Dialog yang mengangkat tema “Menjaga Harmoni dan Meningkatkan Wawasan Kebangsaan” bertujuan agar ormas dan organisasi kepemudaan Islam memahami hakekat menjaga harmonisasi keumatan.
Wakil Menteri Agama, H.R. Muhammad Syafi’i, dalam sambutannya mengingatkan peserta untuk memahami empat pilar kebangsaan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika hingga menumbuhkan kecintaan kepada negara Indonesia.
Ia juga mengatakan bahwa sila pertama Pancasila merupakan hasil rumusan ulama Islam Indonesia. Karena itu, umat Islam yg anti Pancasila adalah orang yang melupakan sejarah. Sejalan dengan itu, Indonesia menolak segala bentuk kerjasama apapun yang akan merugikan umat Islam.
“Meski tanpa instruksi toleransi dan moderasi, dengan pemahaman umat terhadap agama yang sesungguhnya, maka akan mencapai harmoni,” kata Syafi’i.
Kegiatan diisi dengan talkshow yang dipimpin oleh Gus Romzi Ahmad sebagai moderator.
Tiga narasumber, yaitu Prof. Gun Gun Heryanto, Islah Bahrawi, dan. KH. Farid FS, memaparkan judul bahasan yang menarik. Ketiganya mengupas tentang Geopolitik, meneguhkan nasionalisme, stabilitas nasional dan persatuan bangsa. Bahasan lebih mengerucut pada perspektif politik terhadap kiprah ormas Islam.
Dalam talkshow disebutkan tentang perjalanan panjang sejarah Islam. Bahwa salah satu kekuatan umat ada pada ilmu pengetahuan yang mampu mengantarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang bertakwa, cerdas. dan berakhlak mulia. Dengan Ilmu pengetahuan, peradaban akan maju. Runtuhnya peradaban membuat manudia jadi terbelakang, bodoh, dan mudah dipecah belah.
Acara berakhir pada pukul 13.00 setelah mendapatkan arahan dari Mentri Agama Indonesia, Prof. Dr. K.H Nasaruddin Umar.
