Jakarta (26/7/2025) – Seluruh pengurus Persaudaraan Muslimah (Salimah) tidak cukup hanya bekerja bersungguh-sungguh, tetapi harus dibarengi dengan keinginan memberikan yang terbaik. Inilah yang dikehendaki Allah seperti termaktub dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 105. Demikian disampaikan oleh Ketua I Pimpinan Pusat (PP) Salimah, Sinta Santi, dalam arahannya di Rakornas Salimah pada Sabtu (26/7).
“Kalimat pertama dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 105 adalah sebuah perintah, yaitu bekerja. Dengan bekerja, kita akan mengetahui eksistensi pekerjaan dan betapa mulianya orang yang bekerja. Bukan hanya sekedar bekerja, tetapi Allah akan melihat sejauh mana pekerjaan kita pada saat menjalankan program. Sebab, pada hakikatnya, indikasi setiap pekerjaan kita bukan hanya pada kesungguhan, tetapi ingin memberikan yang terbaik,” jelas Sinta.
Menurut Sinta, bagi pengurus Salimah, ayat ini memberikan gambaran perlunya mengejawantahkan setiap kegiatan atau program hingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.
“Bukan semata untuk menghadirkan manfaat bagi manusia, tetapi agar Allah mencintai hasil pekerjaan yang kita lakukan. Lakukanlah amal sehingga ia menjadi gaung yang dirindukan oleh Allah SWT, dicintai oleh Rasulullah SAW dan dilihat oleh orang-orang beriman,” terangnya.
Agar pekerjaan yang dilakukan memberi hasil yang optimal, Sinta memberikan delapan tips.
“Pertama, tentukan tujuan dan sasaran yang jelas. Program yang dijalankan sesuai dengan visi dan misi, yakni meningkatkan kualitas perempuan, anak, dan keluarga dengan tetap berpegang pada asas Islam,” ucapnya.
Kedua, lakukan analisis kebutuhan dan kekurangan. Pada faktanya, kebutuhan di suatu wilayah bisa jadi tidak sama dengan kebutuhan di wilayah lainnya. Karena itu tidak harus melaksanakan program yang sama jika kebutuhannya berbeda.
“Ketiga, pengembangan SDM. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita membutuhkan SDM yang bisa melanjutkan estafet dari pimpinan sebelumnya. Dengan SDM berkualitas dan mumpuni, Salimah akan berkembang menjadi promotor yang unggul dan dibanggakan. Bukan hanya di kalangan internal, tetapi dirasakan juga oleh pihak luar,” lanjut Sinta.
Keempat, meningkatkan proses dan sistem. Kelima, komunikasi dan kolaborasi yang merupakan faktor sangat penting agar Salimah makin berkembang dan bertambah baik.
“Keenam, evaluasi untuk menemukan mana yang perlu dikuatkan dan ditingkatkan, mana yang bisa disebut bergerak atau memerlukan pendampingan. Juga untuk melihat program yang paling disukai dan diterima di suatu daerah sehingga program-program tersebut bisa dijalankan secara optimal,” imbuhnya.
Ketujuh, inovasi dan kreativitas. Salimah berharap masing-masing wilayah, daerah, cabang, dan ranting mampu memunculkan kreativitas khasnya masing-masing. Sejauh ini sudah banyak daerah yang bekerjasama dengan lembaga pemerintahan atau organisasi setempat. Ini memunculkan berbagai kreativitas dan inovasi program di daerah tersebut.
Terakhir, menjadi pintu rekrutmen. Pengurus Salimah tidak hanya sekedar menjalankan program. Namun, melalui program tersebut akan menambah kuantitas dan kualitas anggota.
“Untuk itu, langkah-langkah implementasi yang dapat diambil adalah dengan menjalankan rapat untuk menuntaskan kegiatan dan rencana, membuat rencana aksi, alokasi SDM, serta monitoring dan evaluasi,” pungkasnya.
Rakornas Salimah kali ini berlangsung selama dua hari pada Sabtu hingga Ahad (26-27/7). Dilaksanakan secara daring, acara dihadiri oleh 380 pengurus Pimpinan Pusat (PP), Pimpinan Wilayah (PW), dan Perwakilan Salimah Luar Negeri (PSLN).