Bersinar dengan Al-Qur’an: Tasyakuran dan Syahadah Penuh Makna di Yayasan Cahaya Quran Salimah

Gorontalo (28/6/2025) – Aula Graha Mufidah Kota Gorontalo disemarakkan dengan berbagai penampilan memukau dalam acara Tasyakuran dan Syahadah untuk para Santri Yayasan Cahaya Quran Salimah yang mengusung tema “Bersinar dengan Al-Qur’an, Menjadi Generasi Rabbani Sejak Dini.” Kegiatan dibuka pukul 08.00 WITA dan berlangsung khidmat hingga penutupan doa bersama pada pukul 11.00 WITA, Sabtu (28/6).

Acara dibuka dengan tasmi’ Al-Qur’an oleh santri kelas 1 ATH, yakni Fayra Kanilah, Abidzar Zm Dzukkaidah Bau dan Khumairah Azmi Gassim. Lalu disusul kultum inspiratif oleh Alzio Zavier Rafisqy Payu.

Momen istimewa turut diwarnai dengan syahril Qur’an oleh para santri TPQ, mengangkat tema “Al-Qur’an bukan sekadar bacaan”, menampilkan Khalifah Uqail Iqwaluddin Ismail dan Dzakwan Giyas Lakoro.

Kemeriahan berlanjut dengan pembacaan puisi, pemutaran video perjalanan santri selama berproses di RUTABA Salimah, serta penampilan nasyid Palestina dan musikal buah-buahan dalam Al-Qur’an.

Suasana mengharu biru pun menyelimuti ketika para santri membawakan bunga kepada orang tua mereka sebagai simbol cinta dan terima kasih.

Dalam sesi kesan dan pesan, santri menyampaikan harapan dan ucapan terima kasih, seperti “Aku senang baca iqra di sekolah” dan “Terima kasih sudah kasih Zio sekolah di sini.” Kesan orang tua disampaikan oleh Bunda Arifah Qurrota Ayuni, yang penuh haru dan bangga.

Sambutan hangat diberikan oleh Wakil Gubernur Gorontalo, Ida Syahidah Rusli Habibie, yang mengapresiasi peran Yayasan Cahaya Quran Salimah dalam membentuk karakter anak sejak dini melalui pendidikan Qurani.

“Anak-anak butuh pengawasan dan pendidikan berbasis iman di tengah tantangan zaman, termasuk maraknya kekerasan terhadap anak,” ujar Bunda PAUD Provinsi Gorontalo ini bersemangat.

Ketua Yayasan, Novianita Ahmad, melaporkan bahwa capaian tahun ini meliputi penyelesaian program tahsin untuk PAUD dan capaian hafalan terbanyak SD mencapai 5 juz.

Puncak acara diisi dengan tausiah dari Dr. Mustaqimah tentang pentingnya menumbuhkan cinta Al-Qur’an sejak usia emas. Ia mengingatkan bahwa Al-Qur’an bukan hanya hafalan lisan, tapi harus hidup dalam jiwa. Strategi praktis seperti memutar murotal, menempel ayat di dinding, hingga menjadikan waktu Qur’an sebagai momen keluarga, disampaikan dengan hangat.

Acara ditutup dengan doa bersama seluruh komponen yayasan, sebagai ikhtiar lahir batin agar generasi Qur’ani terus tumbuh dan bersinar menjadi penjaga akhlak diri dan umat.

What do you think?

Related news