Berawal dari suatu diskusi sekitar tahun 1995, sekelompok sahabat dengan latar belakang aktivis organisasi kemahasiswaan −Nursanita Nasution yang aktif di Kohati (Korps HMI-Wati), Wirianingsih, Yoyoh Yusroh (almarhumah) di Pelajar Islam Indonesia (PII-Wati), dan Ustadzah Aan Rohana di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)− ingin melakukan perubahan bagi kaum Muslimah. Teman seperjalanan dalam da’wah ini sepakat bahwa kala itu kader Muslimah dalam dunia
Berjejaring dengan berbagai tokoh, ormas, lembaga dan pemerintah, hakekatnya menjalankan Sunnah Rasulullah Saw untuk melakukan silaturrahim, sebagaimana Hadits yang sudah dikenal, “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diperbanyak rizkinya, hendaklah ia bersilaturahim.” Dari kegiatan melakukan proses berjejaring dan bersilaturahim , Salimah mendapatkan kepercayaan dan kesepakatan kerjasama. Bagi sebuah organisasi, berjejaring dengan berbagai pihak adalah sebuah keniscayaan. Salimah sebagai ormas perempuan
