemerintah,” pungkasnya.
Tidak hanya di pusat, Salimah di semua level bisa berkoordinasi dengan kanwil-kanwil Kemenag untuk melakukan kolaborasi.
Selain Ketua Umum, delegasi PP Salimah yang hadir pada kunjungan ini adalah Ketua 1 (Unggul Hidayati), Ketua Dept Jaringan Lembaga (Diana Widyasari), staf Sekretariat (Maidawati) staf Dept Dakwah (Indri), dan staf Dept Humas (Nani).