Berniat Dirikan Koperasi, Salimah Jakarta Audiensi ke DPR RI

Jakarta (22/5/2025) – “Ketika akan membentuk koperasi, harus ada bayangan, koperasi tersebut akan besar di tahun ke berapa,” ujar Nevi Zuairina, anggota Komisi Xll DPR RI kepada rombongan Pimpinan Wilayah (PW) Salimah Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang datang beraudiensi terkait rencana mendirikan koperasi di Jakarta Selatan.

Salimah diterima di ruang rapat Inbang, gedung Nusantara I, komplek parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/05). Sebuah ruangan bernuansa putih dengan ornamen keemasan, disertai sebuah meja rapat besar di bagian tengah.

Nevi sangat setuju dengan ungkapan yang disampaikan ketua PW Salimah DKJ, dr. Yulia Andani Murti, mengenai besarnya potensi perempuan bila dapat dihimpun dalam sebuah wadah dan diberi arahan.

“Kami di Salimah sudah punya koperasi sejak 2006. Para anggota yang merupakan UMKM binaan Salimah menyebar di berbagai daerah, bahkan ada yang pernah mendapat bantuan uang senilai seratus juta rupiah dari Bank Indonesia. Salimah juga diminta BI untuk menyiapkan UMKM sebagai penggerak produk halal,” ujar Etty Praktiknyowati, anggota Dewan Pembina Salimah Pusat, yang turut menyertai rombongan.

Membentuk sebuah koperasi memang membutuhkan modal besar, apalagi koperasi simpan pinjam. Kendala berupa banyaknya yang ingin meminjam dana dan sulitnya saat pembayaran membuat koperasi jenis ini rentan mengalami kebangkrutan. Padahal niat baik koperasi adalah untuk mengantisipasi masyarakat terjerat pinjaman online (pinjol) yang sarat dengan riba.

Menyikapi hal ini, salah satu koperasi Salimah, Kossuma, menjalankan kiat sendiri. Walau berbentuk koperasi simpan pinjam, mereka juga turut mendukung usaha para anggota dengan menjadikan koperasi sebagai tempat berbelanja dan mengembangkan usaha. Ini berhasil membuat pembayaran pinjaman berjalan lancar sehingga koperasi terhindar dari pailit. Jadi perputaran dana tidak perlu sampai keluar, cukup di dalam koperasi saja.

“Selain dari pemerintah, bantuan untuk koperasi bisa juga didapat dari BUMN. Bukan berupa dana, tapi modal kerja seperti mesin jahit bila anggota koperasi banyak yang menekuni profesi penjahit. Atau alat masak untuk anggota yang mau membuka usaha kuliner,” jelas Nevi lebih lanjut.

Koperasi-koperasi bentukan Salimah bisa menjadi bagian dari program pemerintah : Koperasi Desa Merah Putih. Pemerintahan Kota Jakarta sendiri sedang menyiapkan 267 koperasi untuk mengikuti program ini. Cari anggota potensial di tingkat kelurahan untuk bisa menjadi pengelola program yang sedang digalakkan ini.

Dengan melakukan kajian terlebih dahulu sebelum memulai setiap langkah, baik berupa data yang lengkap, sistem yang baik, dan accountable, maka Salimah akan bisa memberdayakan koperasi semaksimal mungkin hingga lebih terasa manfaatnya bagi ummat, khususnya kaum perempuan. [Emy – Humas PW Jakarta]

What do you think?

Related news