Dalam penyampaiannya, Novianita mengingatkan bahwa Salimah bukan lagi organisasi kecil, melainkan telah diakui secara nasional. “Alhamdulillah, Salimah sudah diakui di tingkat nasional. Setelah dua tahun, Salimah juga resmi diakui oleh KOWANI (Kongres Wanita Indonesia). Di tingkat provinsi, kita diterima oleh BKOW, dan di tingkat kabupaten/kota telah diakui oleh GOW,” ujarnya. Pengakuan ini, kata beliau, semakin meneguhkan peran Salimah dalam pemberdayaan perempuan, keluarga, dan masyarakat.
Lebih lanjut, Novianita menekankan pentingnya memperkuat tiga nilai utama dalam menjalankan amanah organisasi:
1. Sincerity (Ketulusan)
Ia mengajak pengurus untuk bekerja dengan niat yang lurus hanya karena Allah. “Kita tidak butuh saksi lain selain Allah. Kalau saya bergabung karena Allah, maka kita tidak akan berhenti karena manusia,” ungkapnya. Ketulusan akan melahirkan totalitas dalam bekerja dan tetap kokoh meski menghadapi tantangan.
2. Humbleness (Kerendahan Hati)
Menurutnya, kerendahan hati adalah sikap yang harus terus dijaga. “Kita tidak ada apa-apanya jika Allah tidak bantu. Allah yang akan meninggikan orang yang rendah hati,” tuturnya. Ia juga menegaskan bahwa perubahan hanya akan terjadi jika diizinkan oleh Allah. “Kita tidak bisa mengubah orang lain tanpa izin-Nya.”
3. Loving Kindness (Kebaikan dan Kepedulian)
Novianita mengingatkan pentingnya meredam ego, menumbuhkan empati, dan membangun kepedulian antarsesama pengurus. Sikap saling memahami dan mendukung, menurutnya, menjadi kunci menjaga keharmonisan dalam gerak organisasi.
Taujih yang disampaikan Ketua DPSW tersebut memberikan energi baru bagi pengurus PW Salimah Gorontalo untuk menjalankan tugas dengan semangat, penuh keikhlasan, dan menjunjung nilai-nilai luhur organisasi.
Kegiatan pelantikan dan rapat kerja ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen dan arah kerja Salimah Gorontalo periode 2025–2030 dalam membawa manfaat yang lebih luas bagi perempuan, keluarga, dan masyarakat Gorontalo. [SAH]